(Semua yang tertulis dalam cerita ini merupakan karangan asli dari saya pribadi zeriandrifin "Zeri A. Arifin" dan yang paling penting adalah comment dari teman-teman terhadap isi cerita ini. Karena masukan teman-teman adalah suatu hal yang tak ternilai harganya. Masukan kalian akan sangat membantu sekali bagi saya untuk lebih mengembangkan kemampuan dalam menulis lagi kedepannya. Terima kasih)
*untuk gambar cover dan gambar di setiap bab dalam cerita saya ini merupakan gambar asli dari tangan saudara saya sendiri yaitu Endah Savitri (ig: endhsvtr)
Ku langkahkan kakiku satu demi satu menapaki trotoar di Jalan Ngagel Jaya Surabaya. Sudah menjadi kebiasaanku ketika malam hari seperti ini. Ku tengok jam tangan Nixon berwarna hijau army di pergelangan tangan kananku menunjukkan hari sudah pukul 8 malam. Badan sudah lelah sekali setelah seharian penuh beraktivitas. Ingin rasanya kurebahkan tubuh ini di trotoar jalan karena saking lelahnya. Tapi aku masih punya akal sehat untuk tetap terus berjalan dan mengabaikan pikiran konyol itu. Rasanya kaki sudah kulangkahkan sejauh mungkin tapi tetap saja sejak tadi masih sampai di jalan Ngagel Jaya. Apalagi rumah Budhe masih nan jauh di Kertajaya sana. Ah biarlah, jangan banyak mengeluh. Terus saja kulangkahkan kakiku walaupun dengan berbagai bayangan beban pikiran yang terngiang dalam benakku.
Entah kenapa hari ini begitu melelahkan. Bukan karena begitu banyak hal yang aku kerjakan, karena kalo soal itu sudah menjadi makananku sehari-hari. Sehingga ku sudah terbiasa dan sangat terlatih menghadapi dinamika pekerjaan yang seperti itu. Bagaimana tidak, setiap hari aku harus bangun pukul 3 pagi untuk pergi ke pasar bersama Budheku. Membeli semua keperluan dan bahan membuat nasi bungkus untuk kemudian aku jual di sekolah, dan baru bisa kembali lagi ke rumah pukul 4 pagi. Setelah itu aku harus memasak bersama Budhe demi menyiapkan sarapan dan juga menyiapkan nasi bungkus untuk aku bawa ke sekolah. Semua harus aku selesaikan sampai jam setengah 6 pagi. Bahkan, ekstrimnya aku pernah gak mandi di rumah tetapi membawa peralatan mandi dan baju ke sekolah untuk mandi di sana karena saking tidak sempatnya melakukan itu semua di rumah. Waktu pagiku harus aku optimalkan untuk menyiapkan barang dagangan dan untuk perjalanan ke sekolah. Perjalanan sekolah biasanya ku tempuh selama 30 menit dengan berjalan kaki, itupun jika jalanku cepat. Karena sekolahku yang terletak di sekitar RS Dr. Soetomo jaraknya cukup jauh, sekitar 5 KM dari rumah Budhe yang berada di Kertajaya. Terpaksa aku harus jalan kaki karena aku tak punya motor. Aku juga lebih memilih jalan kaki dibandingkan naik angkot atau ojek agar aku bisa menghemat uang untuk ditabung.
Belum lagi sekolahku menerapkan jam masuk kelasnya adalah jam 06.45. Jadi sebelum jam 06.45 aku harus bener-bener sudah sampai di sekolah. Sekolah selesai pukul 15.00 itupun aku tidak langsung pulang ke rumah melainkan aku pergi bekerja di warung masakan Chinese Food di daerah Pasar Pucangan. Aku bekerja paruh waktu disitu selepas pulang sekolah setiap harinya untuk memenuhi uang saku dan biaya sekolahku. Aku bisa mendapatkan pekerjaan itu karena untungnya aku punya sahabat yang super pengertian sekali namanya Clara. Dia baik banget sampai menawarkan aku kerja di salah satu usaha milik kenalannya. Aku sangat senang sekali dan langsung menerima tawaran itu. Jadi aku kerja di warungnya mulai pukul 4 sore sampai jam 8 malam. Baru setelah bekerja, aku kembali ke rumah untuk menyelesaikan semua PR ku yang harus dikumpulkan esok harinya. Bahkan seringkali aku ketiduran karena kelelahan setelah pulang bekerja. Yah... mau bagaimana lagi kadang kondisi fisik kurang bisa dinegosiasi lha. Begitulah kehidupanku sehari-hari. Makanya kalau soal banyak kerjaan, sudah menjadi makananku setiap harinya dan aku yakin sudah terbiasa sekali dengan hal itu tanpa harus capek-capek berkeluh kesah.
Tapi masalahnya hari ini agak sedikit beda. Rasa tubuhku begitu lelah sekali. Awalnya aku bingung karena apa. Tapi sekarang aku berpikir mungkin ini efek dari hari ini yang merupakan hari tepat 8 tahun meninggalnya Ayahanda tercintaku. Entah kenapa dari tadi pagi aku jadi lesu sekali karena hari ini mengingatkanku pada Ayahku yang tak kusangka meninggalkanku disaat ku sangat membutuhkannya dan begitu tega meninggalkanku seorang diri.
KAMU SEDANG MEMBACA
ADOPTED: Love Me, Then.
RomanceAmanda hanya seorang gadis sederhana. Gadis SMA sebatang kara, yang sejak kecil telah kehilangan orang tua. Bukannya menyerah, Amanda justru semakin kuat menghadapi dinamika hidup yang luar biasa. Dengan kesabaran dan keuletannya, seolah Tuhan membe...