37. Menyebalkan

16 4 0
                                    

"Yas, lo punya game apa?" Tanya Kayra yang merupakan salah satu pencinta permainan.

Yasna menunjukkan handphonenya. "Paling yang gini doang" Jawab Yasna seraya memperlihatkan permainan yang ada.

Kayra memainkan permainan yang ada di ponsel Yasna. Otomatis semua perhatian pun teralihkan pada Kayra yang sedang asik dengan dunianya sendiri.

"Eh, Lyn antar gue ke toilet kuy" Ajak Aura pada Edlyn yang sedang memainkan ponselnya.

"Mau boker lo, Ra?" Tanya Azmia dengan candanya.

"Iya nih, gak kuat gue" Emang dasarnya Aura suka menerima candaan dengan senang hati, jadi ia asal mengiyakan pertanyaan Azmia yang pastinya tidak sesuai dengan kenyataan yang ada.

Edlyn menoleh pada orang yang mengajaknya barusan. "Oke" Jawabnya seraya melenggang pergi meninggalkan sahabatnya yang lain, kemudian disusul oleh Aura.

Selama perjalanan, tak banyak yang dibicarakan. Keduanya hanya memilih diam terhanyut dalam pikiran masing-masing. Entah apa yang mereka pikirkan. Keduanya juga terlalu fokus, hingga tak menyadari ada orang di depannya yang entah sengaja atau tidak menabrak Aura hingga terduduk di tanah.

"Aawww" Pekik Aura.

Edlyn yang melihat kejadian itu refleks berjongkok membantu Aura.

"Sini, Ra gue bantu" Saat Aura berhasil berdiri sempurna, pandangan Edlyn dan Aura beralih pada orang di depannya yang memasang wajah meremehkan. "Lo kalo jalan tuh jangan nabrak orang segala" Protes Edlyn tak terima.

Yang diprotes pun hanya menampakkan senyum sinis nya. "Oh, sakit ya? Sorry deh tadi gue sengaja" Jawabnya dengan songong.

"Sha, lo ada masalah apa sih sama kita?" Tanya Edlyn kepada sang pelaku.

Sha, Shakeera adalah pelakunya. Bersama kedua temannya yang selalu menemaninya.

"Lo tanya apa masalahnya?!" Salah satu teman Shakeera, Arumi bertanya. "Salah lo pada banyak sama kita!!"

"Salah satunya?!" Edlyn kembali bertanya dengan nada tak mau kalah.

"Salah lo!!" Tunjuk Devika pada Edlyn. "Karena lo udah deketin Kalvin atg!!"

Aura tersenyum tak kalah sinis. "Lo pada naksir siapa? Hmm? Lian?" Tanyanya.

"Atau Abyan?" Tambah Edlyn.

"Kalvin lah" Jawab Shakeera yang sepertinya keceplosan.

"Gue sih, Lian" Sahut Devika.

"Abyan lah" Kini Arumi yang menjawab.

"Ck. Kasian banget ya nasib kalian" Cibir Aura.

"Nasib yang malang" Edlyn menyahuti.

"Maksud lo apa ngomong kayak gitu?! Hah?!!" Tanya Shakeera yang sepertinya sudah tersulut emosi.

"Ya, kalo gue sih. Malu ya, udah jelas-jelas gak dipilih masih aja nyari celah" Ucap Edlyn dengan pasti yang diangguki oleh Aura.

"Songong banget lo berdua!!" Shakeera tak bisa lagi menahan emosinya. "Lo harus gue kasih pelajaran.." Saat ia akan melayangkan tamparan pedas pada Edlyn, tertahankan oleh ucapan seseorang yang berada tak jauh disisi mereka.

"Pelajaran tuh ilmu bukan kekerasan. Mana ngerti dia kalo dikasihnya tamparan fisik"

Mendengar ucapan itu, refleks semua mata tertuju padanya. Siapa orang yang berani menghalangi niat seorang Shakeera untuk memberikan pelajaran berharga untuk orang yang tak sependapat dengannya.

Seseorang itu menghampiri kumpulan para perempuan yang sedang adu mulut. Kemudian ia tersenyum tak minat. "Harusnya, lo jadi kakak kelas memberi contoh yang baik buat adik kelasnya. Bukan kayak gini" Ia dengan senang hati memberikan Shakeera ceramahan yang cukup pedas.

"Nah, kebetulan banget ada dia disini" Ucap Edlyn mengalihkan kembali perhatian. "Siapa tadi yang suka sama si Abyan? Lo ya?" Tunjuk nya pada Arumi. "Kebetulan nih, dia kan adeknya Abyan. Jadi lo ngomong aja nih sama dia, gue sama Aura sibuk. Ayo, Ra" Ajaknya pada Aura.

Dengan cepat Edlyn membawa Aura menjauh dari mereka. Karena menurutnya, adu mulut dengan Shakeera takkan ada habisnya. Lebih baik Edlyn membawa Aura ke toilet. Karena itu tujuan utama keduanya meninggalkan kelas bukan? Tak peduli dengan Ken yang terus memanggil keduanya.

"Nyebelin banget sih mereka" Ucap Aura saat memasuki toilet.

"Iya, di kelas aja kayak yang gak punya masalah, lah ini? Beraninya cuma saat kita gak komplit" Jawab Edlyn, Aura mengangguk setuju. "Eh, Ra. Lo tadi kesini mau apa?" Ia tak mau lagi membahas soal kejadian tadi.

"Gue mau cuci muka aja, habisan tadi ngantuk gak nahan. Tapi sekarang ngantuknya udah ilang"

"Lah terus kita kesini mau ngapain dong?"

Aura mengangkat bahunya seraya menggeleng pelan. "Haha.. Gak tahu gue" Jawabnya. "Ya udah lah kita keluar lagi aja" Edlyn hanya mengangguk menyetujui.

Saat keluar dari toilet, betapa terkejutnya mereka berdua dengan melihat pemandangan yang ada di depannya kini.

"Eh upil dugong! Ngagetin kita aja" Cercah Edlyn seraya memegangi dadanya.

"Tahu, untung aja kita gak punya penyakit jantung" Aura mengangguk setuju.

Ken hanya cengengesan gak gelas. "Lagian maen pergi aja udah dibantuin juga, bilang makasih kek" Alibinya.

"Heh! Dengerin gue ya. Kalo pun tadi lo gak datang, pipi gue gak akan kena tangan kotornya Shakeera!" Jelas Edlyn.

Ken hanya manggut-manggut tak percaya. "Iya aja lah gue percaya" Jawabnya.

"Lo kira gue selemah itu apa?"

"Udah lah, Lyn. Gak usah ditanggepin, kita ke kelas aja" Aura mencoba meredam Edlyn agar tak terpancing ucapan Ken.

"Lo benar. Gak ada untungnya gue disini, bikin kepala tambah mumet aja"

Tanpa mempedulikan Ken, Edlyn dan Aura melangkahkan kakinya menuju kelas tercinta.

Sesampainya di kelas, keduanya dihadiahi berbagai macam pertanyaan dari keempat sahabatnya yang tak menjadi saksi aksi Shakeera dan kawannya.

"Kenapa lo berdua?" Tanya Kayra yang merasa aneh dengan sikap keduanya.

"Iya, kalian kenapa sih?" Tambah Yasna.

"Toiletnya di AS? Lama banget perasaan" Azmia yang ikut menimpali.

"Habis lihat si kuning yang ngambang ya? Tuh muka gitu banget" Candaan Adeeva yang membuat mereka tertawa sesaat.

"Jorok lo, Deev" Sanggah Kayra, sesaat kemudian mereka kembali tertawa.








***
TBC..
Jangan Lupa Voment..

All About UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang