" Kenalkan ... Aku Luciel "Aku juga tersenyum
"Kau tidak bisa membohongiku jimin-sii"
Pria itu diam, bola matanya membulat dan sangat jelas raut kepanikan dari wajahnya yang sebagian tertutup masker itu.
"Tenang saja, aku bukan fans fanatik" Ucapku tersenyum.
Jimin menghela nafas.
"Terimakasih "
"Untuk ?"
"Entahlah , mungkin karena kau tidak brutal ketika mengenaliku " Dia terkekeh dengan kata 'brutal' yang ia ucapkan sendiri.
Aku kembali tersenyum lalu menjawab " Tidak , walau aku menyukai groupmu namun aku tau apa itu privacy manusia "
"Begitukah ?"Tanyanya seolah meyakinkan kebenaran. Aku mendelikan bahu tak peduli.
"Aku pergi dulu " Pamitku padanya yang masih berdiri disana.
Beberapa langkah aku meninggalkan gedung itu, sampai dia mengucapkan sesuatu yang membuat langkahku berhenti.
"Kau suka es krim? "
Dahiku mengeryit tidak mengerti, lalu aku berbalik menatapnya. Pria itu, Park Jimin berdiri disana dengan satu alis yang menukik keatas dan kedua tangannya dimasukan kedalam kantong hoodie yang dia kenakan.
"Suka "
Kami berada di kedai es krim tak jauh dari sini. Aku duduk berhadapan dengan idol yang terkenal ini dengan semangkuk es krim jumbo rasa coklat ditanganku.
"Ini aku yang teraktir "
"Ah baguslah. Memang harus begitu, seorang idola terkenal pasti mempunyai uang yang banyak. Jadi semangkuk eskrim jumbo bukan hal sulit kan ?" Ujarku. Jimin terkekeh pelan.
"Mulutmu pedas juga ya Nona "
"Begitukah? Kurasa tidak "
" Ya ya terserah dirimu " Jimin menghela nafas kembali, menyandarkan tubuhnya pada sandaran bangku.
Mata kelamnya begitu sayu dengan warna sedikit hitam dibawahnya matanya. Terlihat menakutkan jika diperhatikan, apakah sesibuk itu hingga kurang beristirahat ?
Melihat secara langsung begini aku baru sadar. Ketahuilah bahwa menjadi idol terkenal seperti mereka itu tidak enak. Mereka dituntut bekerja keras untuk menghasilkan yang sempurna.
Dengan tubuh mereka yang lelah mereka juga harus menghadapi beberapa permasalahan yang mereka hadapi, entah itu kehidupan pribadi ataupun entertainment.
Maka pesanku bagi kalian yang sering menghujat orang lain, berkacalah. Dan lihat dirimu sekuat apakah dirimu, atau lebih kuat dari mereka yang kau hujat ?
Dunia ini memang kejam. Tak memandang siapa kau, maka celetukan asal dari bibir membuat bumerang bagi diri sendiri.
Setelah sekian lama dalam keheningan, mangkuk eskrimku sudah kosong. Aku mendongak, jimin menatapku.
"Apa ?"
"Apa kau begitu menyukai eskrim?"
"Tidak juga, aku menyukai eskrim yang rasa coklat saja"
"Ah sayang sekali "
"Kenapa?"
"Padahal rasa strowberri juga jauh lebih enak "
"Sial, ku kira kau akan kembali mentraktirku" Aku terkekeh begitupun jimin.
"Apa kau mengharapkannya?"
Aku terdiam, mengharapkannya? Bahkan setiap fangirl pasti mengharapkannya hingga terbawa mimpi. Aku mendelikan bahu tak peduli untuk kesekian kalinya hari ini.
"Sudah terlalu siang, aku pamit pulang dan terimakasih traktirannya wahai tuan artis terkenal " Candaku.
"Begitukah? Cepat sekali .. Baiklah samasama fans fanatik " Balasnya dengan nada yang mengesalkan.
" Hey tuan ! Aku tidak fanatik "
Aku merengut tidak suka ,tapi dia tertawa lepas.Kemudian kami tertawa bersama, padahal kami tidak tau apa yang sedang kami tertawakan.
Kami berjalan menuju halte, kulihat langit memang sedikit gelap. Tak perlu waktu lama bus yang kutunggu tiba didepan kami.
" Terimakasih "
"Ya "
" Baiklah aku pergi dulu"
Aku memasuki bus dan duduk dibarisan 4 dekat jendela yang kebetulan tepat didepan Jimin.
Aku menatap pria itu untuk terakhir kalinya, kurasa ini akan jadi mimpi yang indah. Impian banyak orang dan aku yang merasakannya. Untuk pertama dan terakhir..
Sebelum bus melaju, Jimin mengeluarkan ponsel model terbarunya dan mengetikan sesuatu. Lalu mengetuk kaca jendela disisiku, aku menatapnya bingung dibalik jendela.
Kemudian dia mengisyaratkan untuk melihat kearah ponselnya, yang tertulis..
Di ujung dekat halte pemberhentian selanjutnya. Disana ada kedai eskrim yang sangat enak
Tbc
Dimohon jejaknyaa kawan
Vote or komen ..
Karna itu sangat berartiTerimakasih <3
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumit [ Park Jimin Bts ]
Fiksi PenggemarPria itu masih tetap diam. Kemudian tersenyum dibalik maskernya.Terbukti dengan mata sipit khas asia timur itu lebih menyipit. " Kenalkan.. Aku Luciel " Aku juga tersenyum "Kau tidak bisa membohongiku Jimin-sii"