5. Program Kerja Baru

64 9 0
                                    

“Ini udah kumpul semua?” tanya bang Radit pembimbing ekstrakurikuler GJC.

Seperti biasa setiap hari Selasa pukul 4 sore semua anggota GJC kumpul. Namun hari ini beda, biasanya yang ada jadwal siaran radio, gak usah ikut kumpul sekarang harus kumpul. Kata bang Radit ada hal penting yang harus dibicarakan.

“Udah semua Bang,” jawab Zaky mewakili kami semua yang sudah tegang menunggu apa yang akan dibicarakan.

Suasana kelasku yang saat ini dipakai untuk kumpul sangat hening. Kalau bang Radit udah hadir gak ada yang berani bicara bahkan untuk sekedar berbisik-bisik. Kalau diibaratkan penyakit, Zaky galaknya masih tahap akut. Nah, kalau bang Radit galaknya udah tahap kronis. Kebayangkan punya ketua dan pembimbing yang punya penyakit ‘kegalakan’ yang hakiki?

Okay, berhubung udah kumpul semua. Gue mau bahas sesuatu yang penting.” semuanya terfokus sama bang Radit yang mau menyampaikan sesuatu.

“Jadi gini, kalian tahu kan selama liburan semester, media sosial SMA Garuda tidak aktif?” tanya bang Radit menatap kami dengan pandangan mata yang tajam seolah ingin menerkam jika ada yang tidak fokus. Kami pun langsung menjawab serentak pertanyaan bang Radit tadi.

“Jadi, mulai sekarang sampai seminggu sebelum ujian kenaikan kelas, kalian akan mendapat tugas tambahan,” ujar bang Radit.

Tugas tambahan? Sebenarnya tugas di GJC itu udah banyak, ada tugas mingguan, tugas bulanan, dan tugas dadakan. Sekarang ditambah tugas tambahan.

“Tugas tambahan kalian yaitu, membuat film pendek tentang murid-murid yang berhasil meraih prestasi. Kalian akan bekerja sama dengan partner yang sudah ditentukan. Tujuannya, nanti saat liburan semester akan di-upload, jadi medsos SMA Garuda tetep aktif walaupun libur. Ky, tulis pasangan yang udah gue tentuin tadi!” perintah bang Radit kepada Zaky dan langsung dilakukan.

Gue sebenernya agak kesel pas lihat papan tulis. Partner gue Anggun anak kelas 11 IPA 2 dia itu anaknya sibuk banget entah karena persiapan lomba ataupun les. Gue yakin pasti nanti kerja sendiri. Gue kebagian bikin film pendek tentang Revi dalam merakh prestasi. Setelah Zaky beres menulis kita diperintah untuk duduk bareng partner untuk merencanakan akan dibuat bagaimana film pendek ini.

“Bang,” ucap Roni salah satu adik kelas gue sambil mengacungkan tanda ingin bertanya. “Film pendek ini kita nyari sendiri pemerannya?”

“Gak, film pendek ini harus langsung diperanin sama orang yang bersangkutan. Gak boleh pakai peran pengganti dan harus dibuat seolah kenyataan. Ya, seperti membuat film dokumenter.” jelas bang Radit.

Lha? Gue kira nyari pemerannya sendiri. Gak masalah sih, gue yakin Revi pasti mau ikut bekerja sama dalam pembuatan film pendek ini. Setelah menjelaskan beberapa hal lain, bang Radit langsung keluar dan langsung dilanjut oleh Zaky.

“Sesuai yang udah dijelasin bang Radit tadi tugas ini harus beres maksimal sampai seminggu sebelum UKK. Kalau gak beres konsekuensinya adalah langsung angkat kaki dari GJC. Sekarang silakan kalian diskusikan rencana kalian dalam membuat film pendek ini.”

Itu seriusan konsekuensinya dikeluarin dari GJC? Pokoknya jangan sampai gue gagal. Harus berhasil. Gue mulai diskusi sama Anggun.

“Anggun, lo gak keberatan bikin film pendek tentang Revi?” tanya gue. Ya, gue tahu kalau Revi dan Anggun itu seperti sedang bersaing untuk mendapatkan ranking 1 pararel seangkatan. Apalagi Anggun sudah dua kali kalah dari Revi menjadi ranking 1 pararel.

“Hah? Kenapa gue harus keberatan? Gue bukan korban film Dilan kali yang semuanya terasa berat.” Anggun tertawa menanggapi pertanyaan gue.

“Siapa tahu lo keberatan harus buat film pendek tentang saingan lo sedangkan lo sendiri gak dibuat film pendek.”

“Nggak lah, Vin. Lagian gue nggak pernah musuhan sama Revi bahkan beberapa kali kita udah kerja sama buat lomba. Gue gak ada masalah apapun sama dia.” Sebenernya sih gue agak ragu sama jawaban Anggun, tapi ya udahlah gak apa-apa yang penting tugas ini harus beres.

“Okay, berhubung kita harus buat se-real mungkin. Pertama kita harus tau jadwal Revi. Nah, kalau udah tahu jadwal Revi kek gimana, baru deh kita buat film pendeknya sesuai jadwal Revi. Jadi seolah nyata.”

“Hal pertama yang harus filakuin ijin dulu kali, Vin. Emang lo yakin Revi mau diajak kerja sama?” tanya Anggun.

“Yakinlah, gue rasa Revi nggak bakal keberatan.” Revi anak baik pasti dia mau diajak kerja sama.

Gue diskusi bareng Anggun baiknya mau gimana. Akhirnya gue temuin konsep nya mau seperti apa dan Anggun pun setuju.


-----Journalist-----


Mungkin ada baiknya gue WhatsApp dulu Revi kali, ya? Untungnya gue ada kontak Revi. Gampanglah kalau mau ngehubungin.


Revi ‘11 IPA 1’

Hallo Rev
Revi
Rev

Iya, Vin? Ada apa?

Gini Rev, gue ada tugas dari GJC harus buat film pendek tentang lo dalam meraih prestasi. Lo gak keberatan kan kalau gue buat film pendek tentang lo?

Oh gitu ya, Vin. Ya udah nanti aku nulis sricpt nya aja. Terus aku berikan ke kamu dan langsung peranin sama orang lain.

Gak bisa Rev. Harus lo langsung yang meranin. Ini semacam membuat film dokumenter gitu Rev. Jadi harus lo langsung yang meranin.

Kalau seperti itu, maaf aku tidak bisa.

Lha? Kenapa Rev?
Rev
Revi
Revi
Revi


Revi tidak membalas lagi. Aduh, kalau Revi tetep gak mau gimana ini. Berarti gue dikeluarin dari GJC, tapi gue gak mau. Butuh perjuangan buat masuk GJC. Gimanapun caranya gue harus bisa selesain tugas ini dengan cara apapun.

----------📷----------

Journalist #ODOCTheWWGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang