Table Number Twelve

222 62 91
                                    


[A/N]

Hello, old and new readers! Please read this on your free time because long story gotta stay long.

Also, I got into a lot of problem trying to keep this up so your vote is really appreciated.

Thank you, and enjoy.

.

.

.

.

-.-.-

.

.

.

.

"Ambulans," kata Doctor Lai, "cepat, saya tidak bisa menangani ini sendiri."

Pikiran Hyungseob berhenti berfungsi untuk sejenak. Insting detektifnya seolah kabur begitu saja di antara tamu-tamu yang mulai berkumpul dengan kepanikan yang mengikuti mereka.

"Minhyun! Minhyun!" panggil Choi Minki sambil mengguncang-guncang bahu pria itu.

"Hei, Anda baik-baik saja?!" Joo Haknyeon tampak mengecek keadaan Minho.

Kondisi ketiganya tampak mengenaskan. Mereka tampak tak berdaya, namun dengan raut wajah keras—tidak bisa dibayangkan seperti apa sakitnya. Mata Hyungseob beralih pada Yoo Seonho, yang terlihat paling tenang di antara ketiga korban. Ia hanya meringkuk di atas lengan Doctor Lai sambil memejamkan matanya erat-erat.

Dan di saat itu, tiba-tiba saja kepalanya seperti dikejutkan sesuatu. Otaknya dengan cepat memutar ulang semua yang ia lakukan di masa lalu. Latihan rutinnya, hari penobatannya, dan suara yang selalu mendampinginya selama ia menjalankan pekerjaan tersumpahnya hingga detik ini.

"Lakukan sesuai prosedur," bisik suara itu, "dan jangan panik."

Seketika ia sadar.

"Euiwoong! Ponselku!"

"H-hah?"

"Sembilan-satu-satu! Cepat!"

Tanpa banyak bertanya lagi, Lee Euiwoong segera merogoh saku mantel Hyungseob yang berada di sandaran kursi. Mencari sebuah telepon genggam yang ada di dalamnya.

"Hyungseob!"

"Astaga, kenapa lagi?"

"Pola sandinya?"

"Huruf W!"

Ia lalu beralih pada para tamu, mengingat mana di antara mereka yang eksekutif—astaga, mengapa hanya ia sendiri yang bertindak di saat-saat seperti ini?

"Ada yang tahu bagaimana agar petugas bisa segera mencapai ruangan ini?" ia memutuskan untuk bertanya pada semua orang. "Ini darurat!"

"S-saya punya ide!" Kang Daehwi mengajukan diri. "Biar saya hubungi pelayan!"

Lalu ia pergi meninggalkan suaminya menuju ke pintu ruang makan.

"K-kapten..."

Hyungseob segera bersimpuh di sebelah Doctor Lai ketika Seonho memanggilnya dengan suara yang begitu lemah. Tangannya kini mencengkram erat area abdominalnya.

"Officer." Ia memegang tangan Seonho. "Kau harus kuat, oke? Kau baru saja mulai, ingat segala latihan dan kerja kerasmu!"

"Pot..."

"Apa? Kenapa dengan pot, Seonho?!"

"Kita harus membuat mereka mengeluarkannya," ujar Doctor Lai tegas.

The Banquet Murder | PD101S2Where stories live. Discover now