VILLA (1) / lo mau kan jadi pacar gue?

96 13 2
                                    

"Villa!! "

"ayahh!! ayah!!! Ayaaaaah!! "

"Villaa!!"

"Villa takut yah.. Villa takut sekali"

"Ada ayah sayang... Ada ayah disini.. Tenang ya..."

..

Potongan kecil itu saja mampu mendatangkan bulir basah di ekor mata seorang Villa. Ya. Belakangan ini Villa memang sering sekali bermimpi yang aneh aneh. Yang lebih aneh lagi Villa sama sekali tidak mengerti arti semua mimpi itu. Dia justru merasa tidak pernah mengalami hal seperti itu sebelumnya. Semua ini terlalu rumit untuk Villa. Dia memilih mengikuti saran papanya untuk mengabaikannya saja. Mungkin itu hanya efek tak terduga dari kecelakaan yang dialaminya 2 tahun silam.

"sayang.. Kok bete gitu sih mukanya. Kamu ada masalah? " mama khawatir sekali melihat wajah Villa yang ditekuk. Biasanya anak kesayangannya itu selalu tampil ceria. Villa jadi merasa tidak enak karena pagi pagi sudah membuat mamanya cemas dengan keadaanya.

"ma... Tadi Villa bermimpi lagi. Villa ingin melupakamnya tapi-"

"Papa kan sudah bilang, itu pasti karena kecelakaan kamu 1 tahun lalu sayang."

"iya pa"

"jadi bagaimana tawaran papa? "

Villa menghentikan aktivitasnya mengoles selai mangga ke roti.

1 minggu yang lalu papanya menawarinya untuk magang di perusahaannya sendiri. Itu tentu tawaran yang menarik. Dengan begitu Villa tidak perlu kerja keras dan merasa tertekan seperti karyawan magang lainnya. Namun cara fikir anak yang satu ini sedikit berbeda. Dia lebih ingin magang di perusahaan lain, dengan begitu dia akan bekerja selayaknya karyawan tanpa dipandang sebagai anak pemilik perusahaan. Menurutnya itu lebih nyaman. Jika memungkinkan Villa juga ingin menyembunyikan identitasnya sebagai puteri semata wayang dari keluarga Wijaya, pemilik perusahaan yang cukup besar di tanah air. Waktu kelulusan tinggal menunggu hari nya saja. Sementara Villa sudah janji akan menjawab pertanyaan papa di hari kelulusan.

"Villa masih tetap ingin magang di perusahaan lain pa"

"Villa"

"Pa... Villa cuman pengen-"

"Villa. Papa hanya ingin yang terbaik buat putri papa. Papa akan kasi kamu waktu untuk berfikir sampai hari kelulusan kamu" Raut wajah kecewa terpancar dari wajah Hagata Wijaya, papa dari Villa Aginta Wijaya. Anaknya terlalu keras kepala dan dia hanya tidak ingin Villa menyesalinya suatu saat nanti. Villa adalah penerus satu satunya perusahaan milik papanya. Pak Wijaya ingin sekali jika Villa bisa memanfaatkan waktu magang ini untuk mempelajari perusahaan yang didirikan oleh kakeknya selama puluhan tahun.

__

"yaudah kalo gitu Villa berangkat dulu ya ma" Villa dan papanya keluar rumah selesai sarapan. Setiap pagi Villa selalu diantar oleh papanya. Yah sekalian berangkat ke kantor. Andai Villa tahu papa dan mamanya sangat mengasihinya. Namun entah kenapa anak itu cenderung menutup diri. Apa yang sebenarnya terjadi dengan Villa?

"Villa!!!" begitu turun dari mobil, Villa langsung disambut oleh sahabatnya Anas dan Vona. Hampir saja cewek itu terjatuh karena kedua sahabatnya itu berlomba memeluk tubuhnya. "yaampunn kalian itu apa-apaan sih."
Rintih Villa yang berusaha menyeimbangkan tubuhnya.

Villa Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang