Pada waktu kebelakang untuk hari yang lama.
inti dalam kenangan mencoba bersuara.
Apakah akan hidup berakhir semestinya?
Meski setiap langah untuk tujuan terasa semakin panjang.
Setiap nafas yang terhirup akan semakin membawa kedalam suatu akhir.
Diam dan terus berdegup
Jantung berdetak tidak biasanya
Berusaha menahan kepanikan ini melewati batas kemampuan.
Dengan hanya berpegang pada keberuntungan..
Kenyataan bahwa terlanjur terkabung digelap realita.
Kemunafikan berteguh diri untuk tidak menyesalinya.
Diiringi kilas tumbuk perputaran masa.
Satu tindakan mencegah helaan udara.
banyaknya Pikiran terbalik dan terus berputar.
Sehingga cobaan tuk menutup mata membuat gemetar.
mencoba membayang gambaran kedepan.
Tidak ada tujuan ataupun tertinggal juga tidak ada apapun keluar.
Mungkin inilah akhir yang dibutuhkan, sekarangpun masih tetap terulang.
Luka semu dari masa lalu yang tidak disembuhkan.
tidak ingin berubah untuk menjalani hari kesia-siaan.
Keringanan didapat dengan hanya menunggunya perlahan memudar.
Jadi sekarang, ini adalah awal dari semula tak diinginkan.
Teringat pias-pias tajam akan kalimat acak.
Seperti tawa atas semua dilema.
Semakin terbawa dan ditelan kesimpatian palsu.
Tidak terbayang untuk dilatar belakangi kesendirian.
Langkah kaki sudah tidak sejajar dengan bayangan.
Tersandung dan kehilangan keberadaan.
Dibasahi keringat yang berakhir menyerah.
Dialtar tragedi dua muka ini aku di perah.
YOU ARE READING
dramatisir keadaan
Short Storydiambil dari : www.facebook.com/notes/denhas/dramatisir-keadaan/