Ketika sebuah temaram, mengekor menjelma seperti tabir hari baru
Maka daun gugur, mendadak menjadi saksi bisu
Terbata menyusuri jalan gelap, yang pekat sepanjang mata
Tanpa angin,
tanpa mendung,
tanpa pula petir,
apalagi hujan menggelenggarSeketika, terhempas kerinduan ketiadaan akan keberadaan
Aku terduduk,
diam,Mengalun,
mendengungkan berulang suara bisikan,
lirih membulatkanSemua yang hancur memurnikan
Semua yang retak mengisyaratkan
Semua yang sia-sia memaknakan
Semua yang melukai menguatkan
Semua yang mati menumbuhkanLalu terhenyak,
Terbangun dari kekal,
Menarik nafas tertunda,
Lalu melanjutkan jeda
Sragen, 5 Februari 2017
pukul 00:40
atau pukul 00:58
KAMU SEDANG MEMBACA
G
PoetryANTOLOGI BAIT HAMPIR MUSNAH "dataialahfanatakadayangabaditakterkecualipuisipuisiyangsempatkausimpandikomputermuwaktulalunamunjanganjanganrasakehilanganpuisipuisisebabkefanaandataituialahabadikumpulanpuisilebihdarisamadengan2017sebabsebelumnyahilangd...