"Dia kenapa sih?" Tanya Kayra.
Dia. Yang dimaksud adalah Edlyn. Kayra merasa sikap Edlyn yang akhir-akhir ini berubah. Seperti misalnya, saat mereka sedang berkumpul bersama masing-masing kekasihnya, Edlyn selalu memilih menghindar.
Sepeninggal Edlyn, kini mereka sedang berbincang hangat tentang perubahan sikap Edlyn yang selalu melakukan hal yang sama ketika mereka berkumpul seluruhnya.
Azmia menyetujui pertanyaan Kayra. "Benar tuh. Kok gue ngerasa dia beda gitu ya?" Ia pun menambahi.
Aura mengangkat bahunya acuh. "Lagi ada perlu kali" Jawabnya.
"Tapi, Ra. Gue rasa dia gak suka deh kalo lihat kita pacaran" Balas Kayra dengan pasti.
"Iya, gue rasa juga gitu" Azmia mengangguk.
"Kalian kenapa sih? Mungkin Edlyn lagi beneran pengen cari angin aja" Bela Yasna pada Edlyn.
"Gue tahu, lo semua juga ngerasa kan? Cuma pada gak mau ngomong aja, gak enak aja kan sama dia nya?" Ucapan Kayra mengenai hati mereka.
Sebenarnya dalam hati kecil mereka menyetujui perkataan Kayra. Tapi dengan cepat mereka tepis pikiran itu. Terkecuali Azmia dan Kayra yag telah bercerita terlebih dahulu.
"Udah deh, Kay, Mi. Itu mungkin cuma perasaan lo berdua aja" Sahut Adeeva.
"Susah banget sih kalian bilang iya!" Timpal Kayra tak terima.
"Mungkin dia kayak gitu, gak enak sama kita. Disini kan kita berpasangan cuma dia yang gak mau" Penjelasan Aura yang tak ingin ada pertikaian antara sahabatnya itu.
"Gak mau? Gak punya baru benar" Tambah Kayra dengan cengengesan.
"Kay, lo gak boleh gitu ah" Tegur Yasna.
"Lagian sok banget pake gak nerima Abyan. Masih untung ada yang mau" Kayra berucap dengan nada yang agak sinis.
"Kay" Aura dan Yasna kembali menegur Kayra.
Yang ditegur malah mendelik sebal. "Yang lebih lama sahabatan sama kalian siapa?" Tanyanya malas.
"Bukan masalah lama atau enggaknya, Kay" Jawab Aura.
"Tapi disini kita semua sahabat" Yasna menambahkan ucapan Aura.
"Bete yah, Kay. Mereka lebih milih dia daripada kita" Kini Azmia yang tambah memanaskan suasana.
"Lo benar. Apa daya kita, Mi?"
"Udah ah, kalo Edlyn dengar ini kan gak enak kita" Lerai Adeeva.
Aura yang melihat Edlyn akan segera memasuki kelasnya pun berkata. "Tuh Edlyn bentar lagi masuk" Tunjuk nya pada arah pintu. "Kalian jangan bahas ini lagi, oke!" Ia pun tak lupa mengingatkan pada Kayra dan Azmia.
Kalvin, Arvino, Aulian, Eshall, Syauqi dan Abyan hanya diam diam mendengarkan para perempuan nya berbicara. Mungkin karena mereka bingung harus merecoki apa, berhubung itu merupakan masalah ladies menurutnya.
Edlyn menatap kelima sahabatnya heran. Mereka menatapnya dengan tatapan yang tak bisa diartikan. Membuat dirinya hanya bisa menautkan kedua alisnya. 'Perasaan gue aja atau gimana sih?' batin Edlyn.
"Kenapa lo?" Tanya Kayra saat melihat Edlyn memasuki kelas dengan muka kusutnya.
"Hah? Gue?" Tunjuk nya pada diri sendiri.
"Iyalah lo kira kita nanya kang tembok apa" Kini Azmia yang menimpali.
"Gak papa kok" Edlyn menjawab pertanyaan Kayra.
"Itu muka udah kaya cucian basah yang di peres tahu gak" Canda Aura.
"Emangnya muka gue susu apa diperes segala" Balas Edlyn.
"Haha.. Ada aja kelakuan kalian" Yasna menggelengkan kepalanya. "Duduk sini deh, Lyn. Cerita sama kita" Ia menambahkan yang diangguki oleh Adeeva beserta sahabatnya yang lain.
Edlyn pun menghampiri Yasna dan duduk di dekatnya. "Gue gak papa kok beneran" Ia berusaha menyakinkan sahabatnya itu.
"Cerita kali sama kita" Rayu Kayra.
"Iya, kan berbagi cerita itu gratis gak sama kayak bagi duit" Azmia terkekeh dengan candaannya.
"Cepet napa, Lyn" Perintah Aura.
Edlyn menghela napasnya. "Gue gak papa beneran" Jawabnya, sesaat kemudian ia melihat tatapan dari kelima sahabatnya yang tak ingin dibantah. "Ya udah iya, gue cuma lagi kesel aja sama orang" Akhirnya ia memutuskan untuk menceritakan kekesalannya tadi.
"Orang siapa?" Tanya Azmia.
Edlyn mengangkat bahunya. "Gue gak tahu, Mi" Jawabnya.
"Lah kok bisa?" Kini Kayra yang bertanya.
"Gue gak kenal. Yang pasti dia adik kelas kita"
"Wah songong tuh adik kelas berani banget sama kakak kelasnya" Sahut Adeeva.
"Emang dia ngapain lo?" Tanya Aura yang penasaran dengan adik kelas itu.
"Ya, gak papa sih. Cuma ngomongnya aja yang ngeselin"
"Penasaran gue yang mana sih orangnya?" Kini Yasna yang ikut penasaran.
"Iya yang mana sih?" Tambah Kayra.
"Nanti deh kalo ke kantin, dan kalo ada gue bakal tunjukin tuh orang"
"Kenapa nanti? Sekarang aja!" Ajak Azmia antusias.
Kayra menoyor Azmia. "Lo gak lihat tuh Bu Asih lagi kesini" Ia menunjuk Bu Asih yang sedang berjalan kearah kelasnya.
Azmia yang melihat itu hanya menampilkan cengiran khasnya. Memang ini bukan jam istirahat, jadi mau tak mau mereka harus berkutat dengan pelajaran Bahasa Indonesia yang biasa diajarkan oleh Bu Asih.
***
TBC..
Jangan Lupa Voment..
KAMU SEDANG MEMBACA
All About Us
Random[1] All About Us Ini Duniaku.. Aku mempunyai lima sahabat yang senantiasa menemani. Perhatian, serta penuh kasih sayang. Memiliki sahabat seperti mereka merupakan anugrah tersendiri bagiku. Aku senang. Aku bersyukur. Seiring dengan berjalannya waktu...