Suatu ketika aku menonton kisah sejarah
Yang membawaku masuk kedalamnya
Aku berjalan-jalan untuk melihat suasana disana
Terlihat para baret merah merancang siasat jahat
Sedang para pribumi berpasrah diri saja
Kulihat lagi gerombolan gerylia yang menarik perhatian
Sebuah tandu dan orang orang yang bersiap
Terpancar aura semangat merdeka
Ternyata adalah Sang Jenderal Besar
Beserta para prajurit-prajurit pemberaninya
Kusempatkan untuk bertanya-tanya pada mereka
“Mengapa pak de bersusah payah untuk berperang?”
“Saya dan prajurit pemberani sekalian harus berjuang
karna ini tanah air kita,tumpah darah Indonesia”
Setelah puas bertanya aku kembali lagi dikejauhan
Tiba-tiba gerombolan baret merah berpistol menghadang
Dengan bambu runcing,belati dan berani mereka melawan
Menghunus,menikam,berlari dan berteriak
Merdeka!merdeka!merdeka!
Ratusan biji pistol menembus raga para pahlawan
Namun tidak jiwanya
Aku pulang kembali ke kerumah
Dan melihat lagi sebuah adegan haru bangga
Si Kancil yang memperjuangkan tanah tambang
Dia diikat,diseret dan dihantam batu,perih….sakit badan ini
Namun bangga dia sekarang disana,
Tambangnya,tambang kita subur kembali
Ditanah ini,nyawa tidak semahal tambang
Indonesia harga mati