Bab 12

161 15 2
                                    

Hari demi hari terus berjalan. Dan, hari yang ditunggu-tunggu oleh Dyandra telah tiba. Hari masuk sekolah. Setelah libur sekolah selama tiga minggu, akhirnya masuk sekolah kembali. Bukannya tidak suka dengan liburan, tetapi Dyandra sangat bosan di hari-hari libur itu. Tepatnya bosan karena tidak ada Lyra. Lyra sudah pergi ke Bandung sejak dua minggu yang lalu. Hal itu membuatnya sangat kesepian.

Disinilah sekarang Dyandra berada, duduk di meja makan bersama keluarganya. Kini ia telah merasakan kembali kehangatan dikeluarganya. Indri, ibu tirinya sudah bersikap baik kepadanya walaupun hanya sedikit.

“Kenapa cuma sedikit sarapannya?” tanya Indri pada Dyandra.

“Udah telat nih ma, bentar lagi masuk sekolah,” ucap Dyandra sambil meneguk gelas berisi susu cokelatnya dengan tergesa-gesa.

“Pelan-pelan, nanti kamu kesedak,” ucap Aldiano.

“Iya pa. Dyandra pergi dulu ya ma, pa,” ucap Dyandra sambil menyalami tangan kedua orang tuanya lalu pergi keluar memasuki mobilnya.

Mobil yang dikemudikan oleh Dyandra melesat membelah jalan yang masih sedikit sepi.

Tak lama kemudian Dyandra sudah sampai di depan gerbang sekolah, lalu masuk dan memarkirkan mobilnya.

“Untung belum ditutup tuh gerbang,” ucap Dyandra sambil melangkahkan kakinya di koridor yang sudah mulai sepi karena semua siswa sudah masuk ke kelas.

Dyandra mengecek namanya di mading sekolah. Dan, Dyandra mendapati namanya yang berada pada kertas absen kelas XII IPS 1.

“Yeay, gue masuk kelas unggulan.” gumam Dyandra pelan lalu pergi menuju kelas XII IPS 1.

Ketika Dyandra berada di depan pintu kelas XII IPS 1 yang terbuka, ia melihat sedang tidak ada guru. Berarti para wali kelas belum masuk kelas.

Dyandra berjalan memasuki kelas dan mencari bangku yang kosong.

Dyandra mendapatkan sebuah bangku yang kosong untuk tempat duduknya. Tetapi, ada satu hal lagi. Bangku itu berada di sebelah seorang cowok yang tidak asing baginya.

“Awas,” ucap Dyandra.

“Apa?” tanya cowok itu sinis.

“Gue mau duduk di situ,” ucap Dyandra sambil menunjuk bangku di sebelah cowok itu dengan dagunya.

“Siapa yang suruh lo duduk di sini?”

“Lah? Kalau gue gak duduk di situ mau di mana lagi emang? Di lantai gitu,” ujar Dyandra sarkas.

“Bukan urusan gue,” ucap cowok itu dingin.

“Andra! Awas, gue mau lewat,” ucap Dyandra sambil menyebut nama cowok itu.

“Gak. Lo gak boleh duduk di sini! Gue gak mau duduk sama cewek nakal kayak lo,” ujar Andra sambil melipat tangannya di dada.

“Ihh,” Dyandra mendengus lalu masuk begitu saja melewati sedikit celah yang ada di antara meja dan Andra.

“Udah, jangan banyak omong. Biarin gue duduk di sini,” ucap Dyandra sambil meletakkan kepalanya di atas meja dengan tangan sebagai alasnya.

Dyandra mengeluarkan susu kotak rasa cokelat dari tasnya. Lalu menusuknya dengan sedotan kemudian menyedotnya pelan.

Dyandra meletakkan susu kotak itu di atas meja.

“Andra,” panggil Dyandra pada Andra yang sedang membaca novel.

Andra mendeham. “Hm,”

DYANDRA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang