Dengan langkah besar, Clastta turun kebawah untuk melihat apakah benar Harry ada disini juga?
Zaide sedang memakan makanan malamnya dibawah. Niall, Louis, Liam, Zayn dengan keluarga mereka masing-masing pun ada di bawah.
Termasuk.. Harry.
Dia terdiam sendiri di pojokkan dengan jus jeruk di tangannya. Memandangi bintang dan mulai mengingat masa-masanya bersama Clastta.
Sesekali, dia melihat anaknya yang sedang bermain dengan anak kecil lain. Dan dia tersenyum kecil.
“Untuk apa kau disini?”
***
Harry POV’s.
“Untuk apa kau disini?” suara wanita itu terdengar jelas di telingaku.
Refleks, aku menoleh ke belakang.
“Kau mau menemuiku?” ucapku saat melihat dia yang tidak menatapku sama sekali.
“Ini adalah liburan summer yang ku adakan dengan Niall. Dan aku, tidak mengundang orang yang sudah meninggal disini.” Ucap Clastta sinis yang matanya mulai berkaca.
“But, i can explain.” Aku langsung berdiri di hadapannya. Tepat di hadapannya.
“Kau tidak tau yang sebenarnya. Malam dimana semuanya hancur.” Lanjutku menyentuh tangannya.
“Don’t touch me.” Ucapnya dan langsung menarik tangannya dari sentuhanku, lagi.
Aku terdiam seribu bahasa dan menunduk menyesal.
“Mengapa kau tidak makan malam bersama Taylor dibawah menara Eiffel dan dengan alunan musik romantis? Atau mungkin, kau menyewa satu pulau bersama Taylor dan menghabiskan waktu hanya berdua di pulau itu? Oh, kau hanya ingin menyakiti Taylor. Aku lupa.” Ucapnya yang langsung nyerocos.
“No! Clastta, kau salah paham! Aku pergi, demi kebaikanmu!” ucapku membela diri.
“Aku salah paham? Salah paham bagaimana? Salah paham jika kau meninggalkan aku, Zaide, dan Ashley sendiri? Hanya sendiri tanpa mereka pernah merasakan kasih sayang dari Daddy aslinya? Harr, can i talking with your brain? Can i?”
“Clastta, aku bisa memutuskan Taylor jika kau mau. Kita bisa hidup bersama lagi. Berdua. Kau, dan aku. Sungguh.” Ucapku yang memberanikan menambah langkahku.
“Memutuskan Taylor tanpa alasan yang pasti, maksudmu? Are you crazy? Aku benar, kan. Kau hanya ingin menyakitinya! Kau bisa tidak sedikit berpikir dengan perasaan Taylor? Oh, aku lupa. Kau memang sudah merencanakan ini.” Clastta mulai menurunkan emosinya.
Dia menarik nafasnya panjang agar tidak terlihat lemah.
“Ti-tidak. Bukan begitu. Aku bisa menjelaskan semuanya ke Taylor. Aku bisa berkata kepada Taylor bahwa aku sebenarnya sudah mempunyai istri. Aku Harry Styles. Aku bisa berbicara dengannya secara baik-baik, sungguh.” Ucapku menjawab.
“Dan jika kau menjadi Taylor. Aku menjadi kau. Dan pada detik ini, aku menelfonmu untuk memutuskanmu dan berbicara yang sebenarnya bahwa aku sudah mempunyai istri dan dua anak. Dan kau pasti sakit kan?! Sakit! Kau tidak bisa memutuskan itu secara satu pihak!” ucapnya yang mulai sedikit berteriak.
“I have to go.” Lanjutnya.
“Clastta, no. I can explain, please.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Styles[Sequel To Last December]
Fiksi Penggemar[FINISHED] Disini kami dipertemukan lagi. Clastta masih dengan ocehan kedua anaknya itu, tersenyum tetapi tidak. Kesedihannya tidak terlihat. Layaknya, dia tidak kenapa-kenapa. Tetapi, semuanya berubah semenjak siang itu. Semuanya terbongkar. Dilih...