Part 5 (End)

462 59 120
                                    

"Jaejoong ssi!"

Pria berperawakan tinggi itu menoleh ke belakang dan mendapati Jiyeon tengah berlari ke arahnya. "Eoh, Jiyeon ssi. Ada apa?" tanyanya saat gadis itu telah sampai di hadapannya.

"Ada yang ingin kutanyakan kepadamu."

Jaejoong tersenyum manis, "Tentu saja. Kau bisa bertanya apa pun kepadaku."

Jiyeon memberi isyarat kepada lelaki itu untuk mengikutinya. Tidak mungkin keduanya berbicara di tengah lorong, bukan? Mereka akan menghalangi jalan.

"Apa kau melihat Hyomin setelah kelas sejarah kemarin?" tanya Jiyeon tanpa basa-basi lagi.

Jaejoong mengerutkan keningnya. "Tidak. Bukankah dia memang tidak muncul lagi setelah kelas sejarah?"

"Jaejoong ssi... Kemarin aku melihatmu keluar dari ruang ganti perempuan," lanjut Jiyeon dengan nada hati-hati.

Lelaki itu tertawa. "Yang benar saja! Kau pasti salah lihat."

Tidak. Jiyeon yakin seratus persen Jaejoong memang keluar dari sana. "Kau bahkan mengunci pintunya setelah itu."

Jaejoong membenarkan letak tali ransel di pundak kanannya sebelum menjawab. "Untuk apa aku masuk ke ruang ganti perempuan? Aku bukan namja byuntae, Jiyeon ssi."

"Lalu, apa yang kau lakukan di sana?" kejar Jiyeon. Bagaimana pun caranya, ia harus mendapatkan jawaban dari Jaejoong pagi ini juga agar dirinya dapat memberi tahu Boram ketika waktu istirahat nanti.

Jaejoong menghembuskan napas. "Sudah kukatakan, aku tidak masuk ke sana. Kau tidak percaya?"

"Aku melihatnya dengan mata kepalaku sendiri, Jaejoong ssi. Aku tahu kau keluar dari ruangan itu lalu menguncinya."

"Itu konyol sekali, Jiyeon ssi," tampik Jaejoong.

"Ada seorang gadis yang pingsan di dalam ruangan itu."

"Benarkah?" Kedua alis Jaejoong terangkat bersamaan.

"Kim Hyomin."

Untuk beberapa saat, keduanya saling bertukar pandang.

"Apakah secara tidak langsung kau menuduhku melakukan sesuatu kepada Hyomin?" tanya Jaejoong yang dapat langsung menebak arah pembicaraan Jiyeon. "Kau sama saja dengan keluarga Kim."

"Aku hanya ingin tahu kebenarannya," jawab Jiyeon tegas, tak ingin dipadankan dengan keluarga Kim.

Jaejoong mengambil satu langkah maju mendekati gadis itu. "Apa lagi yang kau ketahui tentang itu?"

"Hyomin menghilang usai kelas sejarah, setelah menari denganmu."

"Mungkin dia masih terlena dengan tarian kami," sahut Jaejoong jahil sembari mengangkat kedua bahunya.

Jiyeon mengabaikan perkataan Jaejoong dan melanjutkan ucapannya, "Setelah kelas berakhir, aku melihatmu keluar dari ruang ganti perempuan dan mengunci pintunya. Aku masuk ke sana, Jaejoong ssi. Dan aku melihat Hyomin pingsan di dalam."

"Katamu aku sudah mengunci pintunya. Lantas bagaimana kau bisa masuk?" Jaejoong berhasil menemukan celah dari perkataan Jiyeon.

"Aku mendobraknya," jawab Jiyeon langsung. Toh tidak ada yang perlu ia sembunyikan dari pria ini. "Setelah aku masuk ke dalam, pintu tiba-tiba tertutup dan dikunci dari luar. Kau adalah orang yang memegang kuncinya."

The Signs and The TruthWhere stories live. Discover now