Kayla POV
"Bii, laptop aku mana ya?" Teriak gue dari atas.
"Aduh kurang tau non, kayanya kemarin non simpen di kamar de nayra deh."
"Oiya bi. Makasih ya." Ucap gue dan langsung lari ke kamar nayra.
"De, liat laptop kakak ga?"
"Tuh di atas meja belajarnya Nay."
Gue pun langsung ngambil laptop dan beranjak pergi menuju kamar gue.
"Eh ka, tadi kaka ganteng yang waktu itu kesini."
"Hah? siapa de?"
"Ituloh, yang waktu itu ngajak kakak makan. Nay lupa nama kakak nya siapa."
"Maksud kamu Kaishar?"
"Nah iya yang itu."
Hah? Kaishar?
"Ngapain de?"
"Gatau Nay juga, cuman tadi dia nanyain kaka ada ga di rumah."
"Oh, yaudah deh. Makasih de."
Gue pun langsung berlari menuju kamar gue. Dipikir - pikir ngapain juga dia nanyain tentang gue? Ah sebodo lah. Sekarang gue harus nyelesain tugas dulu.
-----------------------------
Kayaknya gue butuh pasokan oksigen, kalau AC sih, ga bikin pasokan oksigen gue nambah.
Gue buka kaca balkon gue, dan duduk di di kursi kayu yang ada di balkon gue ga lupa juga gue bawa laptop.
"Because I know,
That all my dreams are comin' true, yeah.
And I know-ow-ow-ow,
I'll never feel the way I feel girl
'Bout anyone but you, oh baby, you yeah you.
You, oh baby, you yeah you.
You, yeah you.[Austin Mahone - u]" Nyanyian seseorang, dan petikan gitar manambah merdu suaranya.
Ternyata gue liat cowo yang sedang duduk di balkonnya, dan gue ga bisa malingin pandangan gue dari cowo itu, gue perhatiin dia terus menerus, gue liatin cara dia memainkan gitarnya, gue liatin cara dia bernyanyi sambil sekali-sekali dia mengetik di laptop yang ada di depannya.
"Kenapa lo liatin gue kayak gitu?" Tanya cowo itu.
"Gapapa Kai, suara lo bagus, dan permainan gitar lo juga bagus" puji gue.
Dia bukannya bilang makasih atau apapun, tapi malah melanjutkan menyanyi.
"Lirik lagunya mencerminkan lo banget ya?" Tanya gue, dia memberhintakan nyanyiannya dan menyimpan gitarnya, lalu berjalan ke ujung balkonnya. "Jangan kepo, bisa?" Katanya lalu dia memainkan gitarnya lagi.
People changed.
---------------------------
"Kay." Panggil bunda gue.
"Iya bun?"
"Tolong kasihin ini dong ke tetangga depan." Ucap bunda gue sambil ngasihin kotak ke gue.
"Iya bun." Jawab gue dan langsung berjalan menuju rumah Kaishar.
Tok tok tok
"Eh, Kayla. Ada apa sayang?" Tanya seorang perempuan.
"Eh, tante. Ini tadi Kayla disuruh ngasih ini sama Bunda." Jawab gue sambil ngasihin titipan bunda.
"Oh. Makasih ya sayang."
"Iya tan. Kalau gitu Kayla duluan ya."
"Loh, Mau kemana Kay? Ga masuk dulu?"
"Ehm .. Lain kali aja deh tan." Uca gue.
Lalu terdengar suara seorang cowo yang sedang bernyanyi sambil menuruni tangga. Dia pun berjalan mendekati gue tapimtidak mengeluarkan sepatah kata pun.
"Hey Kai." Sapa gue.
Tapi udah pasti dia ga nejawab sapaan gue.
"Kai, gue mau ngomong sama lo." Ucap gue sambil narik tangan Kaishar menuju ke taman di komplek.
"Apa apaan sih lo! Kalau mau ngomong ya ngomong aja." Ucap Kaishar dengan nada marah sambil menghentakkan tangannya.
Gue pun menghembuskan nafas untuk mengatur nafas.
"Lo kenapa sih, huh?" Ucap gue dengan blak blakan.
Kai menautkan alisnya, "Kenapa apanya?"
"Lo tuh berubah tauga. Padahal gue udah mencoba untuk terbuka sama lo, Kai." Jawab gue dengan jujur.
Dia pun hanya terdiam.
"Kalau emang lo mau kaya gini. Fine .. Gue juga bakal ngejauh dari lo." Ucap gue dengan tegas lalu pergi meninggalkan taman.
Tenang, Kay. Dia juga bukan siapa siapa nya lo. Lo juga bukan siapa siapanya dia.
Entah kenapa perkataan gue terasa menyakitkan.
-----------//-----------
KAMU SEDANG MEMBACA
Kay(i) [COMPLETED]
Teen FictionCinta itu absurd. Apalagi bagi lo yang ngerasain Love at First Sight. -Kaishar Ngerasain cinta itu ga semudah yang gue kira. Rumit. Rumit banget. -Kayla Baca juga novel aku yang lain, Changed Me, makasih.