02

97 6 0
                                    

Untuk ku cinta adalah bahagianya. :)


Saat ini jam istirahat tengah berlangsung dan yang menjadi kesibukan Lunar adalah menatap sekumpulan foto-foto Aldi yang ia dapatkan sendiri melalui kenekatannya yang seringkali memotret cowok itu ketika ia sedang bermain futsal ataupun ketika cowok itu tengah makan di kantin. Sesekali Lunar menjerit melihat foto Aldi yang terambil begitu pas dan tidak kabur sehingga nampak jelas ketampanannya.

"Nikmat Tuhan mana lagi yang kau dustai Lunar!" Batin Lunar sambil terus memerhatikan foto-foto cowok tersebut.

"Sungguh ketampanan yang hakiki." Gumam Lunar pelan sembari menggeser-geser layar benda pipihnya dengan jari telunjuknya.

"ASTAGA ASTAGA ASTAGA!" Teriak Lunar yang spontan membuat se isi kelas mengarah padanya.

"Kenapa sih Lun?! Heboh sendiri?!" Kinar berdecak kesal karena Lunar begitu ribut dan seperti cacing kepanasan. Kinar adalah teman setempat duduk Lunar.

"INI! gw lagi lihat rupa malaikat maut dari alam ketampanan!" Jawab Lunar menyodorkan handphonenya memperlihatkan foto Aldi yang ia zoom tengah tersenyum tipis.

"Hadeh! Berisik tau gak!" Kinar mendengus kesal melihat Lunar yang tak memerdulikan omelannya malah semakin menjadi-jadi.

                                        〰〰〰

"Lunar cepetan! Gw mau singgah di Alfama--"
Ucapan Kinar terhenti saat tiba-tiba Lunar membekap mulutnya.

"Ssstt!! Jangan berisik!! Ntar ketauan!!" Bisik Lunar geram, saat ini Kinar tengah menemani Lunar yang akan melancarkan aksinya.

Saat memastikan semua siswa-siswi telah keluar dari kelas XII IPS 1, Lunar pun menarik lengan Kinar untuk menuju ke arah kelas itu.

"Lo tunggu situ!" Pinta Lunar menyuruh Kinar untuk menunggu di depan pintu saja, Kinar memutar bola matanya malas kemudian bersandar di dinding samping pintu kelas tersebut dengan kedua tangan memeluk dada.

Seperi biasanya 15 menit setelah bel pulang terdengar Lunar akan menyeret Kinar untuk menemaninya dalam ia melancarkan aksinya.

Lunar mengendap-ngendap masuk ke dalam ruangan kelas XII IPS 1, ia berjalan menuju tempat duduk pangeran berkuda putihnya kemudian memasukkan coklat putih yang ia beli kemarin tak lupa beserta sebuah notes.

THANKYOU LUNARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang