Kalimat miring flashback!
Ada alasan kenapa Hyunsuk tidak menjemput Byounggon seperti biasanya. Karena jawabannya adalah Hyunsuk kecewa. Ia marah.
Tapi Hyunsuk juga tidak bisa marah seenaknya pada Byounggon. Benar yang membuatnya seperti ini karena Lee Byounggon. Si Dino sialan!
Hyunsuk benar-benar sedih, kecewa dan marah karena kejadian piknik mereka di taman.
Mereka berdua menikmati makan sandwich. Hyunsuk senang sekali karena Byounggon memakannya dengan lahap dan lagi Byounggon tersenyum.
Ini adalah kejadian langka bagi Hyunsuk karena bisa melihat ekspresi Byounggon yang sangat senang. Tanpa merasa frustasi saat dengan Hyunsuk.
"Enakkan hyung?" tanya Hyunsuk semangat.
Byounggon menatap Hyunsuk sebentar lalu kembali memakan sandwich. "Lumayan." Hyunsuk tersenyum seketika. Namun senyum itu langsung pudar saat Byounggon kembali berbicara.
"Tapi sandwich milik'nya' lebih enak darimu. Dan terima kasih telah mengingatkanku tentang'nya' karena sandwich ini." Tanpa beban Byounggon mengatakan hal tersebut.
Ekspresi Hyunsuk berubah. Ia menelan kepahitan. Lagi.
"Syu-syukurlah kalau begitu.." suara Hyunsuk saja sampai bergetar. Perasaannya campur aduk.
Hyunsuk sadar sekeras apapun ia berjuang, Byounggon hyungnya tak akan pernah melihatnya. Yang selalu dilihatnya hanyalah 'ia' seorang.
Mengingat kejadian itu, Hyunsuk tersenyum getir. Ingin sekali Hyunsuk menangis. Namun sebagai seorang pria jantan. Ia tidak akan menangis hanya karena ucapan Byounggon dan ia mensugesti dirinya sendiri kalau Hyunsuk sudah terbiasa dengan sikap Byounggon seperti itu padanya.
Namun walaupun sudah mensugesti dirinya tidak apa-apa, Hyunsuk tidak bisa seperti biasanya. Dan akhirnya tadi ia sengaja berangkat duluan dan pulang tanpa menunggu Byounggon.
Toh hari ini kan ia pasti pergi ke klub menyanyi yang berada di luar kuliahnya. Jadi dipastikan Byounggon akan pulang sekitar jam setengah delapan malam.
"Hyunsuk oppa! Belikan susu segar!" teriakkan sang adik dari dapur. Membuatnya terganggu saat menikmati menonton tv.
"Kenapa kamu tidak beli tadi?!" teriak Hyunsuk yang masih belum beranjak dari tempatnya.
Terdengar suara langkah kaki bocah dua belas tahun menghampirinya. Lalu tak lama sebuah kotak susu diletakkan di depan Hyunsuk.
Hyunsuk menghela nafas kasar. Ia tahu kenapa adik perempuannya tak langsung membeli susu saat pulang tadi, karena jawabannya simpel. Yang mengabiskan susu harus beli.
Pagi tadi Hyunsuk lah yang menghabiskan susu lebih dari dua gelas. Jadi adiknya sampai tak kebagian.
Hyunsuk menadahkan tangannya meminta uang pada adik.
"Nih!" sang adik memberikan uang pada Hyunsuk. Ketika Hyunsuk beranjak dari tempatnya untuk berganti baju. Suara adiknya membuatnya berhenti.
"Oppa!" Hyunsuk berbalik menatap sang adik dengan menaikan salah satu alisnya. "Kalau marah jangan dilampiasin ke susu ya.. lampiasin ke orang yang membuat oppa marah!"
Hyunsuk membola ia berdecak tak suka, sedang sang adik tertawa sambil guling-guling di lantai. Ia lalu segera menuju ke kamar dan segera pergi untuk membeli susu. Jika seperti ini adiknya pasti akan membullynya habis-habisan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nine Wishes - Choi Hyunsuk ✓
Random(bxb) Meski tak melihatnya. Meski tak punya kepedulian terhadapnya. Ia tetap mencoba mengabulkan apa yang diharapkan dan diinginkan oleh orang yang ia sukai. Walau ia harus menelan kepahitan. Choi Hyunsuk. Ia yakin kalau perjuangannya akan membuahka...