Gaahina fanfiction
.
Request by Channisa, Made by Umairah_Hm
.
“Keep on staying by my side”
Horror/Mystery/Romance.
.
.
“Okaa-sama, sudah sampai masanya untukmu menurunkan kutukan ini kepada penggantimu.” Karura terlihat sedih melihat ibunya yang kelihatan tua dan tidak bermaya masih berkeras diri menjadi jinchuriki bagi Shukaku.
“Belum anakku... aku belum menemukannya.” Karura yang pada saat ini sedang mengandung besar mengusap lembut telapak tangan ibunya, air mata tumpah begitu saja. Anak mana yang tidak sedih melihat ibunya tersiksa seperti ini. Dia sudah tua dan tidak dapat menahan kekuatan Shukaku yang semakin hari semakin bertambah. Segelnya sudah tidak kuat dan hanya menunggu waktu sampai ia keluar.
Mata Chiyo menatap kearah benjolan besar yang ada diperut Karura, “Karura dengarlah, ketika anak ini lahir berikan ia kepadaku... aku rasa dia adalah pewaris yang tepat untuk mengganti posisiku sebagai Jinchuriki.”
Mata karura berubah tajam jantungnya berdebar kuat, tidak! Dia tidak mau anaknya yang menanggung beban. Cukup kakaknya yang mati karena Shukaku sialan ini. Jika ada sesuatu yang buruk berlaku kepada anaknya, dia bisa menjadi gila.
“Tidak Okaa-sama! Pilihlah aku! Jangan anakku aku mohon...” tumpah sudah pertahanan Karura, dia tidak bisa lagi membendungnya, air mata wanita tegar ini lolos begitu saja.
“Maafkan aku anakku, Shukaku ini sudah menolakmu... jika dia tidak mendapati Jinchuriki baru dunia ini akan hancur. Percayalah... ini demi kebaikan semua orang.”
.
.
.
Setelah kelahiran Gaara, hidup Karura berubah seratus persen. Tidak lagi ada canda dan tawa. Yang ada hanya kesedihan, penyesalan dan kehidupan yang penuh dengan air mata. Hari ini adalah hari ulang tahun Gaara dan dia sangat antusias sekali dan tidak sabar ingin berjumpa dengan Baa-sannya yang berada di Konoha.“Okaa-san! Cepetan! Gaala mau berjumpa dengan nenek, pasti banyak hadiah untuk Gaala hehe...” tangan mungilnya menggamit tangan lembut sang ibu sedangkan ayahnya tetap dengan wajah datar dan menyeramkan.
Hubungan Karura dengan suaminya sudah lama tegang semenjak kelahiran Gaara, ketika sang suami mengetahui semua tentang Shukaku dan semua sejarah mengenai keluarga Karura. Dirinya semakin lama semakin menjauh dari Karura dan mengabaikan Gaara. Hingga pada suatu hari Karura mendapati suaminya berselingkuh dengan rekan kerjanya. Hancur luluh sudah hati Karura, tapi dia harus kuat untuk Gaara.
Karura tersenyum lembut dan mengusap rambut merah Gaara, “ Ya Sayang, ayo!”
Karura mengangkat tubuh ringan Gaara dan mendaratkan kecupan sayang di dahinya, tiba-tiba Gaara melihat sekumpulan anak-anak bermain sepeda yang sudah lama diincarnya.
“Ayah! Lihat itu! Boleh belikan Gaala tidak?” Tanya Gaara dengan mata yang berbinar-binar. Dalam hati Karura sedih melihat Gaara yang tidak dipedulikan oleh suaminya, diri Gaara tidak dianggap bahkan suaminya pernah terang-terangan memberitahu bahawa dia benci akan Gaara.
“Ayah!”
“Diamlah! Kau berisik sekali!” Rasa membalas dengan kasar, tidak mengendahkan gumaman marah istrinya.
“Rasa-kun! Dia masih kecil!” Karura tidak mau tinggal diam, kesabarannya sudah mencapai batas, di hari ulang tahun Gaara suaminya sanggup berkata kasar begitu, cukup dirinya saja yang dibenci jangan Gaara.