Mungkin itu karena aku mencintaimu. Seluruh aspek dalam dirimu. Termasuk semua kelemahanmu. Tapi, aku tak bisa melihatmu, bersedih tersedu, apalagi jitu itu karena aku.
Maafkan aku. Untuk tidak selalu jujur padamu. karena dahulu, kita sempat berjanji untuk saling percaya dan jujur satu sama lain. Tapi, untuk beberapa hal, aku terpaksa berbohong untuk menutupi itu.
Bukannya aku tak lagi percaya padamu. Aku hanya sudah mengerti tentang kebiasaan dan tabiatmu. tentang sesuatu yang bisa membuatmu gembira, atau sedih sembilu dan merana. Semua kabar akan aku serahkan padamu, selama menurutku kau mampu menampung itu. namun, jika sudah terlalu, maka maafkan, aku akan membelok untuk urusan itu.
Sebab, aku lebih memilih kau memaki dan marah padaku, daripada harus terkapar mencemaskanku. Aku tahu, cemas dan sedih adalah hal yang berbeda. Tapi, aku menemukan dua kesamaan, tentang air mata yang mengalir dan rasa takut yang bertengger di hati.
Aku tidak ingin kau menangis, sedang aku tidak ada disana untukmu. Untuk mengusap bulir di matamu, atau sekedar memeluk erat kepalamu. memberikan ketenangan pada batinmu. Aku tak ingin kau menangis sendiri.
Dan biarlah aku berbohong. Selama itu bukan berbentuk pengkhianatan Cinta, kupikir itu sah-sah saja. Aku mencintaimu. maka saat ini, segala aspek perasaanmu adalah prioritasku. dan prioritasku adalah bahagia bersamamu.
YOU ARE READING
Lupa Kalau Kau Pernah Melukai
RomanceAku selalu ingat. sedangkan kamu sudah lupa. tentang hati yang kuberi, lalu kau buang tanpa basa-basi. sementara, kupikir aku akan berdiri dan beranjak pergi. nyatanya aku masih disini. menunggumu yang memilih orang lain. lalu kembali untuk selanjut...