Serendipity

410 38 6
                                    

cerita ini terinspirasi dari salah satu cerpen di google, tapi author lupa sumbernya:')
penokohannya diganti, alur ceritanya pun nggak jauh beda..




ㅤㅤㅤㅤㅤㅤS E R E N D I P I T Y


Berteman dengan kegelapan, itulah yang kini tengah dilakoninya. Bersama secangkir coklat yang masih mengepulkan asap tipis.

Wonho menyandarkan punggung lelahnya ke sandaran kursi kerjanya. Perlahan ia berputar dan memandangi setiap sudut ruangan, tempat dimana ia kini melabuhkan semua hasrat dan mimpinya.
Tempat yang dibangun dengan selubung kerja keras bersama kedua sahabatnya.

Namun genap satu pekan ini Wonho digayuti perasaan malas yang sangat. Bukan malas membangun pondasi mimpinya, namun malas untuk pulang.

Rumah hanya membuatnya gerah. Gerah dengan rombongan kalimat berulang yang keluar dari mulut Mamanya yang telah satu minggu ini berada di rumahnya.

“Dia itu manis, berpendidikan, dan yang terpenting dari keluarga baik-baik.”

Seiris red velvet masih teronggok utuh dipiring kertas berwarna keemasan, belum disentuh, sementara sirup apel yang datang sepaket dengan cake berwarna merah menyala itu telah habis diteguknya.




🍁🍁🍁




Hyungwon tersenyum, perayaan ulang tahun memang selalu membahagiakan, tapi tidak baginya.

Hyungwon menatap kalender di mejanya, dua hari yang lalu adalah hari ulang tahunnya yang ke 27. Angka yang membuat semua kaum perempuan dalam silsilah keluarganya gatal. Gatal untuk bertanya

“Jadi kapan ia kesini?”
Hyungwon tersenyum kecut.




🍁🍁🍁




Wonho memejamkan matanya, kakinya belum juga mau diajak melangkah.

“Ho?” sebuah suara memanggilnya dari arah pintu yang langsung menyemburkan selarik sinar temaram.

“Ya, masih di sini. Kenapa balik lagi? Ada yang ketinggalan?”

“Jiwaku.” Hyunwoo menyalakan lampu lalu mengacungkan laptop kesayangannya.

“Masih pening harus menjawab ya atau tidak?” Hyunwoo mendaratkan tubuhnya di sofa.
Wonho tersenyum hambar.

“Manis, berpendidikan, dari keluarga baik-baik. Terdengar sempurna.” Hyunwoo menyeringai.

“Aku kelihatan merana sekali ya Hyun? Sampai Mama jauh-jauh datang kemari hanya untuk menyodorkan wacana ini?”

“Itulah orangtua, mereka khawatir anaknya tidak bahagia hidup sendiri di usia yang sekarang ini.”

“Aku bahagia.” Jawab Wonho

“Berarti mereka yang tidak cukup bahagia dengan kebahagiaanmu.”

“Bagaimana dengan Hyungwon? aku tak bisa meninggalkannya begitu saja” tanya Wonho yang teringat dengan calon kekasihnya itu.

“Apa ia mengetahui hal ini?” tanya Hyunwoo

Now, Tomorrow, Forever [Hyungwonho Fanfiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang