4. Separuh Perjalanan

1.3K 28 8
                                    


Mentari terbit berarti tandanya kami bersiap untuk mendaki gunung.
Sebelum me mulai perjalanan terlebih dahulu memeriksa peralatan yang masih kurang lengkap seperti kompor dan gas, di balai tempat kami menginap menyewakan peralatan-peralatan untuk mendaki.

"Ok,semuany sudah siap" ujar bagus dengan suara lantangny

"Siappp"

"Lanjutt...."

"Kita bawak tas carire nya ganti-gantian aja,soalny nih tas berat banget broo ,lumayan ukuranny cuman 100 liter hehehe" kata baguss sambil tertawa kecil

"Ok guss siapp ,Ahhahah "

Kami kemudian berjalan menyusuri kebun teh Lagi lagii dan lagii ,hamparan kebun teh ini sangat luas sejauh mata memandang.

Tak terasa sudah cukup jauh berjalan waktu sudah menunjukan pukul 10:35 sebentar lagi kami tiba di Pintu Rimba atau bisa di bilang sudah memasuki kawasan gunung dempo setelah kita melewati pintu rimba aura nya agak terasa berbeda seperti melewati alam lain.
Jadi waktu tiba di sana sebelum melanjutkan perjalanan kami azan di depan pintu rimba tersebut dan berdoa terlebih dahulu.

"Marilah teman teman sebelum kita melanjutkan perjalanan marilah kita berdoa terlebih dahulu ,supaya kita di beri keselamatan
kemudahan di saat kita mendaki nanti,dan sampai di rumah dengan selamat "

"Amiinnnn...."

"Broo sebentar lagi kita akan melewati jalur tikus ,jadi siap-siap aja karena jalurnya sempit di tambah dengan jurang yang ada di sebelah kanan dan kiri kita nanti jadi hati-hati ya broo jangan sampai kita jatuh terpeleset ke jurang" di perjelas oleh bagus

Baruu se perempat perjalanan tiba-tiba badan si Bayu menjadi tidak enak wajahnya menjadi pucat dan lemas,jadi kami ber henti senjenak untuk ber istirahat

"Bro kamu kenapa?" tanya bagus

"Enggak tau gus tiba-tiba aja badan gua terasa gak enak terasa kayak berat gitu saat berjalan"

"Oh mungkin kamu kecapekan bawak tas carirer nya ,sini biar gantian bawaknya"

"Sini gus biar gue aja yang bawaknya"
putra langsung mengambil tas carirer yang ada di pundak bayu

Sebelum perjalanan di mulai lagi Putra meminta bagus untuk menemani nya buang air kecil

(Oh iya katanya kalo mau buang air kecil atau BAB , ngadepnya jangan kegunung yaa ,kata orang sini)

Saat Bagus menemani putra mereka cerita-cerita sedikit tentang bayu yang tas nya tiba-tiba menjadi berat

"perasaan tas carirer yang di bawah bayu itu ringan isinya kan cuman baju-baju doang, kok bisa jadi berat gitu"

"Iya gus gue juga heran kok tiba-tiba badan si bayu jadi lemas gitu,apa jangan-jangan...."

"Husss,ngucap woii ingat kita lagi di mana jangan ngomong sembarangan kamu" pembicaraan putra langsung di bentak bagus ,karena gak boleh ngomongin hal-hal yang gaib di saat mendaki gunung takut terjadi hal yang aneh"

"Udah-udah buruan kamu sana,kita harus cepet biar nyampe puncaknya nanti nggak kemaleman "

"Iya-iyaa sabarr"

Setelah mereka sampai di tempat istirahat tadi, teman-teman sudah siap untuk melanjutkan perjalanan dan keliatan nya kondisi si bayu lumayan membaik

"Ehh luu berdua dari mana aja"

"Ini nemenenin putra buang air kecil"

"Yaelah bilang dong gua kira lu berdua kemana tadi"

"Iyaa soryy ,kebelet tadi soalnya heheheh"

"Yaudah yok jalan lagii"

"Bayuu,luu bilang yahh kalo capek biar kita bisa istirahat dulu sebentar,jangan diem-diem aja luu jangan sok kuat broo ini gunung bukan mall "

"Iyaiya"

"Iya broo jangan sungkan-sungkan kalo mau istirahat kami pasti ngertiin kondisi luu"

"Siaappp"

"Yaudahh yang lain semangat,kalo ada apa-apa bilang yaahh jangan sungkan" tegas oleh bagus

Kami berlima terus menyusuri jalur itu dan tak lama kemudian kami sudah tiba di Shelter 1 dimana tempat orang orang biasanya mengambil air minum di Mata Air

"Yaudah siapa yang mau turun ngambil air minum di bawah sana"

"Gue aja gus sama putra dengan agung " ujar si bayu

"Eh jangan bay ,disana jalan nya curam sekali di tambah dengan akar-akar pohon yang licin kamu bisa-bisa kepeleset terlebih lagi kondisi kamu yang masih belum pulih sepenuhnya "

"Yaudah biar dedy aja yang ngambil ke bawah,Gkpp kan ded?"

"Ok guss,siapp"

Kemudian bagus dan bayu menunggu di Shelter duduk di atas pohon yang tumbang sambil di temani dengan suara burung dan monyet yang terdengar dari atas sana

Tiba-tiba dedy berlari menghampiri bagus dengan wajah yang cemas

"Guss!!! Putra jatuh terpeleset ke jurang"

"Seriusssan luuu!!!"

"Iyaaa seriuss masak gue bohongan"

Mereka bertiga langsung menyusul ke arah mata air.


Maaff sist and broo ,update yang kali ini lama banget yaa..
Jangan sungkan untuk
Teruss mengikuti cerita petualangan kami.

Rahasia GunungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang