Part 4 - Guru Tampan dan Minuman Dingin

54 5 0
                                    

"Karena jodoh biasanya sepadan."

Diakah?

Suatu saat, Dee melakukan perjalanan lagi ke daerah pedesaan yang ia kunjungi terakhir kali ketika ia ingin menyendiri.

Kebetulan, saat terakhir kali dia datang ke sana, Dee memotret sebuah sekolah yang ada di desa tersebut untuk dimasukan ke daftar tunggu dalam daftar bantuan bagi sekolah-sekolah yang ada di pedesaan yang butuh di renovasi.

Ini adalah kegiatan sampingan yang biasa dilakukan oleh Dee setelah ia sukses menjadi seorang arsitek.

Maklum saja, itu karena Dee sewaktu kecil punya cita-cita untuk membangun sekolahnya sendiri dengan menggunakan namanya, sebuah sekolah bergengsi dan punya perpustakaan yang besar dan bagus.

Tapi karena ia melihat bahwa membangun sekolah yang sudah ada tidak kalah pentingnya, Dee pun mulai merenovasi sekolah-sekolah yang ia lihat butuh untuk direnovasi.

Dee merenovasi sekolah-sekolah menggunakan uang pribadinya dan ada juga yang di donasikan oleh adik-adiknya yang sudah bekerja.

Pada kunjungan pertama ia hanya memotretnya, pada kunjungan kedua, dia berkomunikasi dengan pihak sekolah tersebut untuk maksud renovasi sekolah dan setelah disetujui, Dee pun kemudian kembali dalam kunjungan yang ketiga dengan membawa tim serta peralatan dan bahan-bahan yang dibutuhkan.

Saat ia sedang berada di camp-nya dan sedang memperhatikan, menganalisis, dan memperbaiki gambar bangunan yang ia buat sebelum dibangun, tiba-tiba ada seorang anak kecil yang menyodorkan sebuah minuman soda dingin kepadanya.

Saat ia menoleh kearah anak itu, dia terkejut karena ternyata guru anak tersebut juga ikut di belakang anak itu bersama murid-muridnya yang lain yang terlihat sedang menawarkan minuman kepada timnya waktu itu.

Dee pun menatap guru berwajah ganteng tersebut sambil berkata dalam hatinya

"Ya Tuhan, terima kasih untuk pemandangan indah di cuaca yang sangat terik ini"

Guru tersebut tersenyum lalu mengatakan
"Silahkan minumannya, nona arsitek"

Dia pun kemudian segera tersadar dari lamunannya sejenak lalu berkata
"Oh.. iya.. Thanks yah!"

Lalu dijawab dengan
"You are welcome, ma'am"
oleh anak kecil itu.

Mereka pun kemudian berjalan ke tempat lain sambil menawarkan minuman dingin di tengah-tengah cuaca terik saat itu.

Dee pun beristirahat sejenak sambil meminum minuman tersebut dan mengingat kembali kapan dia pernah melihat guru tersebut sebelumnya, karena Dee merasa bahwa itu bukan pertemuan mereka yang pertama kali.

(flashback: Tanpa disadari oleh Dee, ternyata guru tersebut adalah Kian Gottfried. Mereka adalah mahasiswa di universitas yang sama tapi berbeda fakultas sewaktu kuliah strata satu. Kian adalah mahasiswa fakultas sastra bahasa Inggris sedangkan Dee adalah mahasiswa fakultas Teknik jurusan teknik arsitek. Mereka sering berada dalam angkot yang sama saat pergi ke kampus dan pulang ke rumah karena tempat kost Dee berada satu jalur dengan rumah Kian. Namun karena sikap cuek yang dimiliki Dee, membuat dia tidak pernah menyadari kehadiran dari Kian. Dee hanya pernah memandang sekilas wajah Kian yang waktu itu masih terlihat sama-sama cupu.)

You're My HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang