"Hoi Bro!" Sapa kawan lama dari seorang laki-laki yang kini tengah duduk sendiri di sebuah cafe.
"Woi, lama kagak timbul lo. Kemana aja?" Sahut laki-laki itu.
"Gue ikut bokap ke Belanda, Bro. Oiya, By the way, Lo sendiri? Nungguin siapa? Pacar?" Tanya kawannya serius.
"Iya gue sendiri, gue nggak punya pacar bro. Lo sendiri sama siapa?" Tanya laki-laki itu.
"Oh gue nunggu pacar bro. Yaudah gue balik duluan ya, pacar gue udah nge-Wa nih. Besok gue main-main kerumah lo deh." Ucap kawannya panjang lebar.
"Oke deh, gue tunggu. Hati-hati bro." Sahut laki-laki itu dengan senyum tipisnya.
"VIZO!" Teriak seorang didepan dekat pintu masuk.
"Lo lama ya nunggu gue? Sorry ya, gue tadi disuruh Mama dulu." Ucapnya yang sudah berada di depan laki-laki yang dipanggilnya "Vizo" itu.
"Nggak kok Sav, gue juga baru nyampe." Jawab Vizo lembut.
"Sorry ya Viz." Ucap gadis itu lagi.
"Iya Sava."
"Lo udah pesan apa aja?" Tanya Sava antusias.
"Gue nunggu lo dulu, baru gue pesan biar barengan sama lo."
"Oh yaudah, kita pesan sekarang aja. Ntar gue panggil. MBA!!" Teriaknya memanggil salah satu waitress.
"Vanilla latte satu sama kentang goreng satu. Lo mau apa Viz?" Yang ditanya malah gelagapan nggak jelas.
"Samain aja Sav." Jawab Vizo.
"Dua ya mba." Ucap Sava. Lalu memberi buku menu makanan itu kepada sang waitress.
"Cowok yang tadi itu teman lo?" Tanya Sava.
"Iya, teman lama gue." Jawab Vizo dengan senyum manisnya.
"Apaan sih lo." Sahut Sava salah tingkah.
"Apa?" Tanya Vizo bingung.
"Lo senyum-senyum nggak jelas gitu, gue merinding tau." Kata Sava.
"Salah ya gue senyum?"
"Y-ya enggak sih. Hehehehe." Sava tertawa kecil, melihatkan sederetan gigi putihnya dan lesung pipi yang ia miliki.
Vizo dan Sava. Dua orang yang sudah bersahabat sejak kecil ini, memilih waktu senggan mereka untuk Quality time. Karena, Akhir-akhir ini keduanya sedang sibuk oleh urusan masing-masing sehingga mengakibatkan mereka jarang ngumpul atau bahkan ngobrol bersama.
"Muka lo napa?" tanya Sava kepada Vizo.
"Gue lelah." jawab Vizo yang dibarengi dengan hembusan nafas kasarnya.
Sava lalu menggenggam tangan kanan Vizo yang berada di atas meja.
"Lo kalau mau cerita, gih cerita sama gue. Gue siap dengerin apapun masalah lo." ucap Sava yang masih setia menggenggam tangan Vizo.
"Gue bakal cerita, tapi nggak sekarang. Ya, mungkin lain kali." sahut Vizo. Ia pun membalas genggaman tangan Sava sambil tersenyum tulus.
Tidak lama setelah itu, pesanan mereka pun datang. Keduanya lalu saling melepaskan genggaman tangan mereka.
"Besok gue nggak masuk sekolah." celetuk Sava.
"Lho, kenapa?" tanya Vizo terkejut.
"Gue mau ngantar Mama ke bandara." sahut Sava.
"Mau gue temenin?" tanya Vizo.
"Nggak usah, lo sekolah aja, lagian gue juga sama Bang Ravi." sahut Sava.
"Oh yaudah, lo hati-hati ya. Jaga kesehatan juga."
"Apaan sih lo. Gue perginya cuma sehari, bukan berhari-hari. Lo mah lebay." sahut Sava terkekeh.
"Ya gue kan cuma khawatir." jawab Vizo pelan. Namun, masih bisa terdengar oleh Sava.
"Ngomong apa lo tadi?" tanya Sava.
"Ee-enggak ngomong apa-apa, lo kali yang salah denger." elak Vizo.
"Yey ngeles mulu lo mah."
Keduanya pun tertawa. Sudah lama Vizo dan Sava tidak seperti ini. Saat-saat seperti inilah yang keduanya nantikan.
Gue bahagia liat lo bahagia, Sav.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Halllooooooo.
Lagi iseng aja sih buat cerita gaje ini😅😅
Ya mudahan kalian bakal suka.Lanjut nggak?
Vote dan Comment dulu dong😆😆😊See you😙😙😙
KAMU SEDANG MEMBACA
ARVIZO
Teen Fiction"Lo itu cewek Arzeta, gue nggak mau cara gue untuk mendapatkan sahabat lo itu gagal, gara-gara lo yang malah suka sama gue." ucap seorang cowok yang katanya siswi di SMA ini adalah King Of Playboy. "Ogah banget gue suka sama lo." jawab Arzeta acuh...