7. It's Okay, That's Love

610 90 12
                                    

-Apology-

Mingyu tengah menunggu Tzuyu keluar dari kelas.
Ia berdiri di ambang pintu.

Ketika Tzuyu mulai keluar, Mingyu menahan tangannya.
Sontak Tzuyu menoleh.

"Apa?" tanya Tzuyu.

"Aku dapat 100 ujian kali ini"

"Lantas?"

"Temani aku makan, lalu ku antar pulang" Mingyu menarik tangan Tzuyu.

"Yya! Aku tidak mau!" Tzuyu menghempaskan tangan Mingyu.

"Wae?"

Tzuyu memutar bola matanya malas.

"Aku tidak punya waktu"

Mingyu menghela nafasnya.

"Baiklah, akan kuantar kau pulang saja"

"Sirreo!"

"Hanya ingin balas budi, tidak lebih" ujar Mingyu datar kemudian berlalu melewati Tzuyu.

"Kenapa jadi dia yang marah?" gumam Tzuyu kemudian berjalan mengikuti Mingyu.

.
.
.
.
.

Setelah itu mereka sampai di rumah Tzuyu.

Namun ketika Tzuyu turun, Mingyu menarik tangannya sehingga terjadilah sebuah pelukan disana.

Tzuyu terkejut, matanya membulat seketika.
Tubuhnya membeku karena pelukan hangat itu.

Tzuyu diam.
Ia dapat mendengar degup jantung Mingyu yang sangat tidak beraturan.

"Aku menyukaimu, Tzuyu-aah"

Lagi-lagi Tzuyu hanya diam.
Kini jantungnya ikut berdegup tak beraturan.

Sejujurnya Mingyu pria yang cukup menyita perhatiannya akhir-akhir ini.
Namun ia terus mengelak perasaannya dan menganggap Mingyu hanya seorang pengganggu.

Tzuyu melepaskan pelukan Mingyu dengan paksa.
Matanya tak dapat menatap kearah mata Mingyu, ia terlalu eum gugup.

"Terimakasih sudah memberi tumpangan, pulanglah"

Tzuyu berjalan masuk ke dalam rumahnya.
Meninggalkan Mingyu yang masih terpaku menatap punggung Tzuyu.

"Suatu saat kau akan menyadari perasaanmu itu sendiri"

Sementara Tzuyu duduk terdiam diatas ranjangnya.
Ia memegangi dadanya yang terasa sesak karena jantungnya berdebar begitu hebat.

"Apa aku menyakiti perasaannya?"

"Haish masa bodoh, aku ini kenapa"

Setelah itu ia hanya duduk terdiam.
Menatap kosong kearah depan.
Berpikir bagaimana ia menolak perasaannya ini.

Ia tidak mau terlibat cinta saat ini, ia hanya ingin menjaga ibunya.
Menjaga perasaannya.

"Maafkan aku, saat ini aku tidak ingin mendengarkan kata hatiku" gumamnya.

SKIP!

Malam ini Jinyoung pulang sangatlah larut, setelah keluar dari kantornya ia menuju mobilnya.

Diperjalanan ia menatap kearah sebuah cafe yang nampak belum tutup.
Ia berpikir untuk mampir sebentar kesana.

Setelah itu ia duduk sembari menunggu pesanannya tiba.
Ia menatap keluar jendela.
Diluar hujan turun sangatlah deras.

"Kenapa harus hari ini turun hujan" gumamnya.

Sementara diujung meja lain nampak seorang wanita tengah menyeruput capuccino lattenya.
Sembari mengutak-atik layar laptopnya.

APOLOGY✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang