"Dady!!!!!" teriak sepasang anak laki-laki dan perempuan dari sofa yang langsung berhamburan menghampiri seorang pria tampan bahkan bisa dikatakan sangat tampan dengan dada bidangnya yang terbentuk sempurna serta jambang tipis yang menghiasi area wajahnya.
Pria bertubuh tegap itu segera bertekuk lutut seraya melebarkan tangannya yang siap menyambut pelukan dari kedua malaikat kecilnya.
Beberapa detik kemudian, telletubies mode on.
"I miss you, Altezza" ucap Kenneth seraya mengecup kening anak-anaknya secara bergantian.
"Alte juga sangat rindu Daddy" sahut Alte Reynisa Meschach, gadis kecil yang berumur 7 tahun dengan lensa mata yang berwarna abu-abu asli.
"Ish, Alte berbohong Dad! Justru Alte lah yang sangat senang jika Daddy tidak ada di rumah, karena dia bisa bebas menghabiskan berbagai jenis coklat dan es krim tanpa perlu menggosok gigi" timpal Ezza Meschach, bocah laki-laki yang berumur 6 tahun dengan wajah yang cukup mirip dengan Kenneth.
"Baiklah kalau seperti itu, Daddy tidak akan pulang ke rumah lagi" ujar Kenneth yang merajuk lalu meninggalkan kedua anak kecil itu yang tampak mematung.
Tanpa memperdulikan kedua anaknya yang masih diam, Kenneth terus melangkahkan kakinya menuju anak tangga yang menghubungkan kamarnya yang berada di lantai dua.
"Ezza! Gara-gara kau, Daddy jadi seperti itu! Ah, seharusnya kau tidak mengatakan itu! Aku yakin, pasti sekarang Daddy akan meninggalkan kita lagi" ujar Alte dengan dengan nada bicara yang tinggi layaknya seorang dewasa yang sedang memarahi karyawannya.
"Aku tidak pandai berbohong Al, sungguh" balas Ezza dengan tatapan sendunya.
"Dasar anak kecil!, seharusnya kau harus banyak menonton drama agar tahu caranya berbohong dan manfaatnya" ketus Alte.
"Alte! Cara berbicaramu seperti orang dewasa saja. Padahal kita ini hanya beda satu tahun" sergah Ezza yang tampak jengah atas perkataan gadis kecil itu dihadapannya.
"Intinya aku ini lebih tua darimu!" balas Alte yang tak kalah sengit.
Disaat kedua anak kecil itu sedang asik berdebat, terdengar suara gesekan dari anak tangga sedetik kemudian perhatian mereka telah teralih keanak tangga tersebut yang memperlihatkan Kenneth sedang menyeret kedua koper dengan ukuran sedang.
Mata mereka tambah membulat sempurna ketika melihat Kenneth memakai sebuah tas ransel yang bergambarkan Frozen."Dad, itu tas Al__"
"Kita akan pindah dari sini. Cepat masuk ke dalam mobil. Daddy sudah membawa barang-barang kesukaan kalian seperti robot milik Ezza dan semua boneka milik Alte" Potong cepat Kenneth yang sudah mensejajarkan posisinya dengan kedua anak kecilnya.
"Percuma saja kita pindah, kalau nanti Daddy akan menitipkan kita ke mbak Jess lalu Daddy bisa bersenang-senang pergi ke luar negri" Sahut Ezza dengan lantangnya.
Kenneth tampak mengernyitkan alisnya mendengar tanggapan dari putra kecilnya yang sudah ia tinggalkan selama 6 bulan demi mengurusi bisnisnya di Canada.
"My little boy, Daddy disana tidak untuk bersenang-senang. Daddy sudah terikat kontrak dan Daddy juga ingin memenuhi semua kebutuhan kalian dengan fasilitas mewah agar kalian bahagia" balas Kenneth yang langsung meletakkan kedua kopernya dan mengelus puncak rambut Ezza.
"Kebahagiaan kami kini sudah menjadi milik Tuhan Dad" lirih Alte.
"Kebahagiaan kami kini sudah menjadi milik Tuhan, hemm Daddy tidak mengerti akan perkataan My Little Princes" ujar Kenneth.