"Hafiza?"
"Alif?"
Mereka saling bertukar pandang, mata mereka masih bertemu. Ntah apa yang dirasakan oleh Hafiza dan Alif. Dengan tidak ada unsur kesengajaan mereka bisa bertemu di real life. Tepatnya di sekolah SMAN 2 Merah Putih. Akhirnya Allah telah mempertemukan mereka.
Awalnya mereka tak bisa mengucapkan meski dalam sepatah kata, mereka masih diam dengan percakapan terakhirnya menyebutkan nama masing-masing.
Farah pun yang mulai menyadari suasana di antara mereka mencairkan suasana tersebut. Mungkin terlihat sangat canggung diantara Hafiza dan Alif.
"Woyy!" ucap Farah mengagetkan.
Mereka pun tersadar dari lamunannya.
"Eh i-iya?" ucap Hafiza dan Alif bersamaan.
"Cieee.." balas Farah menunjuk dengan jari telunjuk sebelah kanannya.
"Hmm apaan sih Farah," ucap Hafiza malu.
"Hehe ini loh yang namanya Alif Raihan, Za"
Hafiza hanya membalas dengan tersenyum, Hafiza tidak bisa berkutik apa-apa lagi. Ntah apa yang dirasakannya, tapi jujur perasaan Hafiza tidak karuan. Di antara kaget, malu dan senang. Senang?
"Ini gue gak salah liat kan Far?" tanya Alif kepada Farah namun tatapannya masih melihat ke arah Hafiza.
"Nggak kok, ini Hafiza Mikiya. Sahabat gue dari SD sampe sekarang. Iya gak Za?" tutur Farah dengan semangat dan merangkul sahabatnya itu.
"Hmm i-iyaa.." jawab Hafiza namun enggan membalas tatapan Alif.
Hafiza baru pertama lagi merasakan ini semua, setelah terakhir Hafiza menjalin hubungan dengan seseorang. Sudah beberapa bulan malah hampir setahun. Namun luka itu masih membekas di lubuk hatinya. Setiap kali ia melihat mata orang yang disayanginya, Hafiza selalu menunduk menandakan Hafiza gugup tapi bisa dikatakan juga 'malu'.
Sosok pria itulah yang membuat Hafiza menjadi cuek dan tidak perduli dengan sosok pria lain. Banyak yang mendekatinya namun apa? Hafiza malah mengabaikannya. Jika dihitung berapa orang, mungkin lebih dari 10 orang.
Kehadiran Alif Raihan di kehidupan Hafiza membuat Hafiza lupa akan tidak perduli terhadap sosok pria. Mungkin bisa dikatakan Alif berhasil? Berhasil menaklukan dan mengembalikan sifat aslinya Hafiza terhadap pria.
"Akhirnya kita bisa ketemu ya Za?" ucap Alif dengan tersenyum tulus.
Hafiza hanya bisa mengangguk dan membalas senyum.
"Ehem, lupa ye ada nyamuk.." ucap Farah dengan pura menepukkan tangannya.
Farah apaan sih? Bikin Fiza malu.
"Astaghfirullah! Gue lupa!" ucap Farah kembali dengan sedikit nada yang mengagetkan.
"Ada apa Farah?" tanya Hafiza.
"Gue lupa mau ketemu si Siti di kelas! Gue duluan yaa bye..." Farah berlari dari tempat ia berdiri tadi.
"Eh Farah..." panggil Hafiza.
Setelah itu diantara mereka mulai canggung kembali. Tentu saja, keadaan mereka sekarang bukan bertiga namun berdua.
Akhirnya Alif memutuskan untuk membuka suaranya lagi.
"Fiza.." panggil Alif.
"I-iyaa?" jawab Hafiza.
"Jangan gugup gitu kali sama aku, hehe"
"Eh eh enggak enggak kok.."
"Ah masa, tapi pipi kamu kok blushing banget sih." ucap Alif menggodai.
KAMU SEDANG MEMBACA
HAFIZA
Teen Fiction"Kenapa Tuhan tidak membiarkanku untuk melupakannya dalam sekejap?" "Kenapa kamu datang di saat aku ingin benar benar melupakanmu?" "Kenangan itu mampu membuat dada ini sesak seketika, ku mohon pergilah aku tidak ingin mengingatnya kembali." "Apakah...