*Cerita ini memiliki hak cipta ©All Rights Reserved by zeriandrifin. So, don't you dare to plagiarize this story. Or, you will know the consequences.
*Picture of this part by www.travelandleisure.com
"Permisi, nyonya. Pesawat sebentar lagi akan mendarat." Ucap pramugari sambil menepuk pundakku sehingga sontak membuatku terbangun dalam tidur.
Aku yang baru bangun pun gelagapan tak karuan bingung harus berbuat apa. Aku pun menguap sambil merapikan rambutku yang berantakan. Kuperhatikan pramugari yang sedang memberikan pengumuman ternyata sekarang pesawat sedang mendarat di Bandara Los Angeles. Aku pun kegirangan. Dengan sigap ku buka tirai jendela pesawat yang berbentuk oval di sisi kiriku. Ternyata benar, terlihat indahnya panorama daratan Los Angeles. Aku berdecak kagum dan setengah tak percaya bahwa diriku, AMANDA SHABRINA, akhirnya telah sampai di Los Angeles. Kota impian Amanda sedari dulu. Aku tak sabar segera turun dan menikmati udara Los Angeles.
Setelah pintu pesawat telah dinyatakan dibuka, aku pun segera membawa tas JanSport-ku dan bergegas pergi keluar dari pesawat. Ku berjalan dengan percaya diri di sepanjang garbarata bandara. Dari garbarata itu kubisa melihat pemandangan landasan pacu bandara Los Angeles yang begitu luas dan berjejer banyak pesawat dengan rapi. Sembari berjalan, kurentangkan tangan dengan wajah menengadah keatas dan menghirup udara sedalam-dalamnya. Oh senangnya... tak kusangka diri ini sudah menginjakkan kaki di Los Angeles.
Aku pergi mengambil koper Polo-ku yang sudah diambilkan pihak pesawat dari bagasi pesawat dan juga sudah disiapkan di dalam bandara. Kusambar begitu saja koperku dan berjalan keluar dari terminal bandara. Ku tengok kanan dan kiri sembari ku berjalan banyak sekali orang-orang berdesakan dalam keramaian sedang mencari rekan dan keluarganya yang mungkin juga turun dari pesawat bersamaku. Namun bagiku, orang-orang tersebut seolah mengucapkan selamat datang padaku yang baru saja menginjakkan kaki di Los Angeles. Aku lupa untuk menyalakan ponsel ku kembali setelah mendarat dari pesawat tadi. Kuambil ponsel dalam tasku dan kunyalakan ternyata terdapat pesan singkat dari ibu Nina yang bilang bahwa aku akan dijemput sopir keluarga Nielsmenn dan sopirnya bernama Liam.
Aku celingukan mencari supir keluarga Nielsmen. Dan akhirnya kulihat ada sebuah papan nama yang sengaja ditulis dengan besar menggunakan huruf balok "AMANDA SHABRINA, INDONESIA" dan papan itu dipegang oleh seorang laki-laki berbaju formal dan klimis. Aku pun dengan sigap melambaikan tangan kepada orang itu.
"Saya Amanda Shabrina dari Indonesia, ini kartu tanda pengenal saya. Bapak siapa?" tanyaku memastikan karena di tengah kota metropolitan ini sangat memungkinkan sekali adanya penipu kelas kakap.
"Selamat datang nyonya, nama saya Liam Logan. Sopir keluarga Nielsmenn." Jawab orang itu.
"Tanda pengenal?" tanyaku lagi.
Kemudian orang itu menunjukkan tanda pengenalnya yang memang benar menunjukkan kalau dirinya itu bernama Liam Logan dan bekerja sebagai supir profesional di keluarga Nielsmenn.
Aku pun percaya dan mengikuti nya. Liam dengan sigap membawakan koperku. Liam menuntunku menuju depan bandara yang sudah terparkir mobil Jaguar XJ Sentinel berwarna hitam yang sangat eksotis dan menawan. Aku sontak berhenti dari laju jalanku dan tertegun sesaat. Seriously? Ini beneran mobilnya? Dan ternyata benar! Liam memasukkan koperku di mobil itu... iya mobil itu... Jaguar XJ Sentinel. Pasti becanda nih orang. Aku perlahan mendekati Liam dan memastikan.
"Liam, ini mobilnya?" tanyaku heran.
"Iya, nyonya." Jawab Liam.
Astaga, mobil jaguar XJ Sentinel yang biasanya dipakai oleh orang sekelas perdana menteri Inggris, hari ini aku bakal menaikinya juga. Tuhan, terima kasih.
Aku langsung memasuki mobil itu. Seperti apa? Jangan ditanya. Isinya sungguh luar biasa keren. Aku duduk di belakang. Terdapat dua kursi dengan bantalan kursi yang mewah dan empuk. Terdapat meja di depan kursiku yang menempel dengan kursi depanku. Ada layar monitor televisi juga di depanku. Sangat nyaman dan indah.
Liam menyalakan mesin dan mulai menjalankan mobilnya. Mobil melaju begitu cepatnya. Entah kenapa aku senang sekali melihat jalanan di sini yang begitu lancarnya padahal lagi sore. Kulihat jam otomatis di dalam mobil menunjukkan pukul 15.00 dan masih hari Sabtu. What? Kok masih jam 3 sore? Bukannya aku berangkat tadi jam 10 pagi ya? Masa perjalanan Surabaya-Los Angeles hanya 5 jam? Haha. Aku lupa kalau ada perbedaan zona waktu antara Surabaya dengan Los Angeles. Perbedaan waktunya itu Waktu Indonesia Barat dikurangi 15 jam. So, wajar saja kalau waktu seolah mundur karena memang jam nya berbeda. Rasanya jadi puyeng. Sejenis jetlag pusing mikirin perbedaan waktu.
Mobil terus melaju di jalanan Los Angeles yang mulus. Di tengah jalan, setelah beberapa menit mobil melaju menjauhi bandara, tak lama kemudian mobil telah melewati University of Southern California. Terlihat dari tulisannya yang tak jauh dari jalanan yang aku lewati. Seketika aku teringat dengan Ibuku yang katanya Budhe kemarin pernah kuliah disini. Aku juga tak menyangka kalau Ibuku bisa sehebat itu menggapai ilmu sampai di negeri Paman Sam ini. Apalagi universitas ini juga termasuk salah satu kampus yang bagus di jajaran universitas di dunia.
Kemudian aku juga melewati Staples Center yang gedungnya sangat megah. Aku jadi teringat prosesi pemakaman Michael Jackson yang pada saat itu dilakukan di Staples Center. Tak jauh dari Staples Center juga ada Dodger Stadium yang sangat besar sekali. Mirip stadion bola tapi ini untuk olahraga baseball. Oiya, di Amerika ini olahraga yang populer dan banyak digandrungi warganya adalah olahraga baseball. Sama seperti Indonesia yang menggandrungi olahraga badminton ataupun Inggris yang menggandrungi olahraga sepakbola. Setiap Negara punya olahraga favoritnya masing-masing, bukan?
Gak nyangka Liam melajukan mobilnya melewati Chinatown Central Plaza. Walaupun aku gak masuk ke dalamnya, tapi setidaknya aku tahu dan bisa melihat suasana disana yang serba dengan warna merah dan tergantung banyak pernak-pernik khas China. Aku terus berdecak kagum melihat berbagai fenomena Los Angeles. Ingin rasanya ku menghampiri semua tempat-tempat disini dengan segera. Sepertinya rumah keluarga Nielsmenn ini lumayan jauh. Karena mobil sudah menjauh dari downtown dan bahkan sudah melewati pusat kota tapi masih belum saja sampai.
Kemudian mataku berbinar ketika aku melihat Ernest E Debs Regional Park dan Elysian Park yang begitu luasnya. Aku bisa melihatnya dari balik kaca mobil. Meskipun aku hanya melewatinya, tapi aku benar-benar ingin kesana... kalau kalian pernah ke Kebun Raya Bogor, ini lebih luas dari itu. Di tengah pusat kota Los Angeles, tetapi ada Taman yang rindang dan indah. Aku hanya bisa melihat dari sisi tamannya saja karena jalan yang dilalui oleh mobil ini hanya di sisi tamannya saja. Entah kenapa mataku terus melek meskipun telah melewati perjalanan jauh karena terpanah dengan berbagai pemandangan kota Los Angeles. Aku acungi jempol tata kota disini. Sangat bagus dan rapi sekali. Gak bikin mata sepet melihatnya. Semuanya tertata secara terukur dan indah. Oiya, jalanan di Los Angeles ini sangat menyenangkan dan unik yang tak bisa kutemukan di Surabaya. Sebab jalannya itu berbukit sehingga jalanan selalu naik dan turun. Paling yang jalannya hanya lurus dan datar itu ketika di pusat kota dan di jalan tol saja.
Tiba-tiba mobil menuju ke komplek perumahan yang rumahnya sangat besar-besar dan jalannya pun cukup eksklusif. Terlihat ada taman yang bertuliskan "Lacy Park". Di perumahan daerah Lacy Park ini benar-benar perumahan kelas atas. Rumahnya besar-besar, jalannya beda dengan jalan-jalan di daerah sebelumnya yang aku lewati. Dan rumahnya pun tidak berhimpitan. Jalannya berkelok-kelok dan naik turun. Aku tak bosan melihat pemandangan rumah yang sangat besar nan estetik di sepanjang jalan komplek perumahan ini.
Tak kusangka mobil ini berbelok masuk ke salah satu gang perumahan elit ini. Kulihat di papan jalannya bertuliskan "Shenandoah Rd". Wihh... rumahnya bagus-bagus dan besar-besar. Mobil kemudian berbelok lagi dan menuju jalan yang bertuliskan di plang jalannya bernama "Woodstock Rd". Dan benar saja, mobil masuk ke dalam salah satu rumah di Woodstock Rd itu. Tak tanggung-tanggung, rumah yang dimasuki mobil ini benar-benar rumah yang sangat besar. Mobil pun berhenti.
***
*Terima kasih sudah membaca. Silahkan baca bab selanjutnya. Dan jangan lupa beri masukan ya... :)
KAMU SEDANG MEMBACA
ADOPTED: Love Me, Then.
Любовные романыAmanda hanya seorang gadis sederhana. Gadis SMA sebatang kara, yang sejak kecil telah kehilangan orang tua. Bukannya menyerah, Amanda justru semakin kuat menghadapi dinamika hidup yang luar biasa. Dengan kesabaran dan keuletannya, seolah Tuhan membe...