8. MAKE-UP

91 6 2
                                    

*Cerita ini memiliki hak cipta ©All Rights Reserved by zeriandrifin. So, don't you dare to plagiarize this story. Or, you will know the consequences.

*Picture of this part by Endah Savitri (Ig: endhsvtr)


Jam dinding kamarku menunjukkan pukul 2 siang. Aku sudah lelah sekali sedari pagi membereskan kamar, menata kamar agar bisa membuatku lebih nyaman. Aku sudah mengisi rak dalam meja belajarku. Aku sudah menyiapkan segala keperluan sekolah untuk besok dan aku juga sudah membersihkan kamarku secara keseluruhan. Akhirnya selesai juga. Dan aku bersyukur sekarang punya kamar sendiri karena baru pertama kalinya ini aku memiliki kamar sendiri. Badan sudah berkeringat dan mungkin terkena debu selagi ku membersihkan kamar tadi. Langsung saja ku bergegas mandi.

Selesai mandi rasanya tubuhku kembali segar. Hmmm... enaknya ngapain ya. Aku jadi bingung harus ngapain karena semua kerjaanku sudah beres. Aku pun usil main ke kamar Lena. Kamar Lena masih dalam satu lorong dengan kamarku dan kamar Lena berada pas di sebelah kamarnya Zac. Aku pun melangkahkan kaki menuju kamar Lena. Ku buka pintu kamar Lena secara perlahan. Ku mengendap-endap masuk ke kamar Lena.

"Ehm ehm." Suara Lena mengagetkanku.

"Hai Lena. Hehe." Ucapku cengingisan.

"Ngapain kamu disini? Ketok pintu dulu dong." Tanya Lena ketus.

"Iya maaf ya Lena... Aku mau main aja kok soalnya aku lagi gak ada kerjaan nih di kamar." Jawabku. "Ehh ya ampun, ini semua punya kamu?" ucapku kaget karena melihat di meja rias Lena terdapat banyak sekali jenis make-up.

Aku terus melongo dan melihat satu per satu alat make up itu.

"Lenaaa, kamu keren... pantesan kamu bisa cantik banget kayak gini. Coba lihat..." ujarku sok akrab sambil menunjuk wajah dan seluruh bagian tubuh Lena yang memang nyatanya sangat ideal. Sebenarnya aku tidak terlalu tertarik dengan alat-alat make-up sih. Selama ini aku cuman pakai parfum, deodorant, lotion, sama bedak doang. Aku sok-sok tertarik sama alat make-up biar bisa ngambil hatinya Lena, gitu.

"Iya dong. Kamu tau nggak, ini itu maskara dari produk termahal di dunia. Trus ini blush on nya halus banget, coba deh. Oiya kamu udah tau lipstik ini? Yang iklannya Megan Fox ituloh." Respon Lena antusias.

Aku gak nyangka Lena bakal seantusias ini. Karena tadi aku asal-asalan aja sih sok akrabnya dengan ambil topik tentang alat make-up. Tapi gak nyangka ternyata Lena itu sangat tertarik banget sama topik itu. Gak apalah, beruntung banget berarti akhirnya bisa ngambil hatinya si Lena.

"Ihh keren kamu Len, kamu banyak banget wawasan make-up nya. Ajarin aku dong... Aku gak kenal sama alat-alat make-up sama sekali soalnya... ajarin aku ya, biar bisa cantik kayak kamu." Ucapku merayu.

Tanpa basa-basi, Lena langsung mendandani aku dengan peralatan make-up nya yang super lengkap. Dia melakukannya dengan telaten meskipun aku jelalatan karena tidak terbiasa di make-up. Sembari mendandaniku, Lena kemudian memecah keheningan.

"Amanda, di tempatmu sebelumnya gimana? Kamu kok bisa diadopsi sama Mommy?" tanya nya dengan polos.

"Tempatku sebelumnya sangat menantang. Seru. Aku disana harus sekolah dan kerja buat cari uang sendiri. Gak ada orang tua. Minta ini dan minta itu harus cari uang sendiri. Ayah dan Ibuku udah meninggal sedari aku kecil. Aku bisa disini soalnya aku ikut program di Panti Asuhan. Program beasiswa sekaligus adopsi dari keluarga Amerika." Jawabku singkat.

ADOPTED: Love Me, Then.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang