Untitled Log#1

16 2 2
                                    

 Kenapa judul chapternya untitled?

-karena penulisnya mau.

Kenapa pake Log-Log segala?

-biar mirip entri penjelajah waktu.


 Kebenaran adalah harga yang akan dibayar mahal oleh para pencarinya. Kadang nyawa taruhannya untuk mencari kebenaran. khususnya di sebuah negeri yang hobi melakukan impor, meminta hutangan, dan melakukan pencitraan diseluruh lapisan masyarakatnya. Sampai detik aku menulis kata-kata yang kamu, atau mungkin kalian baca ini, aku masih tinggal disini, negeri 1001(tambah setengah) malam. Sebuah entri catatan yang kuberi nomor 1 ini, akan memulai perjalanan yang panjang menuju penyataan sebuah harapan yang sudah pernah pudar dikikis aliran sungai bernama waktu. Semua dimulai dengan pagi hari disebuah bilik didalam rumah.


                    THE BEGINNING OF MINE (NOT BOMBING MINE)         


 Matahari tidak bisa menyengatkan tentakel sinarnya yang kaku ke kamarku. Gorden itu belum kubuka. Kain kuning keemasan yang memantulkan sisipan sinar matahari dengan taburan meriah gliter disekujur lipatannya yang sedikit kusut, membuatku silau ketika tentakel-tentakel matahari sedikit menyusup dan berhasil meraih kelopak mataku. Aku terkejut, karena masih setengah sadar, aku melompat-lompat ditempat tidur seperti orang yang sedang kejang setelah salah makan jamur yang ternyata beracun. Pagi ini aku kesiangan.

 Aku sampai ke markas pusat pembasmi mahluk terkutuk negeri 1001,5 malam. Bercanda. Aku berangkat kerja, dan bisa ditebak sedari dulu, kemacetan selalu terjadi ketika para pengendara sampan dan kano terbang sewaan bermanuver semaunya. ditambah lagi driver karpet terbang pribadi yang bisa dipesan secara telepati menyelinap disisi pengendara gerobak terbang. Aku benar-benar menyesal mengendarai gerobak terbang tuaku hari ini, lalu terbang sedang macet parah, baik di jalur tinggi maupun rendah, semua sama saja! jika tadi tidak kesiangan aku pasti bisa melakukan sedikit cek keadaan lalu lintas di mdeia sosial, tele(pati)gram. Biasanya para korban kemacetan lalu terbang mengumpat-umpat di tele(pati)gram setidaknya seratus kata yang kesemuanya terasa seperti amplas. Tapi aku baru ingat, karpet terbang sedang mogok karena tidak dibacakan mantra sudah sekitar 5 bulan ini, jadi mau bagaimanapun aku memang harus telat ke kantor, yah paling tidak gerobak terbang bisa diajak bermacet-macet rialah...

 Ditengah kemacetan ini aku menyibukan diri dengan membuka aplikasi smart-telepati kesukaanku,Pestaka-Rai, dimana para pengguna bisa berbagi Pikiran, Kejadian, Memori, Ide, gambaran dari sebuah kejadian, gambaran kejadian yang bergerak, dan juga pikiran-pikiran yang tidak layak untuk segala usia, seperti pertanyaan kenapa negeri 1001,5 malam tetap menghutang ke negeri dongeng dusuny walau ekonomi negara sedang merangkak pasti ke keranjang dorongan. Disitus ini kita bisa mengaksesnya tanpa perlu sajen prabayar. Saham perusahaan pengembang pestaka-rai sudah dibeli negeri 1001,5 malam. Jadi semua aksesnya gratis tis tis, kecuali kamu memiliki syaraf telepati buatan uni kauntri bambu, kamu harus membayarnya dengan sangat mahal, 30gigasajen untuk akses penuh selama 3,25981 jam!(tiga koma dua lima sembilan delapan satu). 

 Saking asiknya melihat PesRai , aku tidak sadar. GEROBAKKU MOGOK!!!


the truth behind the lieWhere stories live. Discover now