41. Kelulusan dan Rencana Awal

21 4 0
                                    

Setelah cukup lama berbincang hangat, mengingat kejadian di beberapa hari yang lalu, kini semua siswa kembali tegang saat Bu Yuneng sebagai wali kelas kelas dua belas memasuki ruang kelas untuk memberikan hasil pembelajaran selama tiga tahun ini. Semua pasang mata menatap Bu Yuneng penasaran. Yang tak pernah luput dari ketegangan massal.

"Bu saya lulus kan?" Tanya Azmia yang menatap ragu pada wali kelasnya itu.

Bu Yuneng tersenyum penuh arti. "Hmm.. Kayaknya kamu enggak deh, Mi" Jawabnya tentu saja hanya candaan belaka.

"Ah masa, Bu? Kok saya gak percaya ya? Ketuker kali, Bu masa pinter gini gak lulus" Balas Azmia lagi dengan percaya diri.

"Huuuuuuuu.." Alhasil ia pun mendapat sorakan dari teman sekelasnya.

"Pede akut lo" Sahut Kayra yang sibuk ikut menyoraki sahabatnya itu.

"Sudah.. Sudah" Lerai Bu Yuneng.

"Makan dulu sanaa" Tambah Eshall.

Seisi kelas pun kembali tertawa akibatnya.

Bu Yuneng menggeleng pelan. "Sudah datang semua?" Tanyanya kemudian.

"Belum Bu" Jawab mereka serempak.

"Siapa yang belum hadir?"

"Panji, Ari, Amil, Zali, sama..." Kini Syauqi yang menjawab seraya melihat kanan kiri mencari teman sekelasnya yang belum hadir. "Hmm.. Bila Bu, iya Bila juga belum datang" Tambahnya.

"Bila habis sudah cinta ini.." Canda Arvino yang menyanyikan lagu milik virgoun.

"Tak lagi tersisa untuk duniaa.. Auoo" Eshall melanjutkan.

Syauqi menoyor Eshall. "Gak ada auoo nya monyet!" Protesnya.

"Terus apa? Uuaa maksud lo?" Tanya Eshall karena Syauqi main menoyornya.

"Bisa berhenti ribut?!" Kini Bu Yuneng yang angkat bicara dengan bada yang tegas.

"Bisa Bu" Jawab mereka serempak.

Seiringan dengan itu, siswa dan siswi yang sedari ditunggu pun akhirnya memunculkan batang hidungnya. Tak kira-kira teman sekelas menunggu mereka sejak hampir satu jam berlalu.

"Baik, semua sudah hadir. Kita bisa mulai" Ucap Bu Yuneng dengan jedanya. "Disini saya akan membagikan surat kelulusan kalian saja, untuk nilai lulusan tertinggi bisa kalian lihat sendiri di mading sekolah. Ada yang mau ditanyakan?" Penuturan Bu Yuneng menjelaskan keberadaannya di ini kelas.

"Bu pacar saya siapa?" Tanya Eshall dengan lantangnya sekaligus mendapatkan berbagai macam tatapan dari teman sekelasnya.

"Saya mulai..." Bu Yuneng mengacuhkan pertanyaan Eshall yang sangat tidak penting.

Satu persatu nama seluruh siswa disebutkan untuk mengambil surat kelulusan yang ada ditangan Bu Yuneng. Tentu rasa tegang semakin di ubun-ubun. Tak sedikit pula siswa yang sibuk berdo'a agar hal buruk tak dapat terjadi.

Perlahan tapi pasti. Mereka membuka surat itu, melihat hasil jerih payah saat ujian dilangsungkan, juga jadi penentu langkahnya menuju kehidupan yang sebenarnya. Garis lengkungan di wajah mereka mulai terlihat saat suratnya terbuka dengan sempurna. Tak lama mereka pun bersorak penuh kegirangan melihat perjuangannya selama ini tak sia-sia. Kebahagiaan yang tak terhingga kini tengah melanda kelas dua belas di seluruh SMA. Mereka kembali bernapas lega saat Bu Yuneng memberitahu bahwa tahun ini sama sekali tidak ada yang tidak lulus.

"Yeayyyy! Gue lulus!" Ucap Arvino dengan bangganya.

"Biasa aja kali nyet!" Sahut Eshall.

"Iya, kayak gue dong cool" Kalvin memperlihatkan tampang keren yang pernah ia miliki.

"Gue sih santai karena gue pasti lulus lah" Kini Syauqi yang angkat bicara dengan penuh percaya diri.

"Ck. Lihat tuh mading, lulusan ke berapa paling juga ke lima belas udah paling untung" Canda Aulian.

"Ya udah girls, daripada nyimak para boy disini mending kita ke mading kuy" Ajak Kayra karena terlalu bosan menjadi pendengar setia obrolan para laki-laki.

Setelah itu, semua siswa pun berhamburan ke mading sekolah untuk melihat siapa lulusan pertama di sekolahnya ini.

DIAZLYNA hanya melihat satu sampai lima. Rupanya tak ada satu pun dari mereka yang masuk lima besar. Mereka pun hanya tersenyum sesaat dan tak mengambil pusing tentang peringkat lulusan. Peringkat pertama di raih oleh Aprilly, seorang siswi yang tidak diragukan lagi kepintaran nya terlihat dari tahun-tahun ke belakang ia pernah menduduki tiga besar dalam setiap kenaikan kelas.

"Sabar ya" Kayra menepuk-nepuk bahu Azmia seraya memberi semangat agar tidak menangisi nasibnya yang tidak masuk lima besar.

Azmia menepis pelan tepukan Kayra. "Kayak lo yang enggak aja, Kay" Jawabnya dengan malas.

Sedangkan Aura, Adeeva, Edlyn dan Yang hanya menggelengkan kepalanya tak percaya dengan kelakuan sahabatnya yang suka diluar kendali itu.

DIAZLYNA pun berniat kembali ke kelas. Tapi saat perjalanan, ada suara yang memanggil Aura mewakili kelima sahabatnya. "Aura, sini sama teman-teman kamu" Panggil Bu Vita pada Aura yang segera ia hampiri.

DIAZLYNA memberi salam pada Bu Vita dan guru lainnya, yang kebetulan sedang berkumpul. Meskipun mereka tak akan belajar lagi di sekolah ini, tapi bagaimana pun juga guru sangat mempunyai peran penting bagi setiap muridnya.

"Ada rencana habis sekolah mau kuliah kan?" Tanya Bu Vita yang dijawab dengan anggukkan sopan.

"Insya Allah saya di UNPAD, Bu" Jawab Aura dengan senyuman.

"Saya juga, Bu" Tambah Azmia.

"Saya juga" Sahut Yasna.

Bu Vita mengangguk mengerti. "Kalo yang lainnya?" Tanyanya lagi.

"ITB, Bu" Balas Kayra singkat.

"Edlyn sama Yasna?"

"Rencananya saya mau masuk UPI, Bu" Jawab Edlyn seraya melirik Yasna, menandakan hanya tinggal dirinya yang belum memberi jawaban.

"Saya juga sama, Bu" Ujar Yasna.

"Oh ya udah. Guru-guru disini pasti mendo'akan kalian, apapun yang kalian pilih, pasti membawa berkah dan sukses ya buat kalian"

"Aamiin.. Makasih, Bu"








***
TBC..
Jangan Lupa Voment..

All About UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang