Pertemuan pertama

138 7 3
                                    

Selia, sudah hampir empat bulan lamanya kita tak saling bertemu, tepatnya sejak kau meninggalkan ku pada bulan Juni yang lalu, saat itu aku sangat terpukul, hatiku begitu berantakan, aku memang selalu tersenyum, tetapi senyum itu hanya untuk menutupi luka yang telah kau tinggalkan.

Hari ini tiba-tiba kau datang dengan senyum indahmu dulu, kau tersenyum seakan tak pernah terjadi apa-apa di antara kita, memang kita tak bertegur sapa, karena ku pikir untuk apa menegurmu, dulu saja kau pergi tanpa menjelaskan apa-apa terhadapku, kau pergi karena TAKUT KETAHUAN, sebuah alasan yang tak dapat aku terima, benar Selia aku sungguh tak bisa menerima alasanmu  yang dulu pergi meninggalkanku.

Sebenarnya aku enggan bertemu denganmu, karena aku takut pertemuan itu akan membuatku semakin sulit move on darimu, hingga pada akhirnya pertemuan itu tidak dapat kuhindari lagi, aku pun berjalan tepat di depanmu, dan dengan lembut kau pun menyalami ku, salaman yang bagiku sudah tak sebermakna dulu. Dulu ketika kau menyalami ku, selalu ada rasa sayang yang mengiringinya, selalu ada perasaan untuk menjagamu, tetapi hari ini, semua itu menjadi biasa saja.

Kau tahu Selia, ku pikir bertemu denganmu akan membuat hatiku kembali berantakan, sama seperti dulu setelah kau pergi, namun aku terlalu tidak percaya dengan hatiku, aku terlalu pesimis dengan hatiku sendiri, ternyata hatiku tidak serapuh itu, apa yang aku takuti selama ini hanyalah sesuatu yang berlebihan,  ternyata hatiku lebih tangguh dari yang kubayangkan, dia lebih bisa menerima mu kembali, tanpa sedikit pun merasa kecewa, hatiku tidak seperti dulu yang selalu mencarimu disetiap dia merindu.

Selia, kata orang-orang mantan akan terlihat lebih cantik setelah tidak bersama, tampaknya itu tidak berlaku bagimu, kau justru terlihat biasa saja setelah kita berpisah, bahkan senyum indahmu yang bagitu ku kagumi dulu juga terlihat biasa.

Selia, kini aku yakin hatiku telah ikhlas melepaskanmu, dan mungkin sudah saatnya dia menemukan pelabuhan baru untuk berbagi rindu, dan berharap rindu akan menjadi alasan kami untuk bertemu.

Secangkir Kopi untuk Cerita yang Belum UsaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang