18.

1.3K 187 6
                                    

•eighteen; she is met with her•

Tidak ada yang lebih segar dari udara pada musim semi. Terhitung sejak tujuh hari lalu Hoseok yang menjelaskan semuanya kepada Saerin. Mereka sudah dekat kembali. Seperti dahulu kala.

Haha, seperti dahulu? Memangnya kalian sudah menjadi sepasang kekasih?

Semenjak itu pula, Hoseok semakin sering berkunjung ke rumah Saerin. Entah itu untuk bertemu Saerin lalu pulang, mencubit kedua pipi Saerin lalu pulang, atau sekedar untuk bermanja-manja ria dengan Saerin.

Saerin senang, tentu saja. Lagipula, hatinya masih untuk seorang Jung Hoseok. Tidak untuk yang lain. Dan Saerin berharap kalau hati seorang Jung Hoseok hanya untuknya. Tidak untuk dibagi dengan yang lain.

Silahkan Saerin, silahkan saja untuk menciptakan ekspetasi tinggi kepada Jung Hoseok. Sana, berharap saja padanya.

"Saerin! Astaga, ini sudah pukul delapan pagi dan kau tidak ingin bangun?! Hoseok sudah dibawah sejak satu jam yang lalu, kau tahu?!" Seungwan berteriak didepan pintu putih gading tersebut. Ia kesal ketika ia ingin memutar kenop pintu, ternyata pintu dikunci dari dalam.

Saerin tidak ingin hidungnya dijepit lagi.

Bruk!

"Aduh sial, badanku. Sebentar dulu, aku akan segera turun," balas Saerin dari dalam kamar. Sempat terdengar suara benda atau mungkin seseorang jatuh dari dalam, dan Seungwan tidak peduli akan hal itu.

"Lima belas menit kau tidak turun, tidak akan aku izinkan kau untuk bertemu dengan Hoseok," ancam Seungwan yang kemudian berlalu dari kamar adiknya.

Iya, Seungwan senang sudah bisa dekat lagi dengan Saerin, namun sifat adiknya yang satu ini membuat Seungwan kesal setengah mati. Ingin rasanya Seungwan mendobrak pintu Saerin dan mencubiti kedua pipi gembil Saerin.

Seungwan turun kebawah dan langsung menuju ke arah dapur. Ia akan memanaskan sarapan untuk Saerin. Sekesal-kesalnya Seungwan pada Saerin, ia tentu masih menyayangi adiknya.

Sampai tiba-tiba, sebuah lengan merangkul pundaknya. Seungwan sempat menegang sebentar dan kembali rileks, ketika melihat Yoongi adalah pelakunya. Wajah Yoongi sudah mendekat ke arah wajah Seungwan dan melayangkan kecupan di pipi kiri Seungwan.

"Hei sayang, jangan cemberut gitu, nanti bibirmu jatuh," goda Yoongi sembari terkekeh yang memperlihatkan gummy smile miliknya.

Hai Seungwan, apa kabar dengan hatimu?

"Pergi sana, kau--"

Cup.

"Hei hei hei, jangan berbuat mesum di wilayah rumahku. Batas suci," peringat Saerin sembari memisahkan Yoongi dengan Seungwan.

Seungwan berdecak kesal, "Heh bocah, kau tidak ingat siapa yang dua hari berpelukan di ruang tengah sembari tidur disofa? Kau pikir itu siapa? Dirimu pada masa lalu begitu, iya?" sarkas Seungwan yang membuat Saerin terkekeh dengan canggung.

"Ah itu, siapa ya? Hehe," cengir Saerin sembari berjalan ke arah ruang tamu, mungkin untuk bertemu dengan Hoseok. Yoongi hanya bisa tertawa melihat interaksi antara Kakak-Adik tersebut.

Sunshine ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang