London..
Dedaunan kering yang berasal dari pepohonan rindang jatuh berguguran disepanjang jalan dan angin bertiup membawa hawa sejuk. Cahaya matahari mulai meredup dikala senja hari. Bangunan indah yang berdiri kokoh disana terlihat semakin memukau.
Call tidak peduli dengan semua itu. Ia hanya berjalan menyusuri tepi sungai dengan tatapan kosong. Sudah 4 hari Call berada jauh dari tanah air.
Hampir setiap hari ia datang sendirian dan duduk di salah satu bangku taman memandangi pepohonan yang berubah warna menjadi kecoklatan. Kedua temannya sibuk mempersiapkan fashion show disalah satu bangunan tua yang tak jauh dari keberadaannya saat ini.
Call menikmati kesendiriannya jauh dari kebisingan. Setiap orang membutuhkan waktu untuk dirinya sendiri. Ia akan kembali ke teman-temannya ketika malam mulai menghampiri.
Call tidak lari. Ia hanya membutuhkan waktu untuk berpikir. Walau Call mencoba untuk melupakan, tetapi terkadang bayang-bayang masalahnya selalu enggan meninggalkannya.
Ia tetap masih memikirkan pria itu.
Call menghela nafas panjang sambil meremas kuat kepalan tangannya ketika mengingat bagaimana hatinya tersakiti oleh pria itu.
Sempat terlintas didalam benaknya menyesal karena ia telah menyerahkan hatinya pada Arka. Pria yang selama ini selalu bersamanya. Disatu sisi hatinya juga bahagia saat pria itu berada didekatnya menghabiskan waktu dengannya.
Call menundukkan kepalanya sejenak untuk menjernihkan pikirannya sebelum ia pulang. Call berjanji pulang lebih awal karena kedua temannya akan mengajaknya ke suatu tempat.
Setelah hatinya merasa tenang, Call segera beranjak dari bangku yang didudukinya untuk meninggalkan taman tersebut.
“ Call” panggil seseorang dari belakangnya.
Disaat bersamaan bunyi peluit kapal pesiar yang melewati sungai menyamarkan suara tersebut.
Call yang tak begitu jelas mendengar seseorang memanggilnya mulai melangkah pergi sambil merapatkan coat yang dipakainya ketubuhnya.
Kapal pesiar sudah pergi menjauh seseorang itu kembali memanggil nama Call. Tidak mungkin ia tidak bisa mendengarkannya karena sangat jelas olehnya seseorang menyebutkan namanya. Call mengenali suara berat yang biasanya selalu berdebat dengannya.
Tubuh Call mematung. Berharap ia salah mengenali suara pria itu. Tetapi ia dapat merasakan seseorang melangkah maju dibelakangnya.
Jantungnya berdebar tak karuan.
‘ Jangan mendekat’ teriaknya didalam hati.
Pria itu berhenti tepat dibelakangnya. Call menahan nafasnya karena ia sangat mengenali aroma tubuh seseorang yang berada dibelakangnya saat ini.
“ Kupikir sudah cukup waktu yang kamu butuhkan untuk pergi meninggalkanku” Arka mengucapkan setiap kata-kata sambil menahan diri agar tidak memeluk Call “ Maaf aku terlambat menjemputmu”.
Perlahan Call membalikkan tubuhnya menghadap Arka yang berdiri memandanginya dengan mata pria itu sarat akan kelelahan yang tak mampu disembunyikan.
Call diam menatap wajah Arka. Rambut-rambut halus menghiasi dagu serta terlihat adanya kumis tipis yang biasanya selalu dicukurnya dibiarkan begitu saja diwajahnya sekarang.
Arka bersuara kembali “ Jangan pernah membuatku seperti ini lagi Call. Cukup sekali aku merasakan otakku tidak bisa berpikir dengan jernih, saat aku mengetahui bahwa kamu mencoba untuk meninggalkanku. Tanpa aku tahu sedikitpun kabar darimu dan disisi lain aku berusaha untuk menyakini diriku sendiri bahwa kamu akan baik-baik saja”
Hati Call bergetar mendengar setiap kata-kata yang keluar dari mulut Arka dan tak ada kebohongan dari mata pria itu.
:::::
Hanya ini yang bisa aku tulis saat inii.. maaf yaaaa... lagi sibuk sekali. Aku akan hiatus selama 3 bulan karena persiapan ujian demiiiiiiii masa 6 tahunku yang sedang dipertaruhkan dalam mengejar ilmu. SANGAT MOHON PENGERTIANNYA.. Sebenarnya aku tidak ingin upload part yg belum selesai ini tapi berhubung banyak yang nanya kapan update. Aku kasih sedikit bagian partnya yang sangat2 mengecewakan karena nyatanya aku belum ada nulis lagi sejak bulan februari karena kesibukanku. Harap mengerti yaa para readers. Jangan kecewa dan jangan desak aku ya gaessss.. Aku tahu kalian semua sangat menunggu kelanjutan ceritaku ini. Salam rindu buat kalian semua.
KAMU SEDANG MEMBACA
Marriage With Mr. Actor (The End)
Literatura Feminina" Aku tidak pernah memikirkan kehidupan percintaanku seperti apa yang akan aku jalani dimasa mendatang. Sebelumnya, aku pernah memiliki kisah cinta jauh sebelum aku mengenalmu. Yah.. kamu selalu membahasnya dan mengungkit wanita-wanita itu. Aku mun...