Lima: Arthitku

3K 280 34
                                    

○○○

Kongpob memang morning person, Arthit paham hal itu. Tapi terkadang lelaki tampan itu bisa berlebihan juga.
Memang belakangan ini Kongpob selalu menghampirinya dipagi hari, kegiatan antar-jemput yang berulang kali ia keluhkan. Kongpob memang keras kepala juga, mana mau ia menyerahkan Arthit pada pengganggu itu.
Seperti pagi ini, Kongpob senang sumringah, pasalnya hari ini adalah akhir pekan.
Waktu untuk mengambil seluruh atensi Arthit akhirnya tiba juga.

Kongpob senang karena ia hari ini tak harus mengendap-endap bak pencuri untuk masuk kekamar Arthit. Pasalnya pacar manis nan imutnya itu sudah bangun jam segini, tumben sekali.

"Pagi sekali! Biasanya kau datang sore kan?"
Arthit merengut. Apa-apaan kelakuan ajaib pacarnya ini. Baru 5 menit yang lalu ia bangkit dari ranjang, sekarang malah kedatangan Kongpob. Tampangnya saja masih acak adul.
Kongpob tersenyum lebar. Meletakkan ransel dan beberapa plastik berisi makanan diatas kulkas Arthit. Menatap lekat-lekat pada Arthit yang berjalan memunggunginya, pemuda manis itu sibuk merapikan ranjangnya.

"Senang tidak aku datang?"
Tanya Kongpob. Merebahkan tubuhnya diranjang yang sedang Arthit rapikan.

"Awas dulu, Hei!"
Decak Arthit. Kongpob tergelak, menarik Arthit untuk ikut berbaring disampingnya.

"Sini sebentar."
Arthit meronta, Kongpob yang belakangan ini gemar work out tentu bisa meredam kekuatan Arthit dengan melilitnya.

"Hei, sesak Kongpob"
Kongpob tak peduli, malah makin mempererat pelukannya.
Arthit menghela nafas pasrah, susah sekali jika pacarnya ini sedang manja.

"Aku rindu, P'Arthit."
Katakanlah jika Arthit sudah seperti guling, dan Kongpob adalah ular phyton yang hobi melilit sesuatu.

"Kau setiap hari bertemu denganku"
Balas Arthit menghindar saat Kongpob berusaha meraih bibirnya.

" Lebih baik seperti itu daripada aku melihatmu bersama pengganggu itu."
Arthit menjauhkan wajah Kongpob dengan tangannya. Risih sekali, Kongpob sudah wangi dan dirinya bahkan masih bau iler.

"Hei, P'Arthit. Aku mau menciummu!"
Kongpob kesal juga akhirnya.
Arthit memutar bola matanya bosan, "Jangan lama!"
Kongpob bersorak dalam hati. Langsung saja ia sesap habis bibir manis Arthit.
Mengerti jika Arthit adalah jenis adiktif baru. Candunya begitu kuat.

" Uh, manisnya"
Gumam Kongpob mengacak rambut Arthit.

"Aku bosan dibilang manis. Sesekali bilang aku tampan."
Rengut Arthit, Kongpob malah gemas sekali.

"Arthitku yang tampan"
Bisik Kongpob. Tangannya menelusup masuk kaos tipis Arthit.
Arthit menegang, "Tidak Kongpob!"
Bak cenayang, ia tahu maksud kelakuan Kongpob saat ini.

Kongpob merengut, "Tidak boleh?"

"Tidak!"

"Kenapa?"

"Kau sudah melakukannya beberapa hari lalu"
Arthit merinding mengingat malam itu. Perpaduan antara nyeri dan nikmat kadang membuat kepalanya pening sendiri.

"Besok ya?"
Tawar Kongpob.

"Tidak!"

"Aku akan membelikan pink milk yang banyak"

Arthit mendengus, "Sogokan macam apa itu?"

"Ayolah~"

"Tidak!"

○○○

' P'Oon, terimakasih susu vanila nya kemarin. Lainkali P' akan aku traktir pink milk'

Addicted [Sotus Fanfiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang