teman terlucknut

120 11 6
                                    


Bastiansteel 👆☝👆

_______

Di taman ini lagi. Aku kali ini ngobrol bareng silsha. Ini adalah hari keee....

"Ke empat" -silsha.

Eh iya keempat kami di kampus ini. Tak diduga pun ternyata kita bakalan satu fakultas.

Setelah 2 hari kenal dengannya, kurasa dia baik. Dan lumayan asik untuk diajak ngobrol. Walau kadang menjengkelkan, seperti 'dia mengejekku saat kena hukum waktu itu'.

"Njel... "

"Ya? "

"Lo tau bastian? "

Eh.
Maksudnya bastian siapa nih ?

"I-iy... Eh mksdnya bastian steel? " tanyaku takut salah kaprah yg dimaksud ia bastian.

"Iyaa bocah songong ituu.. Dekil lagii kayak kecoa gerak mulu"

Deg.

Aku terdiam. Kenapa rasanya sakit ya. Fatal!.

"Vijel? Lo knp diem? "

Aku tak tau harus ngomong apa. Diam mungkin lebih baik untuk menahan rasa amarahku. Untung saja kau temanku.

Aku lalu melihat kearahnya. Cukup membalasnya dengan senyum kecut.

"Iya kan? Btw kata yg laen dia juga kuliah di kampus ini lho.. Sumpah gedeg abis kalo misalkan dia satu fakultas dan bakalan ketemu tiap hari...  Dih am,-"

"STOP!!!..." ucapku sedikit teriak. Aku tak tahan lagi menahan semua yg mengganjal di dadaku. Sesak.

"Lo knp? "

Ini anak gapunya rasa peka terhadap rangsang kali ya. Dia kira semua orang bakalan berpikiran sama dengannya?

Tanpa ngomong apapun akupun melangkah kaki berniat meninggalkannya disana. Ini kulakukan hanya untuk menahan kata2 pedas yg bisa saja keluar dari mulutku jika aku tetap bertahan disana.

"Eh mau kemana? "Tanyanya kebingungan.

"Nyari teman baru"

______________

Kalau saja dia bukan temanku sudah kusumpal tuh mulut pakek sendal butut.

Seenaknya!! Mungkinkah aku salah memilih teman?
Ternyata dia 'silsha' tak lebih dari bagian netizen melata.

Aku kini duduk di lapangan. Berhubung ada sesuatu yg mungkin akan mereka sampaikan membuat kami disuruh panas2an seperti. Masih dalam masa orientasi, jadi kami gabisa membantah.

Silsha? Dia tak bersamaku! Entah juga gatau kemana. Emang gue pikirin.

Aku pun kembali memfokuskan pada apa yg diucapkan bapak itu didepan. Lalu mengernyit ketika melihat seseorang. Dia disuruh maju kedepan. Lalu, dimarahi. Ya dia bastian.

Aku sedikit terkekeh melihatnya. Cara berjalannya. Sepertinya dia berpura pura kalo kakinya sakit.

"Kamu.. Bastian! Ya saya kenal! Tapi dengan begitu kamu jangan seenaknya ya! Di kampus ini ada aturan! Kem,-"

"Paak..  Kaki saya sakiit"

"Saya ga peduli.. Kalo kaki kamu sakit knp masi diajak ke kampus? " bapak ini bertanya seolah2 begitu serius. Membuat semua para mahasiswa/i ketawa geli. Tak terkecuali aku. Bukan karna si bapak, tapi karna wajah polos yg bastian tunjukkan. Dia benar2 tak sedikitpun ketakutan.
"Kaki saya ini belahan jiwa saya pak... Gabisa pisah"

The Possible - bbsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang