Cindy

4.8K 338 1
                                    


"Baiklah Ruka kau dapat duduk di bangku belakang sana." Ruka hanya menganngguk. Ruka merasa perkenalan ini merupakan perkenalan terburuk yang pernah ia lakukan seumur hidup.

***

"Baiklah anak anak pelajaran pembuatan ramuan sihir selesai sampai di sini. Dan untukmu Ruka selamat karena ramuanmu berhasil meski kamu baru pertamakali mempelajarinya." Ucap bu syio.

"Wahh Ruka kau hebat." Ucap Yui antusias. Tak Ruka sangka ia akan duduk satu bangku dengan gadis berkacamata yang sempat membuatnya lelah di depan oeh pertanyaan gadis ini saat perkenalan. Gadis itu bernama yui.

"Hehe itu mungkin aku hanya sedang beruntung." Ucap Ruka sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"nee Ruka. Apa kau ingin berkeliling? Biar aku yang antar ya? Ya? Ya?" Tawar yui sambil memasang wajah memelas dan meletakkan tangannya di depan dada seperti orang yang sedang berdoa.

"Hei selain cerewet ternyata kau juga pemaksa ya." Sambil terkekeh tak sengaja mata Ruka menangkap seorang gadis yang sedang di marah-marahi oleh empat gadis hingga menangis. Karena tak tahan Rukapun menghampiri mereka.

"Yui aku harus ke sana dulu. Tunggu sebentar di sini."

"Hei emang kau mau kemana?."

Karena Ruka tak kunjung menjawab maka yui pun mengikutinya.

"Hei kalian apa yang kalian lakukan pada gadis ini?." Tanya Ruka dengan seyuman yang di paksakan pada keempat gadis yang berpenampilan sok cantik itu.

"Siapa kau hah? Beraninya kau ikut campur dalam urusan kami." Ucap salah satu dari keempat gadis tersebut.

"Ssst Ruka sebaiknya kita jangan membuat urusan dengan mereka, mereka itu berasal dari gold class, kau tak lihat ada tiga renda di jubah mereka? Ciri tiga garis itu maksudnya mereka berasal dari Gold class, itu artinya mereka itu kuat Ruka." Yui berbisik tepat di samping Ruka. Ruka hanya mengangguk dan kemudian sebuah ide terlintas di benaknya.

"Aku anak baru disni dan aku bukan bermaksud untuk mencampuri urusan kalian hanya saja, sebelumnya aku telah memiliki urusan dengan gadis ini, maka dari itu aku ingin membawanya, apakah boleh?." Tanya Ruka dengan sedikit ramah agar tidak memancing emosi mereka. Karena Ruka tau jika ia berkelahi dengan mereka maka Ruka akan kalah besar karena ia belum memiliki kekuatan.

"Tapi sebelum itu aku ingin menghajarnya terlebih dahulu." Gadis yang tadi berbicara dengan Ruka kini dia menyeringai dan menunjukan jari telunjuknya kearah gadis yang tengah di marahi tadi. Ruka tau apa yang akan di lakukan gadis itu, gadis itu akan mengeluarkan kekuatan listriknya untuk menyetrum gadis yang di marah-marahi tadi.

Dengan refleks Ruka menarik gadis yang akan di setrum tadi, sehingga Ruka yang akan terkena serangan tadi.

"Ruka!!" teriak Yui.

Sinnggg

Ruka membuka matanya karena ia tak merasakan apapun ia malah merasakan kehadiran seseorang tepat berada di depanya dan posisi mereka sedang berhadapan.

"A-alex?. Apa yang kau- hei kau tak apa? Apakah kau yang membuat perisai berwarna hitam ini?." Ruka bertanya sambil memandang Alex dengan raut khawatirnya.

Alex tak kunjung menjawab ia hanya memandang Ruka dengan menghembuskan nafas leganya namun wajah yang Alex tunjukkan tetap datar. Alex membalikan badannya menghadap keempat gadis itu dengan tatapan sinis.

"Apa yang kalian pikirkan?." Tanya Alex dingin namun penuh penekanan di setiap katanya.

"emm i-itu Alex, k-kami hanya ingin memberi pelajaran kepada gadis itu, tapi gadis berambut putih itu berada di depannya lagipula aku hanya megeluarkan sedikit kekuatanku."

"Aku tak suka alasan kalian." Ucap Alex dingin.

"Sudahlah alex yang penting gadis ini tak terluka." Ucap Ruka menenangkan

"Kenapa kau ceroboh dan tak memikirkan apa yang akan terjadi bila kau terkena serangan tadi." Dengan gusar Alex mengacak rabutnya sendiri.

"Aku tak peduli apa yang terjadi padaku bila itu bersangkut paut dengan temanku meski sekalipun aku harus kehilangan nyawaku." Ucap Ruka tenang ' dan lagi pula aku sudah tak memiliki tujuan hidup' tambah Ruka dalam hati dan namun dapat di dengar oleh gadis yang diselamatkan oleh ruka tadi karena gadis tersebut seorang pembaca pikiran.

"Tapi kau tetap harus berhati-hati dasar bodoh."

"Terserah apa katamu, aku sedang tak ingin berdebat denganmu."

"Pergi darisini." Dengan dingin alex memandang keempat gadis yang masih berdiam diri di sana. lalu Keempat gadis itu pergi sambil menghentakkan kakinya.

"Anu.. terimakasih telah menolongku dan maaf telah membuat kalian semua teribat." Ucap gadis itu dengan rasa bersalah.

"Tak masalah. Memang tadi apa yang terjadi?" tanya yui

"Aku tadi hanya tak sengaja menabrak salah satu dari mereka tapi tiba tiba mereka langsung memarahiku."

"Ck tidak di sana tidak di sini, selalu saja ada manusia yang seperti itu." Ucap ruka gusar.

"Ngomong ngomong aku belum memperkenalkan diri. Namaku cindy."

"Namaku yui." Ucap yui dengan penuh semangat.

"Kau tak perlu engenalkan namamu yui, karena kita seudah saling kenal." Ucap cindy terkekeh.

"Aku hanya takut kamu lupa."

"Ck sekarang saja kau semangat, tapi tadi kau terus menunduk takut dan bersembunyi di belakangku." Ucap ruka yang hanya di balas cengiran oleh yui.

"namaku Ruka dan pria batu ini adalah Alex." Ruka mengatakannya dengan muka tak berdosa yang langsung di beri tatapan sinis oleh Alex.

"aku sudah tau namamu dan Alex."

"kenapa kau bisa tau?"

"karena kau anak baru yang sekelas denganku sedangkan Alex adalah pujaan setiap wanita disini."

Ruka hanya ber oh ria dan bel masukpun berbunyi

Ting tong ting tong

"Ruka sepertinya besok saja aku akan mengajakmu keliling."

"hmm baiklah. Lgipula aku harus kekelas." Ucap ruka lalu pergi meninggalkan mereka bertiga. Mempelajari sihir, ramuan, pertahanan, benda-benda ajaib, itulah yang Ruka lakukan di sepanjang hari. Guru-guru yang mengajarkan hal tersebut banyak yang merasa takjub kepada Ruka, karena Ruka yang di kenal dengan murid baru dapat belajar pesat bahkan Ruka mengalahkan murid yang di cap pintar di kelasnya, Ruka memang cepat belajar.

***

Ruka melemparkan tasnya ke sembarang arah di ruangan serba pink tersebut. Ruka memandang dirinya di pantulan cermin.

"ayah,ibu,rifan,kakak,apakah kalian percaya aku memiliki kekuatan?." Gumam ruka seolah menganggap cermin itu dapat menyampaikan kata-katanya pada mereka. Lalu beralih menatap telapak tangannya.

"mawar dan cahaya." Kekuatan yang telah ruka pelajari di sekolah dan hanya dua kekuatan itu yang boleh Ruka tujukkan kepada umum.

***

Muehehe akhirnya bisa nulis lagi setelah banyak gangguan :v. oh iya jangan lupa bagi para readers untuk selalu vote dan koment cerita ini ya.. bukannya bermaksud untuk memaksa, tapi saya membutuhkannya karena satu suara dari kalian sangat berarti bagi saya. See you next time. 

Black Shadow [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang