Part 1

142 5 4
                                    

"Hei Zi.." panggil seseorang

"Paan si Raf, udah deh ini masih pagi. Gausah bikin ribut" ucap seseorang.

"Eh, siapa juga yang mau ribut. Apalagi sama lo. Ogah. Mending ribut ma semut" jawab orang tadi.

"Serah dah serah"

***

Suasana ramai dan berisik menggambarkan keadaan kantin saat ini. Seorang gadis duduk di pojokan kantin menunggu pesanannya datang.

"Makanan datang...!!" seru seseorang menghampiri meja gadis tadi.

"Gausah berisik juga kali, ca" ucap gadis tadi.

"Yee.. Suka- suka gue lah, Zi"

Kemudian mereka berdua makan dengan tenang. Tiba- tiba seorang laki- laki datang ke meja Aca dan Ziva dan duduk disamping Ziva.

"Ih lo ngapain sih kesini. Ganggu tau gak, Raf?!" ucap Ziva kepada laki- laki tersebut.

"Nggak" jawab Rafa santai.

"Sana lo pergi!" usir Ziva pada Rafa.

"Nggak. Emang ini punya nenek moyang lo apa?" tanya Rafa santai sambil memakan makanan milik Ziva.

"Lo tu ngeselin banget sih! Dah lah gue mau pergi" ketus Ziva sambil bangkit dari duduknya.

"Lah lo mau kemana Zi?" tanya aca.

"Kelas" jawab Ziva singkat.

"Tunggu, gue ikut" kata Aca

Sesampainya dikelas mereka duduk di bangku mereka. Ziva langsung mengambil novelnya dan membacanya. Sedangkan Aca, dia sibuk dengan ponselnya.

"Lo kok ninggalin gue sih?" teriak Rafa di depan Ziva. Tetapi Ziva tak menggubris, bahkan menoleh pun tidak.

"Lo kalo diajak ngomong jawab dong" Jawab Rafa kesal.

Merasa terganggu, Ziva akhirnnya angkat biacara.

"Lo ngomong sama siapa sih? Brisik amat?" tanya Ziva.

"Ya sama lo lah kecebong" ketus Rafa kesal.

"Yee, nggak usah ngegas juga keles" balas Ziva ketus.

"Lo duluan yang mulai curut" ketus Rafa.

"Heh! Yang mulai duluan itu elo tikus!" balas Ziva tak kalah ketus.

"lo duluan curut! Jelas- jelas lo udah ninggalin gue, terus gak menggubris omongan gue"

"Atas dasar apa gue nungguin elo? Gak guna amat. Terus emang tadi lo ngomong sama gue? Lo aja gak panggil nama gue" kesal Ziva.

"Pengen banget lo gue panggil?" tanya Rafa sedikit menggoda Ziva.

"Idih ogah. Sana lo pergi!" Usir Ziva pada Rafa.

"Lo ngusir gue?" tanya Rafa.

"Yaiyalah kecebong laut" jawab Ziva ketus.

"Emang ada kecebong di laut?" tanya Rafa dengan tampang bodohnya.

"Mimi Peri! Mending lo pergi deh dari sini sebelum sabar gue habis" ucap Ziva geram.

"Enak aja lu ngatain gue miper. Jadi jodohnya miper tau rasa lo" ucap Rafa yang tak terima dikatain mimi peri.

"Lo itu... Pergi!!" teriak Ziva geram.

"Iya iya gue pergi. Lagian gue juga ogah deket- deket sama lo" ucap Rafa.

"Yaudah cepetan pergi" ucap Ziva kesal.

***

Tifa POV

Bel telah berbunyi beberapa menit yang lalu.
Gue membereskan buku dan alat tulis gue. Gue pengen cepet - cepet pulang.

"Zi, lo pulang naik apa?" tanya Aca

"Gue dijemput ca"

"Oh yaudah gue duluan ya, Zi. Sopir gue udah nungguin di depan" pamit aca

"Oke hati- hati ya"

"Yoi"

Kelas sudah sepi, temen temen gue udah pada pulang. Setelah selesai beres- beres, gue langsung keluar kelas menuju gerbang sekolah.

"Heh, Zi! Lo mau kemana ha?" tanya Rafa saat gue udah didepan pintu gerbang sekolah.

"Pulanglah bego" jawab gue ketus.

"Oh"

Oke cuma dijawab oh doang?? Anjir dah.

Gue pun langsung keluar menuju tempat tunggu siswa yang belum dijemput. Kebetulan gue belum dijemput.

Oke ini lama banget gue gak dijemput- jemput.
Sudah hampir satu jam gue belum dijemput dan kini sekolahan udah sepi banget.

Gue memutuskan untuk menelpon Mama.

"Halo maa" sapa gue setelah telpon gue diangkat.

"Iya sayang, ada apa?"

"Kok Pak Jarwo belum jemput Ziva ya ma?"

"Aduhhh, maaf sayang. Mama belum kasih tahu kamu. Pak Jarwo tadi disuruh Papa kamu buat anterin berkas ke kantor"

"Yah mama. Terus aku pulang naik apa dong?"

"Maafin mama ya sayang, kamu naik taksi aja. Udah dulu ya, mama ada pelanggan nih. Bye sayang" ucap mamanya lalu sambungan telepon terputus.

"Shitt"

***

~TBC~

ZIVATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang