(Semua yang tertulis dalam cerita ini merupakan karangan asli dari saya pribadi zeriandrifin "Zeri A. Arifin" dan yang paling penting adalah comment dari teman-teman terhadap isi cerita ini. Karena masukan teman-teman adalah suatu hal yang tak ternilai harganya. Masukan kalian akan sangat membantu sekali bagi saya untuk lebih mengembangkan kemampuan dalam menulis lagi kedepannya. Terima kasih)
*untuk gambar cover dan gambar di setiap bab dalam cerita saya ini merupakan gambar asli dari tangan saudara saya sendiri yaitu Endah Savitri (ig: endhsvtr)
Tak berselang lama, 2 hari setelah tes itu pengumuman pun diberikan dari pihak penyeleksi. Semua peserta dipanggil dalam ruangan di panti tersebut. Hatiku benar-benar berdebar tak karuan. Karena aku takut kalau tidak terpilih. Aku tak bisa membayangkan nanti bakal gimana. Karena semua harapan aku gantungkan di program beasiswa ini. Aku sangat berharap besar sekali...
"Dalam tes kemarin, ada 2 anak terpilih yang lolos untuk bisa mendapatkan beasiswa dan mendapatkan orang tua angkat di luar negeri khususnya di Amerika." Pihak penyeleksi mulai mengumumkan.
"2 anak itu adalah...."
Asli jantungku mau copot mendengar pengumuman ini.
"Selamat untuk... KIRANA MAHARDIKA. Kamu lolos..."
Aku lemas. Astagaa... namaku mana ya? Aku benar-benar takut.
"Dan yang kedua adalah..."
Aku menggenggamkan kedua tanganku dengan menutup mata sambil menunduk. Berdoa berharap namaku lah yang disebut. Aku benar-benar berharap. Kabulkankah doaku kali ini, Tuhan.
"Selamat untuk... AMANDA SHABRINA. Kamu lolos..."
Jantungku rasanya ingin meledak karena rasa gugup tadi berubah drastis menjadi rasa senang yang tiada tara. Aku benar-benar senang. Kulonjakkan kakiku sembari tak kusangka air mata menetes dari mataku. Terima kasih Tuhan.
"Bagi namanya yang disebutkan tadi, harap langsung menuju ruang ibu Nina untuk mendapatkan pengarahan lebih lanjut. Untuk yang belum lolos, jangan berkecil hati. Terus belajar dan berprestasi dimanapun kalian berada." Tutup penyeleksi tersebut.
Seiringan dengan keluarnya penyeleksi tersebut dari ruangan, aku pun bergegas menuju ruangan bu Nina.
"Amanda... selamat nak. Ibu sedari awal sudah yakin kamu pasti lolos, dan sekarang kamu membuktikannya." Ucap bu Nina memberiku selamat.
"Terima kasih bu karena ibu sudah banyak memberikan Amanda kekuatan untuk melewati semua tesnya." Jawabku.
"Amanda, kamu diadopsi oleh keluarga di daerah Los Angeles Amerika Serikat. Namanya keluarga Nielsmenn. Kamu beruntung, nak. Keluarga ini sangat baik. Keluarga ini menjadi salah satu pendiri lembaga sosial kemasyarakatan yang menjalin kemitraan dengan kita. Mereka sangat berpengaruh dalam lembaga sosial itu. Gak salah keluarga Nielsmenn mengadopsi kamu yang memang anak berprestasi."
"Alamat rumahnya adalah di Woodstock Rd., San Marino, Los Angeles. Kamu sudah dibelikan tiket pesawat yang akan berangkat besok jam 10 pagi. Sesampainya di bandara Los Angeles, kamu tidak perlu khawatir karena di bandara sana sudah ada sopir keluarga Nielsmenn yang siap menjeput kamu. Kalau semisal kamu kesulitan dan belum ada yang menjemput, kamu bisa menghubungi kontak di kartu nama ini."
Bu Nina menyodorkan kartu nama lembaga sosial kemasyarakatan yang menaungiku di Los Angeles.
"Sekarang kamu punya waktu sampai nanti malam untuk mengemasi barang-barangmu. Kamu juga masih ada waktu untuk bertemu teman-teman dan saudara kamu sebelum berangkat besok pagi. Besok kita bareng-bareng. Nanti kamu sama Kirana, ibu antar ke bandara. Ibu sudah pesankan mobil dan supir buat mengantarkan kita besok. Kebetulan pesawat Kirana besok berangkat jam 11 menuju San Fransisco. Jadi sekalian kita berangkat bareng ya..." ujar bu Nina.
KAMU SEDANG MEMBACA
ADOPTED: Love Me, Then.
RomanceAmanda hanya seorang gadis sederhana. Gadis SMA sebatang kara, yang sejak kecil telah kehilangan orang tua. Bukannya menyerah, Amanda justru semakin kuat menghadapi dinamika hidup yang luar biasa. Dengan kesabaran dan keuletannya, seolah Tuhan membe...