"Pagi, Tuan Daniel," sapa Joy ramah yang hanya diangguki singkat oleh Daniel.
Joy pun dengan sigap langsung mengangkat nampan berisi semangkuk bubur ayam dengan segelas susu dan air putih sebagai penutup, membawanya menuju tempat Daniel yang entah sedang membaca apa di IPadnya, di salah satu sofa ungu berukuran minimalis.
"Ini, silahkan dinikmati."
"Hm."
Merasa tak dibutuhkan, Joy langsung berbalik hendak mengepel lantai di dapur yang terlihat kotor.
Dia asik mengepel sambil terus bernyanyi hingga tanpa sadar kegiatannya sudah selesai.
Merasa bosan, ia kembali mengalihkan pandangannya ke arah Daniel yang ternyata tengah bertelepon, makanannya pun telah habis. Joy berjalan pelan untuk mengambil nampan, setidaknya dia masih punya kerjaan.
"Ya, baiklah. Sekitar jam 3 sore mungkin aku akan sampai."
"Annyeong, eomma."
Saat Joy ingin berbalik, sebuah panggilan menghentikannya. "Joy."
"Ya, Tuan? Ada yang bisa ku bantu?" Tanya Joy dengan senyum.
Daniel berdehem,"Nanti siang, aku akan mengunjungi rumah eomma ku, kau mau ikut atau tidak?"
Joy berpikir, "Memangnya dimana letaknya?"
"Di Busan."
Mendengar itu membuat Joy mengangguk cepat dengan senyum merekah,"Waah! Lokasinya sama seperti letak universitas yang ku daftarkan saat itu."
"Memangnya kau mendaftar di universitas mana, Joy?" Tanya Daniel penasaran.
"Dongseo University atau disingkat DSU."
Daniel kaget. "Jinjja?! Daebak! "
"Kau diterima? Selamat!" lanjut Daniel dengan nada penuh kekaguman.
Joy mengangguk sambil tersenyum.
"Aku mau ikut sekalian ingin melihat Nyonya dari majikanku. Apakah dia juga cantik seperti ku?"
Joy dengan kepolosannya memang selalu asal bicara.
Daniel terkekeh kecil melihat tingkah Joy, "Tentu saja, "
"Kalau begitu kau segera berkemas, sekarang sudah jam sembilan pagi. Aku takut kita akan terjebak macet."
"Baik, Tuan. Tapi... apa yang harus aku kenakan?"
Daniel tersenyum,"Pakai saja yang senyamanmu, asal sopan."
"Baiklah, kalau begitu aku ke kamar dulu."
Sesampainya di kamar, Joy berdiri mematung di depan lemari bajunya yang baru dia buka.
Hm.. apa yang harus ku pakai. Bertemu calon mertua harus berpakaian rapi dan sopan. Aku tak mau nantinya malah terlihat buruk di depan kedua orang tua Daniel.
Dia terus berpikir dengan keras.
Lebih baik, kita serahkan saja semuanya pada Joy. Biar dia yang mengurus pakaiannya sendiri.
***
Dan perkiraan Daniel benar. Macet mulai melanda.
Untuk saat ini, Daniel hanya mengenakan pakaian santai.
Sama dengan Joy, dia pun memakai pakaian yang santai. Meski dirinya sendiri gugup. Bagaimana caranya ia bersikap nantinya?
Keheningan awal menyelimuti mereka hingga Daniel membuka pembicaraan terlebih dahulu.
"Jadi, Joy, bisakah kau ceritakan sedikit tentang DSU?" Daniel mengalihkan perhatiannya ke arah Joy sekilas. "Tentu." Jawab Joy.
"Singkatnya, DSU merupakan salah satu universitas terkenal di negara kita ini, tepatnya di Busan. Aku sangat senang bisa diterima disana. DSU dikenal sebagai Universitas yang banyak mendatangkan mahasiswa/i internasional dari berbagai negara. Tidak hanya dari Asia, dari Eropa pun ada. DSU juga dikenal memiliki kualitas terbaik di bidang film dan video."
Daniel mengangguk pelan, tanda ia paham. "Di mana kau mendapatkan informasi singkat itu?" tanyanya dengan senyum miring.
YAHHH KETAHUAN DEH.
"Hehehe.. aku sempat browsing di internet."
Daniel terkekeh kecil.
Hening kembali. Joy kembali berpikir apa yang harus ia lakukan nanti.
Entah bagaimana jalannya, Daniel seakan mengerti raut cemas yang tergambar jelas di wajah Joy. "Sudah Joy, jangan terlalu dipikirkan. Lebih baik kau tidur saja. Kurasa macetnya masih panjang."
Joy menoleh dengan cepat. "T-Tapii—"
Daniel pun langsung menyela dengan pandangan lembut sambil mengarahkan sebelah tangannya yang bebas untuk mengelus kepala Joy, menyuruhnya untuk tidur. "Tidur Joy.."
Joy sedikit gugup, sebelum akhirnya menjawab, "baiklah." Joy pun dengan cepat masuk ke alam mimpinya bersama dengan usapan lembut Daniel di kepalanya.
Daniel menolehkan kepalanya pada Joy yang tertidur pulas. Ia pun memajukan sedikit tubuhnya untuk membetulkan posisi tidur Joy serta seatbelt yang melekat pada tubuh indah Joy.
Dari sini, dari jarak sedekat ini, dia menatap wajah Joy, sesekali mengusap pipi dan menyingkirkan rambut-rambut kecil yang turun menutupi kening Joy. Daniel memajukan wajahnya hingga hanya berjarak sekitar satu jengkal. Ia mengalihkan pandangannya ke sekitar yang ternyata masih macet, kemudian kembali menatap Joy lama.
"Ku harap, kau tidak terganggu, Joy," katanya seraya mengusap kening Joy dan menciumnya lama.
___
NAH LOH. INI SI DANIEL NGAPA YAKK?
MUNGKINKAH DIA SUDAH MULAI MENYUKAI JOY?
MINTA PENDAPAT SABI KALI! comment dund :):)
KAMU SEDANG MEMBACA
MY GIRL {END}
Fanfiction7-2-2018 s/d 28-7-2018📝 Joy, gadis yang benar-benar polos kehilangan segalanya saat ingin ke jenjang perkuliahan. Ia harus bekerja. Dan menjadi pelayan seorang namja tampan menjadi pilihannya. Daniel, lahir dari keluarga berada dan memiliki harta d...