*Cerita ini memiliki hak cipta ©All Rights Reserved by zeriandrifin. So, don't you dare to plagiarize this story. Or, you will know the consequences.
*Picture of this part by Endah Savitri (Ig: endhsvtr)
Besok paginya, aku diantar oleh Mommy untuk mengurus administrasi pendaftaran masuk sekolah. Waktu itu aku berangkat pukul setengah 8 pagi. Hal ini terasa beda sekali dengan Indonesia yang aku harus bangun jam 3 dan berangkat jam 6 pagi dari rumah karena jam 06.45 bel jam pertama sudah berlangsung. Tetapi berbeda di Amerika yang menggunakan jam masuk kelas awal yaitu pukul 08.15 pagi. Setidaknya aku tidak perlu bangun dan berangkat terlalu pagi, hehe.
Sekolah yang aku datangi bersama Mommy ini juga merupakan sekolah Zac dan Lena. Letak sekolahnya tidak terlalu jauh dari rumah, masih dalam daerah San Marino. Dengan menggunakan mobil hanya membutuhkan waktu 15 menit saja. Berdasarkan info yang aku dapat dari Mommy, sekolah ini merupakan sekolah yang bonafit dan cukup terkenal di Los Angeles. Bahkan saat aku browsing di ponselku, memang benar sekolah ini masuk jajaran top 10 sekolah dengan lulusan terbaik di Los Angeles. Aku beruntung karena di sekolah ini menerima murid international. Apalagi mengingat nilai-nilai ku semasa bersekolah di Indonesia dan TOEFL IBT ku kata Mommy lumayan bagus sehingga memudahkan aku masuk ke sekolah ini.
Saat ku mulai menginjakkan kakiku di depan gedung sekolah, aku lumayan tertegun. Karena gedung sekolah terlihat sangat besar dari tampak depan. Memang di depannya tidak ada pagar atau pintu gerbang sekolah. Namun depan sekolah terbuka lebar terdapat pepohonan dan dilengkapi tempat duduk bagi siswa. Semua itu terbuka langsung menuju akses jalan raya. Sebelah kiri terdapat lapangan parkir yang luas. Ketika aku memasuki gedung sekolah... astaga, sekolahnya sangat besar. Aku gak tau lagi itu berapa kali dari sekolahku yang di Indonesia. Sangat besar banget. Ada 4 gedung yang membetuk persegi dan terdapat lapangan di tengahnya yang dipenuhi pepohonan rindang serta bangku-bangku. Jikalau masuk lagi, di balik gedung itu juga masih terdapat gedung lagi. Dan yang membuat aku tercengang adalah sekolah ini memiliki berbagai macam lapangan olahraga sendiri seperti lapangan tenis, lapangan baseball, lapangan sepak bola, dan lapangan basket yang berjajar rapi di bagian belakang sendiri sekolah tersebut. Terdapat kolam renang juga yang khusus untuk siswa.
Setelah asyik keliling sekolah bersama Mommy, kemudian aku dibawa Mommy ke ruang bagian administrasi yang mana gedung khusus untuk seluruh staf, guru, dan kepala sekolah gedungnya dipisahkan. Gedung berada di sebelah kanan. Dan di luar dari 4 gedung persegi.
Mommy mengurus segala berkas-berkas dan pembayaran. Aku hanya disuruh tanda tangan di beberapa berkas saja. Aku juga sempat kaget ketika nama ku sekarang sudah berganti menjadi AMANDA SHABRINA NIELSMENN. Sekarang namaku ada Nielsmenn di belakangnya. Aku terharu sekali. Tanpa ku ketahui, Mommy telah mengurus surat adopsiku jauh-jauh hari dan merubah sedikit namaku dengan memberikan tambahan Nielsmenn dibelakangnya.
"Amanda Shabrina Nielsmenn?" tanyaku ke Mommy dengan tersenyum senang.
"Iya. Kamu kan sudah resmi jadi bagian dari keluarga Nielsmenn." Jawab Mommy membalas senyumku.
Percakapanku disela oleh pihak sekolah agar aku segera memasuki kelas jam pertama karena keburu ketinggalan banyak. Mommy segera memberiku pelukan dan ucapan selamat bersekolah. Selepas itu Mommy kembali pulang. Mommy memberikanku pesan kalau nanti pulangnya bareng Zac dan Lena. Aku bakal sering bertemu dengan mereka karena sengaja Mommy meminta aku sekelas dengan Zac dan Lena.
Aku pun dituntun oleh seorang staf sekolah untuk menuju ruang kelasku yang letaknya cukup jauh karena gedung administrasi dengan gedung untuk kegiatan belajar mengajar terpisah. Aku terus berjalan mengikuti staf sekolah itu sampai akhirnya sampai di ruang kelasku.
KAMU SEDANG MEMBACA
ADOPTED: Love Me, Then.
RomansaAmanda hanya seorang gadis sederhana. Gadis SMA sebatang kara, yang sejak kecil telah kehilangan orang tua. Bukannya menyerah, Amanda justru semakin kuat menghadapi dinamika hidup yang luar biasa. Dengan kesabaran dan keuletannya, seolah Tuhan membe...