Chapter 4

1.5K 98 3
                                    

"Kenapa kuncinya bisa hilang bodoh?! Lo tau gak gara-gara lo gua jadi ke borgol sama si Uchiha ini. Eh..paa mau ada kesempatan borgol ini lepas, lo malah ngilangin kuncinya. Gua gak habis pikir kenapa teman sekelas gua kayak gini?!"
.
'Dukk'
.
"Sakit tau,  Sakura-chan!" Naruto mengelus-elus kepalanya yang dijitak kepalanya. Padahal tadi udah dibogem pipinya sekarang ditambah kepalanya.
.
"Bodo" cuek Sakura.
.
"Huhff..kalo tidak salah sih tadi.... "
.
>>FLASH BACK<<
.
"Untung kuncinya ada" ucap Naruto didepan pintu ruang guru. Sakura mengangguk setuju. Naruto yang berjalan sambil memutar-mutarkan lubang kunci itu pada jari telunjuknya langsung mendapatkan peringatan dari Sasuke.
.
"Dobe, jangan lo putar terus tuh kunci. Kalo kuncinya terlempar gimana? Lo mau cari kalo sampai tuh kunci ilang?"
.
"Hehehe...iya iya" Naruto pun menuruti perintah Sasuke. Segera ia letakkan kunci itu ditempat yang aman misalnya saku celana.
.
Mereka masih asik berjalan, sampai memnemukan tempat yang sepi dan pas untuk membuka borgol itu.
.
Selama di perjalanan, Naruto tak henti-hentinya berbicara. Entah apa yang dibicarakan Naruto itu, Sakurapun tak tau. Sakura heran, kok bisa sih Sasuke betah punya teman kayak Naruto. Kalo semisal Sakura jadi Sasuke mungkin udah Sakura sleding tuh pala kuning Naruto. Udah bikin sial, banyak omong dan malu-maluin juga orangnya.
.
Entah emang nasib Naruto selalu sial atau apa? Naruto tiba-tiba terpleset karena dia menginjak kulit pisang yang tergeletak di lantai dan pas berada di depannya.
.
Ia pun berakhir dengan jatuh tengkurap. Sungguh posisi yang memalukan dan tidak elit.
.
"Aduh, hidungku sakit!" erang Naruto. Sasuke dan Sakura sebenarnya ingin tertawa melihat kecerobohan Naruto. Tapi,  sebagai kawan yang baik, mereka berdua mencoba menahan tawanya dan segera membantu Naruto bangkit.
.
"Hahaha..." siswa yang lewat dan melihat Naruto terjatuh banyak yang tertawa.
.
"Diam, lo!" hardik Naruto.
.
"Lo gak apa-apa kan, dobe? Apa ada yang terluka?" Sasuke dengan watados.
.
"Gak apa-apa gundulmu! Gua sumpahin orang yang udah buang kulit pisang sembarangan ini, dan bikin gua jatuh gak elit kayak gini mudah-mudahan rambutnya rontok trus lama-lama jadi gundul kinclong!" Naruto beraumpah serapah ria.
.
"Yang ada botak kinclong, bukan gundul kinclong" koreksi Sasuke.
.
"Sama aja! Lagian yang ngucapin gua, jadi terserah gua!"
.
Semoga aja hidung gua gak pesek cuma gara-gara nyungsep lantai. Kalo sampai pesek, kegantengan gua berkurang. Hinata-hime nanti bisa-bisa ninggalin gua" Sakura dan Sasuke sweatdrop ditempat, melihat kenarsisan bocah duren itu.
.
"Arghh!! Kenapa nasib gua gak banget! Padahal ciuman pertama udah direbut teme. Sekarang ciuman kedua gua direbut lantai kotor yang udah lama gak dipel seminggu gara-gara situkang bersih-bersih,  Kisame ji-san pulang kampung! Hwaa..rasanya aku pengen nyanyi~"
.
"Betapa malang nasibku semenjak mengenal teme~" Naruto mulai bernyanyi gaje sampai-sampai membuat kedua orang disebelahnya sweatdrop yang kedua kali.
.
Sakura yang baru menyadari kejanggalan dari perkataan Naruto tadi, langsung membulatkan mata lebar. Ia tatap wajah Naruto yang masih nyanyi dengan raut tersiksanya yang bikin muntah lalu ke Saauke yang menatap malas tingkah alay sahabatnya. Terus bergantian. Sampai, Sakura menyimpuljan bahwa gosip yang beredar dengan adanya SasuNaru itu benar. Gak mungkin nggak. Karena Naruto bilang dari mulutnya sendiri ciuman pertamanya itu Sasuke.
.
>>END FLASH BACK<<
.
"...Jangan-jangan tuh kunci jatuh pas gua kepleset kulit pisang!" seru Naruto.
.
"Ceroboh banget sih! Ya udah ayo kita cari ke tempat tadi" kata Sakura. Merekapun segera berlari. Jika tidak, itu kunci bisa hilang gara-gara ditendang-tendang sama murid lain yang sedang berjalan ditempat itu.
.
***
.
"Kok gak ada?" ujar Naruto.
.
"Aduh, mana tuh kunci?" Sakura menoleh ke kanan dan ke kiri berharap bisa menemukan kunci itu, tapi nihil ia tak menemukan sama sekali wujud si kunci.
.
"Dobe, lebih baik lo tanya Oro-sensei dia punya kunci cadangan atau gak. Gua sama Sakura biar nyari kuncinya, siapa tau ketemu" usul Sasuke.
.
"Ha? Mending kalian aja yang ke Oro-sensei. Biar gua nyari kunci itu sendiri. Gua bisa kok" tolak Sakura, yah masa' dia harus berduaan gitu ama Sasuke. Ogahh.
.
"Lo pikun ya? Kita ini masih ke borgol" perkataan Sasuke membuat Sakura sadar dan langsung mendengus kesal. Kenapa coba dia harus menerima musibah seperti ini?! Harus terus berada didekat pemuda Uchiha ini! Bagi FG-nya anugrah, tapi baginya musibah.
.
"Dobe, cepet lo temuin Oro-sensei lagi!" desak Sasuke dan Naruto tanpa basa-basi lagi langsung berlari ke ruang guru.
.
"Semoga aja Oro-sensei punya kuncinya dan gua bisa lepas dari borgol ini. Gua gak mau deket-deket ama orang sombong kayak dia, orang yang disuruh minta maaf gak mau."
.
"Masih dibahas? Mending lo lebih baik fokus nyari kuncinya. Lo pengenkan borgol ini lepas? Kalo gak, lanjutin racauan lo yang gak jelas itu" Sakura yang setelah mendapat omelan Sasuke hanya bisa mengerucutkan bibirnya.
.
Sasuke yang berjongkok untuk mencari kunci membuat Sakura tertarik terjongkok juga.
.
"Aduh...jangan tiba-tiba dong!" hardiknya. Sasuke tak mau ambil pusing perkataan Sakura. Ia tetap fokus mencari kuncinya di lantai.
.
Bermenit-menit mereka mencari kunci itu, tiba-tiba mereka mendengar sebuah suara langkah kaki yang sedang berlari..bukan, bukan sebuah tapi..segerombolan.
.
Sasuke dan Sakura terbelalak seketika melihatnya. Rombongan para gadis berlari mendekati mereka. Sebenarnya hanya arah Sasuke saja. Kenapa? Karena tentu saja, para gadia itu merupakan FG-nya Sasuke.
.
"Lari!" ungkap Sasuke.
.
"Ha? Kenapa?"
.
"Lo gak liat di belakang ada apa?! Rombongan cewek gila ngejar kita!!"
.
"Kita? Bukannya seharusnya lo ya? Mereka kan FG-lo?"
.
"Auah.."
.
Sasuke tak mempedulikan Sakura, ia berlari dan membuat Sakura juga ikut berlari karena borgolnya masih mengait.
.
Sasuke tak tau kemana arah kakinya membawanya berlari. Terpenting ia harus selamat dari cengkraman FG-nya yang ganas itu.
.
Mereka berlari dalam diam. Tak ada satupun suara lagi yang terdengar dari mulut mereka. Hanya ada suara ketukan sepatu dengan lantai.
.
Di belakang, gadis-gadis itu masih tetap mengejar. Mereka takkan lelah sebelum memeluk, mencium idolanya tersayang itu.
.
'Sret'
.
Sasuke langsung menarik Sakura ke dalam ruang ganti peia yang pintunya setengah terbuka. Mereka bersembunyi dibalik pintu ruang itu.
.
"Sasuke-kun kemana? Kok larinya cepet banget, " FG-Sasuke berhwnti tepat di depan pintu ruang ganti pria saat mereka kehilangan jejak idolanya.
.
"Kesana mungkin" terka salah satu dari mereka. Tiba-tiba...
.
"Huachii.."
.
Tbc
.

BORGOL CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang