5

7.2K 374 20
                                    

- l i m a -


recommend song : Taylor Swift - Everything Has Changed.

•••

Chanyeol bergerak gontai memegangi ujung ranjang, matanya perlahan ia buka sempurna untuk menyesuaikan dengan sinar matahari yang menelusup masuk lewat gorden kamar. Ia menggeram dan sedikit merenggangkan ototnya.

Pria itu terperangah kaget, pasalnya sekarang ia melihat sekeliling kamar yang bercorak merah marun. Seingatnya apartemennya berwarna putih susu. Apa mungkin ia dirumah si hitam Kai?

Atau Minseok Hyung?

"Yeolliee,"

Pria dengan tinggi 183 cm itu seketika membeku. Sungguh tubuh miliknya serasa kaku dan mati rasa. I-ini bu-bukan Jisoo 'kan?

Wanita cantik itu berhambur ke pelukan Chanyeol. Sungguh ia merindukan raksasanya. Chanyeol dan Jisoo memang sudah terpisah sekitar empat setengah tahun. Jisoo sendiri berpisah karna harus melanjutkan sekolahnya ke Berlin. Dan sungguh Chanyeol tak pernah bisa hilang dari bayang-bayang Jisoo.

Chanyeol membalas pelukan Jisoo walaupun rasanya tangannya sangat kaku ketika mengelus uraian rambut panjang milik wanita itu. A-apa karna selama ini ia biasa memeluk seseorang yang lebih mungil dan berambut pendek. Bahkan tidak sebahu.

Ya, Byun Baekhyun.

"Aku merindukanmu, Yeol." ujar wanita itu sambil mengeratkan pelukannya.

Chanyeol mengangguk membenarkan, "Aku merindukanmu juga, Jisoo" balasnya.

"Kau sekarang tinggal dimana? Padahal aku kembali dari Berlin sudah tiga bulan yang lalu, Yeol. Aku mencarimu! T-tapi paman Park bilang kau sudah mempunyai tunangan. Padahal saat itu aku- a-aku hanya ingin menemuimu Yeol. Aku rindu, s-sangat." wanita itu makin terisak ketika Chanyeol mengelus kepalanya lembut.

Ia hanya merindukan raksasanya, mungkin tidak lebih.

"Sudahlah, lebih baik kita makan. Bagaimana kalau kita berkeliling Seoul? Tentu kau baru beberapa bulan disini 'kan?" ujar Chanyeol.

"Tidak mau! A-aku hanya ingin memelukmu Yeol. Ku mohon, hanya sebentar." akhirnya pria yang disebut itu hanya mengangguk pasrah sambil menyunggingkan lekukan bulan sabit.

"Aku senang kau kembali, Jisoo." ucap si raksasa pelan.

•••

Luhan dan Kyungsoo sudah menekan bel pintu apartemen Chanyeol. Mereka berdua bermaksud untuk memeriksa keadaan Baekhyun dan juga sekaligus melihat keadaan kacau Park Chanyeol. Namun sudah sekitar setengah jam mereka tak kunjung mendapat respon dari si pemilik rumah.

"Apa kau yakin kalau Baek dan Chanyeol tak pergi?"
"Mungkin mereka jalan-jalan, Lu." tambah pria bertubuh pendek dengan alis mata yang tebal-Kyungsoo.

Luhan menggaruk tengkuknya, "Mungkin saja eum ta-tapi. Aniya! tapi Baek tidak mungkin pergi tanpa mengabari kita dulu 'kan?"

Kyungsoo menepuk jidatnya, "Kau fikir Baek adalah anak kita yang apa-apa harus melapor padamu atau padaku? Oh astaga, Lu. Sehun benar-benar membawa dampak negatif padamu."

Luhan menyikut perut Kyungsoo pelan, "Kenapa harus membawa-bawa Sehun?"
"Harusnya aku yang bilang kalau kau tak usah berpura-pura meninggal waktu itu. Terlebih kau adalah adiknya si sialan Park itu."

Kyungsoo mendelik tak suka, "Cih, dasar penguntit." ujarnya dengan nada dingin.

Mereka berdua langsung memasang kuda-kuda ketika pintu apartemen Chanyeol perlahan terbuka. Dan menampilkan wajah berantakan Baekhyun. Matanya sembab dan kantung matanya jelas tercetak terlebih dengan lunturan maskara yang tercetak jelas dibalik kelopak matanya itu.

Tuan dan Pelayan ✧chanbaekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang