Sesampainya di kamar, Luna mengunci pintu dan menangis. Saking lamanya menangis, dia tertidur tanpa makan malam.
Tok tok tok..
"Heh manusia, buka pintunya." teriak Merry sambil gedor pintu. Padahal Luna punya nama. Tapi Merry tidak sudi sebut nama Luna.
Tidak ada sahutan.
"Hoy, bukain pintunya." teriak Merry.
Tidak ada sahutan. Merry pun kembali ke ruang makan.
"Mana Luna?" dad melihat ke arah tangga, tidak menemukan Luna disana.
"Di kamar. Pintunya terkunci. Sudah di gedor-gedor tapi gak ada respon." Merry
"Kenapa lagi anak itu. Selalu saja bikin pusing." ketus Dad.
"Sudah dad, biar kan saja. Toh kalau lapar dia keluar dari kamarnya." Mom sambil menenangkan Dad.
"Anak itu selalu saja berulah. Bingung saya." Dad cuek sambil menyantap makanannya.
Setelah itu mereka kembali makan tanpa Luna. Kalaupun Luna makan, pasti selalu diasingkan. Biarin dia sendiri makan di dapur sedangkan keluarga nya makan di ruang makan.
Hahaha, Luna sudah biasa diasingkan. Dirinya ada, tapi tidak dianggap ada dirumah ini. Menyedihkan.
***
Bunyi alarm, menandakan pukul setengah 6. Biasanya Luna bangun jam segitu agar pergi cepat ke sekolah tanpa harus bertatap muka dengan keluarganya.
Luna pun beranjak dari kamarnya menuju kamar mandi.
Setelah selesai ritual mandi nya, Luna pun bergegas berpakaian dan keluar dari kamarnya untuk memastikan keluarganya belum bangun.
Setelah dirasakan aman, bergegas ke ruang makan untuk mengambil bekal, dan setelah itu pergi. Saat di luar rumah, Luna terkejut melihat cowo . Cowo kemarin yang mengantarnya pulang.
"Eh lo? ngapain kesini?"
"Bukannya ngucapin selamat pagi Ferdo, ini malah nanya begituan. Apa lo lupa? Gue kan sudah janji untuk ngantar jemput lo." Ferdo panjang lebar.
"Eh, hehehe, sorry." Luna menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Hmm.. gimana ya, soalnya gue ga mau ngerepotin lo."
Bukan ngerepotin, tapi gue gak mau mom gue marah lagi.
"Alahh... ga usah sungkan, gue lakuin ini tulus kok, ga pake imbalan. Yauda sekarang naik, biar cepat selesai. Nih." Ferdo, sambil memakaikan helm yang dia bawa ke Luna.
Sebelum berangkat, Luna melihat lagi ke arah rumah. Memastikan tidak ada yang melihat mereka berdua. Luna takut nanti mom nya marah lagi. Apalagi dad ada dirumah.
***
"Mom, Luna gak ada di kamarnya." lapor Merry ke kedua orangtuanta
"Palingan sudah berangkat. Lagian ngapain lo cari Luna? tumben apa jangan-jangan lo khawatir sama dia?" tanya Jerry sambil memakai sepatu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Luna
Teen Fiction(FOLLOW DULU BARU BACA. JANGAN LUPA VOTE SAIANG) Bukan anak broken home. Punya keluarga, serasa gak punya keluarga. Keluarga utuh, tapi kurang kasih sayang. Semenyedihkan ini gue sekarang. Dan itu yang buat gue mati rasa. Maaf, bukannya gue kurang...