Sembilan

80 26 0
                                    

Pria itu mempunyai garis wajah keras dengan rahang tegas dagu yang terbentuk runcing, kedua iris telaga Hazel itu memiliki sorot tajam nan tegas serta mahir dalam mengintimindasi dan mengamati apapun dengan tepat. Hidung roma dengan pangkal hidung yang keras dan runcing serta bibir sedikit tebal berwarna merah yang menandakan sang pemiliknya tidak merokok, rambut yang hitam lurus serta sedikit kaku itu ditata ke samping.

Jagat Harka Bumantara, Ya, itu pemilik dari bentuk kesempurnaan sosok Ksatria dan saat ini sosoknya tengah duduk tenang dengan sebuah buku yang ia nampak baca dengan teliti. Pemilik badan tegap nan gagah itu hingga tingginya pun menyempurnakan sosoknya bak titisan Dewa Yunani.

Jas nya telah ia tanggalkan begitu ia tiba di ruangan luas ini. Menyisakan hanya rompi jas berwarna abu serta kemeja senada dan dasi yang bercorak hitam garis semakin menguarkan aura kharismatik nan misterius serta wibawa nya yang memang melekat pada dirinya.

Pembawaan dirinya yang begitu tenang namun menyimpan banyak misteri yang sangat di'incar sekali untuk menjadi topik berharga kepada pemburu berita di luar sana.

Namun Jagat juga Narsa sepakat untuk membatasi interaksi dengan media dan publik. Tetapi membatasi bukan berarti tidak ramah ya!

Well, kembali kepada Jagat siang ini.

Setidaknya ia sudah nyaris setengah jam berada di Pt Martyaprada State Land tepatnya di ruangan CEO sekaligus Presdir di kantor yang sudah sangat di perhitungkan di dunia bisnis terutama bidang Pertambangan dan Perkebunan.

Waktu sudah menunjukkan pukul nyaris satu siang setidaknya sejak Jagat sampai diruangan ini. Ia tahu sang pimpinan tertinggi tengah memimpin rapat di ruangan meeting. Jessi Lilian-- Sekretaris Narsa yang memang bertugas untuk standby di depan ruangan kerja Narsa Renjana begitu melihat sosok Jagat Harka Bumantara berjalan dengan langkah tenang langsung bangkit menyambut calon suami dari Boss besarnya itu dan menyampaikan jika Narsa sedang memimpin rapat.

Jadi sambil menunggu Narsa, ia menghabiskan waktu nyaris setengah jam membaca buku laporan yang ia temukan di meja kerja Narsa tadi. Laporan dari Dokter Dera S. Psi. SP, KJ. Jagat yakin Dokter Dera baru bertemu dengan Narsa hingga menghasilkan laporan ini. Cukup setengah jam Jagat mempelajari hasil laporan ini dengan tidak menampilkan ekspresi yang dapat ditebak dari raut wajahnya.

Ia menutup kembali buku laporan kesehatan mental tersebut barulah ia tarik napas panjang dan ia hembuskan perlahan. Terdiam beberapa sesaat seperti tengah menarik kesimpulan dari apa yang ia baca tadi hingga menciptakan simpul samar dari bibirnya. Jagat kemudian bangkit dan melangkah menuju meja kerja Narsa meletakkan kembali buku tersebut di sana kemudian ia melangkah menuju dapur atau pantry khsusus yang menjadi bagian dari ruangan ini.

Ia ingin membuatkan sesuatu yang simple untuk calon istrinya yang ia pastikan belum makan siang. Menggulung kemeja panjang hingga sampai siku tangannya, Jagat memulai memasak sesuatu untuk Narsa.

"Bu, apa ada yang harus kita siapkan lebih penting lagi setelah ini untuk meeting dengan Zsulvan Group lusa ...," Narsa melambatkan langkahnya dan menoleh pada Yasa--Sekretaris laki-lakinya yang tengah ikut berjalan di sampingnya.

Tersenyum hangat, Narsa menggeleng kecil, "Persiapan rapat untuk Zsulvan Group saya sendiri yang akan menyiapkan Yas." sahut Narsa yang langsung diangguki oleh laki-laki tinggi tersebut. "Nanti kalau saya butuh bantuan kamu atau Jessi saya panggil kalian ya." tandasnya.

Rapat telah selesai dan berjalan dengan lancar kini Narsa serta Yasa tengah berjalan di koridor ruangan rapat menuju lift yang akan membawa mereka ke lantai 5 dimana ruangan Narsa berada.

"Baik Bu," sahut Yasa seraya mengangguk sopan.

"Kalian hanya perlu menyiapkan diri saja Yas, karena yang saya bawa kamu dan Binar lusa," ujar Narsa begitu mereka nyaris mencapi lift khusus petinggi kantor ini. "Ah, Ya Yas, Ibu Melsa sendiri yang mengabari saya kalau beliau yang akan mewakili Zsulvan Group untuk rapat lusa."

Nawasena Hasya NarsaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang