.
.
.
Tanpa pikir panjang, Bastian langsung menelfon Mamahnya dinda. Namun sayang sekali, duakali, tigakali dan sial berkali-kali...,handphone milik Diana offline. AH SIAL! Harus bagaimana Bastian sekarang? Terlintas dipikirannya. Ia harus mencari pelaku yang telah menabrak dan menyebabkan dinda menderita seperti ini.Bastian langsung keluar dari rumah sakit itu dan menyalakan mesin motornya, dengan cepat dia menghilang begitu saja. Informasi yang dia dapatkan harus dari sumber yang tahu semuanya. Ah dia ingat dengan kedua temannya dinda. Iya betul Dea&Intan. Mereka pasti tahu semuanya.
Bastian berhenti disebuah caffee yang tidak jauh dengan rumah sakit itu, ia mencoba menghubungi kedua teman dinda dan memintanya untuk bertemu dengannya di caffee tersebut.
Setelah cukup lama menunggu kehadiran dua wanita itu. Akhirnya mereka pun datang dan saling berjabat tangan dengan Bastian. Pertanyaan demi pertanyaan Bastian lontarkan, dan akhirnya ! Dia mendapatkan semua jawaban dari setiap pertanyaan nya itu.
"Makasih banget! Gue harus cepet-cepet kerumah si Bajing*an itu." Bastian langsung meninggalkan Dea&Intan yang 15menit tadi baru sampai di tempat itu.
"Jadi... Kita harus ngapain De?." tanya intan dengan bingung.
"Em kita ngapain ya.. Hm, ohiya itu ka Bastian naro uang 5 lembar seratus ribuan apa ya maksudnya?." Ucap dea sambil menatap dan menunjukkan uang yang bastian simpan di atas meja no5 itu.
"Itu.. Maksudnya? Buat kitalah!." Gubris Intan sambil nyengir kegirangan.
-
"Beg*! Anj*ng! Sialan!!! Keluar lu tol*l!." Terdengar suara teriakan didepan rumah Rangga membuat semua orang yang ada dirumah itu merasa terganggu.
"Apa-apaan kau anak muda!!!." Sentak seorang lelaki tua yang keluar dari rumah itu. Nampaknya dia adalah Ayahnya rangga, yang tidak tahu apa-apa.
"Permisi om! Saya mau mencari seorang laki-laki yang tidak bertanggung jawab." Teriak Seno.
"Kau sudah gila?!."
"Saya tidak gila om, tapi saya Seno." Yah... Ampun seno! Saya kira Bastian.
Tiba-tiba keluar seorang lelaki dengan raut wajah seperti orang ketakutan.
"Sini kau!!!" Sentak Seno kepada Rangga yang baru saja keluar.
Tidak lama kemudian, terdengar suara motor berhenti di depan halaman rangga. Dan itu Bastian..
Habislah kau rangga..
Seno dan bastian saling melirik satu sama lain, ada yang aneh disini. Tapi tujuan mereka sama, yaitu ingin menghabisi rangga.
"Eeeeeeeeeehhh, ehhhhhhhhh, ada apppaaaaaa iniiiiiiii..." Tiba-tiba saja ada suara wanita yang merasa risih dan shok melihat keadaan rumah nya menjadi begitu bising. Itu adalah mamah nya Rangga, katanya ibu-ibu ter'bawel'sekomplek nya.
Ah, seno dan bastian pasti bakalan kalah kalau lawan tanding nya ibu-ibu perumahan.
"Mamah, gapapa. Ini urusan Rangga." ucap rangga sambil mengusap bahu mamahnya.
Rangga pun pergi meninggalkan rumahnya, sembari membuntuti motor seno dan Bastian yang sudah menduluinya.
Ini memang menegangkan bagi seorang ibu, apalagi sudah menyangkut anak nya. Tapi mau bagaimana lagi, rangga adalah seorang lelaki. Dia memang harus, wajib hukumnya untuk bertanggung jawab atas apa yang dia lakukan. Aduh! Kaya yang ngehamilin anak orang aja.
Mereka berhenti disuatu tempat yang sepi dan hanya ada pepohonan yang tinggi. Seno langsung turun dari motornya dan mulai menghantam habis-habisan wajah Rangga. Dengan sangat kesal pukulan demi pukulan dia lakukan kepada rangga yang hanya pasrah dan terdiam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wrong love
Teen Fiction-------------------------------------------- "Apakah ada yang tahu bagaimana rasanya mencintai seseorang yang tidak boleh dicintai? Aku tahu." -------------------------------------------- "Kita berdua mungkin punya kesamaan, yaitu kita sedang sama-s...