Chapter 13

1.5K 71 1
                                    

Lucid mendorong pintu rumahnya. Lalu berjalan memasuki bangunan besar itu. Sampai diruang keluarga, langkahnya menyamping menuju dapur.

"Mau makan den?" Sari, salah satu pelayan dirumah Lucid menatap anak majikannya itu.

Lucid menggeleng. Tangannya meraih sekaleng soda sari kulkas. "Udah makan diluar." Jawab Lucid sambil menutup kulkas itu kembali.

Ia berbalik dan meninggalkan ruangan itu. Dan berjalan menuju kamarnya.

Namun ujung matanya menangkap sosok David yang duduk diambang pintu yang menghubungkan ke kebun belakang rumah.

"Lah, masih disini tuh bocah?" Pikir Lucid.

Ia tak menghampiri David. Ia diam ditempat untuk sementara waktu. Memperhatian punggung lelaki itu. David seperti sedang menulis sesuatu.

Keadaan saat itu gelap. David terlihat seperti titik fokus karena lampu yang dinyalakan hanya lampu yang ada diluar pintu.

Pr? Tak mungkin. David akan berdiam diri dikamar sambil menghadap tumpukan buku jika sedang ada pr.

Tak lama, David terlihat meremas kertas itu. Lalu melemparnya ke sembarang arah. David beranjak dari tempat itu. Dan sontak membuat Lucid mencari tempat persembunyian.

Lucid menempelkan punggungnya ketembok. Setelah David hilang dari pandangannya, ia berjalan ke kebun belakang. Mengambil remasan itu, dan membacanya.

Cinta itu apa?

Saat ibu bangun pagi untuk membuatkan sarapan untuk keluarganya.
Saat ayah terjaga sampai larut malam karena putri nya belum pulang.
Saat kakak geram ketika adiknya dimusuhi
Saat adik menjaili kakaknya diwaktu luang.
Saat seseorang mengelus pundak sahabatnya yang menangis.
Saat seorang lelaki membeli eskrim untuk kekasihnya.
Saat seseorang rela berangkat awal  untuk bisa mengobrol untuk orang yang selalu menjadi pusat pemikirannya.

Jadi, apa itu Cinta?
Sebuah kata sederhana. Sesederhana maknanya.

Sesederhana saat aku mengatakan
"Alexa, aku cinta kamu"

Hanya butuh sesaat untuk merasakannya.
Dan hanya hal kecil yang membuat rasa ini tumbuh.
Ya, rasa ini tumbuh.
Rasa yang tumbuh saat matamu menyipit ketika tersenyum.

Senyum yang dulu kuanggap seringai.
Senyum yang dulu biasa saja.
Namun kini luar biasa.

Why?
Because Love is about heart. Not brain.
Because Love is real. Not imagination.
But, maybe you're My imagination(:

Lucid mengerutkan dahinya. "Dav suka Alexa?"

---

Hari pelaksanaan PERSAMI pun tiba. Dan itu menuntut Alexa pergi dihari peringatan kematian ibunya.

"Ga apa-apa. Kamu pulang minggu sore kan? Hari senin kita ke makam ibu" Ayah mengelus kepala putri nya itu. Alexa hanya bisa mengangguk.

"Lexa masuk ya Yah" Ujar Alexa sambil menatap ayahnya. Ayahnya mengangguk.

Alexa membuka pintu mobil ayahnya. Lalu keluar dari kuda besi berwarna silver itu.

6 bis besar terparkir rapi dihalaman SMA Wijaya. Ia tak begitu menghiraukan itu. Ia harus cepat-cepat ke aula karena dari pengumuman yang ia dengar kemarin, sebelum berangkat para murid kelas XI diperintahkan untuk berkumpul di aula. Ya, walau mungkin hanya untuk mendengarkan sambutan saja.

Kubuat Kau Jatuh Cinta (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang