Semula hatiku baik-baik saja. Tidak ada apapun tentang kendala. Semuanya terkendali tanpa masalah. Namun, angin akan selalu ada. Datang dengan menyejukkan atau bahkan melalui badai. Ya, kamu memang mengundang badai. Menilik lain orang yang lebih memukau.
Tidak ada yang lebih menyenangkan sesaat dahulu ketika kau menerima. Aku senang, sebagaimana insan yang sedang kasmaran. menari-nari indah di bawah terik, dan meluncur pesat di bawah guyuran hujan. Cintamu memberi semangat, tanpa polkadot hitam yang menimbulkan gelap.
Tapi ternyata itu hanya sandiwara. karena kebetulan waktu itu hatimu sedang terluka. sebagaimana hujan mengguyurmu, lalu berlarilah kamu mencari tempat teduh. aku adalah tempat teduh itu. Ternyata aku hanyalah tempat pelampiasan, dari amarah yang bahkan tak tahu asalnya. Rupaya tebakanku benar, aku hanyalah tempat berteduhmu ketika hujan, lalu pergi setelah cuaca berangsur tenang.
Menarik sekali permainanmu. Hingga aku tertawa sembab meneteskan air mata.
lalu, sebenarnya aku yang terlalu berharap, ataukah memang kamu yang sangat memberi harap. Lalu sebenarnya, Bisakah aku menyebutmu manusia tak punya perasaan?
YOU ARE READING
Lupa Kalau Kau Pernah Melukai
RomanceAku selalu ingat. sedangkan kamu sudah lupa. tentang hati yang kuberi, lalu kau buang tanpa basa-basi. sementara, kupikir aku akan berdiri dan beranjak pergi. nyatanya aku masih disini. menunggumu yang memilih orang lain. lalu kembali untuk selanjut...