4. Imperfect Character

360 61 21
                                    

Humans are still humans. Imperfect character made by The Perfect One.

***

"Fiona, aku bisa jelasin," lirih Ethan yang baru saja keluar dari dalam kelasnya. Tangannya berusaha menggapai lengan gadis yang ia kejar.

"Nggak!" teriak Arsa marah. "Jangan sentuh gue lagi!"

Ethan masih berusaha menyeimbangkan langkahnya dengan gadis itu. "Aku nggak ada apa-apa sama dia. Kamu salah paham, Sayang."

"Bullshit!"

"Kamu tahun kan, Thabina itu murid baru dikelas aku. Dia cuman nanya-nanya hal yang dia nggak tahu di sini. Dan aku hanya bersikap selayaknya teman baru buat dia. Kita cuman ngobrolin tentang hal-hal yang ada di sekolah kita."

"Ngobrol?" Arsa menghentikan langkahnya. Membiarkan Ethan memegang kedua pundaknya dengan menghujaninya tatapan sayu penuh pengharapan. "Berduaan di kelas sambil mesra-mesraan kayak orang kasmaran, lo bilang ngobrol, hah?!"

"Nggak gitu ..."

"Gue nggak buta ya! Gue melihat dengan jelas bagaimana cara lo menatap dia, bagaimana dia menatap lo, dan bagaimana tangan kalian terpaut di atas meja dengan dia yang menyender di pundak lo. Gue juga melihat bagaimana tangan sialan lo  mengelus-elus pipinya dan menyampirkan rambut hitam itu ke telinga belakangnya. Dan gue nggak tuli, Than. Gue denger satu kalimat menyakitkan yang keluar dari mulut lo yang sialnya memang sialan itu." Arsa menghirup oksigen secara rakus. Dadanya naik turun. Menandakan bagaimana emosinya sekarang. "Lo bilang kalau lo sama gue nggak ada hubungan apa-apa. Hal yang membuat langsung dia tersenyum senang dan menghadiahi lo satu pelukan hangat."

Wish to be Saved Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang