[Season 2] Part 2 : Surat Kaleng

2.1K 91 12
                                    

Nayla dihadapkan oleh surat-surat kaleng yang ada di mejanya sekarang. Ia harus berurusan dengan semua surat murahan itu lagi. Surat-surat yang semula dikirimkan setiap hari kini hanya dikirimkan seminggu sekali, di hari Rabu. Jumlahnya hanya satu, tidak lusinan seperti waktu itu. Nayla membukanya.

Beneran masih yakin bertahan sama Brian? Ragu kalo kalian bakalan bertahan lama. Itu semua juga bakalan hancur. Awas aja, gue akan teror elo terus nay. Nayla, gue nggak rela lo adu peran sama Brian.

Nayla menghela nafas panjang. Ia belum tau siapa pelakunya tapi yang pasti ia masih ada di lingkungan SMA Bhakti. Nayla memasukannya ke dalam tas. Nayla keluar, dan menengok ke bawah. Hari Rabu adalah jam olahraga untuk kelas Brian. Nayla mengamati Brian yang berdiri di halaman sekolah bersama Aan dan Rio. Beberapa cewek menghampiri ke arahnya.

Nayla sudah hendak turun tapi sebuah suara dari gurunya, Bu Umi, membuatnya mengurungkan niat. Nayla lantas masuk ke dalam kelas.

Selama pelajaran, Nayla memikirkan Brian yang didekati cewek-cewek itu.

Awas aja kalo genit, awas, awas, pikir Nayla. Ia mengepalkan tangannya di atas meja, dan menggebrak meja gemas. Untunglah suaranya tidak membuat Bu Umi menoleh dari papan tulis.

"Kenapa sih?" tanya Gita.

"Tuh yang lagi olahraga disamperin cewek-cewek." dengus Nayla kesal.

"Brian ya?" tanya Gita.

"Siapa lagi emang. Awas aja kalo dia genit sama cewek-cewek itu. Bakalan abis di tangan gue." kata Nayla.

"Sabar Nay. Buktinya, Brian nggak pernah genit selama ini. Cewek-cewek itu aja yang nempel." kata Gita menenangkan.

"Sama aja. Brian kalo dikasih perhatian dikit ngelunjak. Pasti kalo ada cewek-cewek yang kasih dia minum, dia terima. Kasih ini itu terima, ya mereka nggak bakalan berhenti lah kejar Brian." Nayla mengomel.

"Sabar. Kan elo yang udah menangin hati Brian." kata Gita.

"Awas aja kalo gue lihat lagi Brian digoda, gue abisin itu cewek satu-satu." kata Nayla.

"Cemburu banget," Gita menyenggol lengan Nayla.

"Iyalah! Cowok gue kok." kata Nayla.

"Kalo Brian yang cemburu nggak boleh. Lah ini giliran elo cemburu bebas-bebas aja. Brian pasti ngalah." kata Gita.

"Dia mah nggak pernah cemburu sama gue." kata Nayla.

"Pernah lah. Nyatanya kemarin waktu rencana pentas, dia belain jadi pangeran demi lo yang awalnya adu peran sama Leo." kata Gita.

"Itusih dia over." kata Nayla.

"Kalian itu saling cinta satu sama lain. Makanya jealous. Kurang kurangin deh sikap itu." kata Gita.

"Tau ah," Nayla mengalihkan pandangannya ke papan tulis.

Nayla melihat kondisi halaman sekolah saat istirahat. Walaupun jam olahraga habis, Brian dan teman-teman masih ada di halaman bermain sepakbola. Nayla sudah menyiapkan sebotol air mineral dingin dan handuk kecil di tangannya. Ia berjaga-jaga seandainya ada yang mendekati Brian. Nayla akan langsung turun.

Peluit ditiup dan mereka bubar. Brian masih di tengah halaman, berbincang bersama Aan dan Rio. Tidak ada yang aneh. Mereka tertawa keras-keras bersama.

Mata Nayla meneliti lebih jauh, dan didapatinya segerombol cewek datang mendekat ke arah Brian, membawa serta air dan handuk. Brian kewalahan menjawab mereka, lalu diambilnya satu botol air minum, memberikannya pada Aan.

Bitter Sweet [Season 1 dan 2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang