17

6.6K 701 24
                                    

****

"Aish YA KIM TAEHYUNG...." Jimin berlari untuk mendorong tubuh Taehyung.

"TAEHYUNG-AH..." Taehyung menatap Jimin dengan terkejut terlebih lagi saat ini ia melihat Jimin berlari kepadanya dan memanggil namanya seperti dulu.

Jimin terus berlari dan berusaha mendorong tubuh Taehyung tapi yang terjadi di luar dugaannya, mobil itu terlalu cepat sehingga mobil itu sudah cukup dekat hingga tubuh Jimin terlempar jauh hingga kepalanya membentur trotoar sedangkan Taehyung terduduk di trotoar.

"Jimin-ah...." Lirih Taehyung.

******

Jin dan Jungkook masih menunggu Jimin pulang, mereka mulai cemas.

"Hyung, kenapa Jimin hyung belum pulang?" tanya Jungkook.

"Kita tunggu saja, mungkin dia naik bus, bukankah Namjoon tak menjemputnya." Ucap Jin, ia mencoba menenangkan Jungkook tapi dirinya sendiri sangat kawatir saat ini.

"Perasaan ku tidak enak hyung." Ucap Jungkook.

"Tenanglah Kookie, jangan membuat hyung juga ikut kawatir." Ucap Jin.

Kringgg Kringg

Telepon rumah berbunyi membuat Jin dan Jungkook terkejut, wajah Jin langsung kesal.

'Yeoboseyo?'

'...'

'Ne, wae?'

'....' Jin terdiam, Jungkook menatap Jin dengan kawatir.

'Jinjja? Andwe...'

'...'

'Aku akan segera kesana.'

Jin langsung memutuskan sambungan telepon itu lalu menatap Jungkook dengan kawatir.

"Hyung, mwoya?"

"Jimin kecelakaan." Ucap Jin, Jungkook langsung terkejut.

"Kita harus ke rumah sakit hyung." Ucap Jungkook.

"Kajja..." keduanya berlari menuju mobil, Jin pun berusaha menelfon yang lainnya.

****

Semua sudah berkumpul di rumah sakit, mereka benar benar menunggu dengan cemas.

"Masalah apalagi yang kau lakukan anak sialan?" kesal Namjoon.

"Hyung jujur bukan aku yang melakukannya." Ucap Taehyung.

"Kalau bukan kau, siapa yang membuat Jimin masuk ke dalam ruangan terkutuk itu?" tanya Jin penuh amarah, ia mengatakan penuh penekanan sembari menunjuk ruangan operasi itu.

"Jimin kecelakaan saat bersama mu, dan kau baik baik saja sedangkan dia harus masuk ruangan laknat itu." Ucap Namjoon.

"Aish, bagaimana mungkin eomma dulu melahirkan anak sialan seperti mu." Datar Yoongi. Selalu saja seperti itu, mengatakan hal hanya sekali dengan kata yang singkat namun cukup membuat hati Taehyung kembali tersayat.

"Kau memang tak pantas berada di keluarga kami." Ucap Jungkook.

"Bahkan aku menyesal tetap membiarkan mu tinggal di rumah kami." Ucap Jin.

"Aku lebih menyesal karena pernah menganggapnya hyung ku yang paling berarti, aku menyesal karena telah menyanyanggi mu sebagai orang yang paling berharga. Bahkan aku sekarang malu jika nama mu ada di antara kita." Ucap Jungkook yang sejak tadi diam.

Sekali lagi yang Taehyung lakukan hanya tersenyum, berbicara? Bagaimana mungkin ia mengeluarkan suaranya jika suaranya saja tertahan di tenggorokkannya.

The Last Gift to BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang