Malam ini Aluna dan Devano memutuskan untuk kembali ke Indonesia. Dan sekarang mereka tengah didalam pesawat,pesawat sudah lepas landas dari tiga jam yang lalu dan hanya ada keheningan karena baik Devano maupun Aluna sudah terlelap.
Pukul dua belas malam Aluna terbangun karena Devano tiba-tiba Devano seperti tak nyaman tidur,Aluna mengerutkan dahinya. Dia memang masih belum berbicara kepada Devano sejak sore tadi dan hanya bicara sekenanya saja. Aluna menyentuh bahu Devano."Vano,bangun. Kau kenapa?"
Devano membuka matanya lalu dirasa dirinya mual dan dia dengan cepat berlari menuju toilet diikuti Aluna yang merasa khawatir. Ternyata memang benar Devano muntah,seperti yang Devano lakukan tadi pagi kepadanya yaitu memijat tengkuknya. Aluna lakukan dengan hati-hati "Kau kenapa?"
Devano tak menjawab lalu mengelap bibirnya dengan tissue lalu membalikkan tubuhnya menghadap Aluna.
"Apa kau belum makan?"
Devano menggelengkan kepalanya dan tersenyum "Tidak sempat"
Aluna menghela napas lalu membimbing Devano untuk kembali masuk kekamar. Aluna membawakan makanan untuk Devano lengkap dengan air mineralnya. "Makan dulu,biar aku yang suapi"
Devano mengangguk dan tersenyum,dia lega karena Aluna mau berbicara lagi padanya. Devano menerima suapan Aluna.
"Kau ini,makan itu penting kalau kau tak makan ya beginilah kau akan sakit. Lain kali meskipun kau sibuk tetap harus makan"ucap Aluna sudah seperti seorang ibu yang tengah memarahi anaknya.
Devano terkekeh "Iya,sayang. Hhhh akhirnya kau kembali,Aluna"
Aluna mengerutkan keningnya "Kembali?"
Devano mengangguk lalu kembali membuka mulutnya karena Aluna kembali menyuapinya,dia menelan makanannya dulu "Iya,kau sudah kembali berbicara padaku. Aku merindukanmu,sayang"
Aluna tak menggubris ucapan Devano. Dia hanya fokus menyuapi Devano. Beberapa menit makanan itu sudah tandas Alunapun menyerahkan gelas berisikan air mineral kepada Devano.
Setelahnya Aluna keluar untuk menyimpan piring serta gelasnya lalu kembali kekamar mereka dan merebahkan tubuhnya disamping Devano namun Aluna memilih membelakangi Devano,namun Devano tak diam dia pun memeluk Aluna dari belakang. Aluna tak meronta dia justru terlelap diikuti Devano.
Pukul enam pagi Aluna dan Devano baru saja sampai di Bandara pribadi Devano. Mereka sudah sempat salat malam dan salat subuh tadi didalam pesawat.
"Kita kerumahku saja ya?"ucap Devano yang hanya diangguki oleh Aluna.
Devano melajukan mobilnya dengan kecepatan normal dan satu jam kemudian mereka sampai dirumah Devano. "Vano"
Devano menoleh "Iya?"
"Pakaianku? Dan barang-barangku?"
Devano tersenyum "Sudah dikamar kita" Aluna ber-oh- ria. Dan merekapun turun dan kepala pelayan yang membawakan koper Aluna dan Devano kedalam kamar mereka sedangkan Aluna dan Devano masih didepan rumah karena Shana menahan mereka.
"Kau sebenarnya kenapa? Matamu sembap begitu,Aluna? Kau habis menangis?"ucap Shana.
Aluna tersenyum "Tidak ada apa-apa,Tha. Aku hanya kemarin sakit dan aku menangis"
Shana mengerutkan keningnya lalu menatap tajam kearah kakaknya,Devano. Dan menatap kepadanya seolah bertanya ada apa namun Devano hanya mengangkat kedua bahunya.Aneh.batinnya. "ya sudah kita masuk ya,Mayang,kak"
Mereka bertigapun masuk kedalam rumah namun langkah mereka terhenti karena ponsel Aluna berdering,Aluna merogoh saku gamisnya lalu mengeluarkan ponselnya dan ternyata uminya yang menelepon.
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja Bersamamu | √
SpiritualHR #1 in Spiritual -Ambil yang baiknya dan buang yang buruknya- ---- "Aku tidak pernah tahu alasanmu memilihku untuk menemanimu,menjadi kekasihmu. Entah karena cinta atau hal lainnya. Yang ku tahu adalah kini kau adalah suamiku,imamku,pria shalih ya...